Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Tantangan adalah Peluang, Jangan Menghindar

27 Oktober 2021   06:24 Diperbarui: 2 November 2021   00:55 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menjawab tantangan dan kepemimpinan. (sumber: Dok. Shutterstock via kompas.com)

Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Rasulullah SAW. Ini sunatullah. Kodrat alami. Suratan takdir. Namun demikian, kita harus meyakini bahwa setiap manusia dilahirkan dengan potensi. Potensi itu baragam dan unik.

Terlepas dari banyaknya kelemahan atau kekurangan yang saya miliki, saya yakini, bahwa sebagaimana manusia lain, saya juga memiliki kelebihan yang barangkali tidak dimiliki orang lain. 

Sedangkan kelemahan yang saya miliki, bisa diatasi lewat kelebihan yang dipunyai oleh orang lain. Di situlah keunikan individual. Oleh sebab itu, berinteraksi dengan orang lain sebagai makhluk sosial sangat penting. Kita bisa hidup berdampingan dengan saling melengkapi.

Dari sejak di bangku sekolah saya terbiasa ikuti aneka kegiatannya, mulai dari baris-berbaris, Pramuka hingga jadi petugas bendera. Di luar sekolah, saya gabung dengan teman-teman yang belajar di Pondok Pesantren. 

Di sekolah, saya banyak mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS, meskipun sebenarnya kurang menarik bagi saya secara pribadi. Barangkali lantaran seringnya terlibat dalam banyak kegiatan ini sehingga acapkali saya ditunjuk sebagai Ketua Kelas, OSIS atau kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler lain.

Mengikuti kegiatan seperti ini lambat laun bisa sangat bermanfaat guna mempertajam rasa percaya diri, mengikis rasa minder. Kalaupun saya pernah meraih prestasi belajar di kampus, sebenarnya bukan karena IQ yang tinggi. 

Terlebih, dengan seringnya mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini, terlibat banyak dalam aktivitas ekstra kurikuler, membuat wawasan bertambah luas, kemampuan analisa dan berbicara meningkat, dengan sendirinya memberi nilai tambah dalam kedisiplinan. Kedisiplinan inilah yang pada gilirannya menjadikan orang-orang yang biasa saja bisa berprestasi dalam pendidikan dan karirnya. Ala bisa karena biasa pepatah menyebutnya.

Lambat laun, saya rasakan hikmahnya hingga memasuki dunia kerja.

Kalaupun tidak pasti, saya senantiasa berusaha untuk menerima berbagai macam penugasan saat di bangku sekolah. Kalau saya mampu melakukannya, itu bukan karena saya pintar. 

Melalinkan  kemungkinan karena dengan bantuan orang lain, saya pernah melakukannya. Sebaliknya, jika tidak bisa, pasti akan ada cara menyelesaikan persoalannya. Bertanya pada teman-teman yang pernah mengerjakan, senior atau pada guru merupakan salah satu solusinya. Kunci ini sangat efektif dalam menanggulangi rasa kurang percaya diri atau ketidakmampuan dalam menjalankan sebuah tugas-tugas baru, baik ketika studi atau di tempat kerja.

Pernah dalam suatu event seminar, saya dipanggil untuk maju ke depan dan berbicara dalam bahasa Inggris. Padahal, sungguh, kemampuan Bahasa Inggris saya belepotan. Namun saya tidak mau mundur. Saya tetap maju dan melakukan apa yang diminta oleh pembicara. Yang penting saya mencoba. Kalaupun nanti tidak bisa, minimal saya akan dapat pengalaman berdiri di depan publik. 

Soal kekurangan, memang sejatinya manusia selalu kurang atau tidak ada yang sempurna. Saya harus banyak belajar dan belajar. Alhamdulillah saya hanya diminta untuk memperkenalkan diri dalam Bahasa Inggris. 

Yang ini, saya sudah kuasai. Alhamdulillah akhirnya saya bisa tampil dengan baik. Jujur saja, saya nol besar dalam bahasa Inggris. Para peserta tepuk tangan, dikira bahasa Inggris saya bagus. Padahal, hanya itu yang saya bisa. Hahaha........

Saat kuliah, di penghujung semester akhir, saya pernah ikut serta dalam ajang pemilihan Ketua Ikatan Mahasiswa Keperawatan se Aceh. Merasa ini adalah tantangan baru, saya mengikutinya. 

Dengan banyaknya dukungan teman-teman, bukan karena kemampuan saya sebenarnya, tetapi lantaran melubernya support rekan-rekan yang membantu, saya lolos dan terpilih. 

Semula menurut saya ini tugas berat yang saya merasa pesimis bisa melakukan. Namun karena prinsip bahwa dengan kerjasama yag baik saya bisa melakukannya, everything goes on well......

Personal Collection: Jangan harap bisa renang jika tidak mau masuk kolam/dokpri
Personal Collection: Jangan harap bisa renang jika tidak mau masuk kolam/dokpri

Friends.....

Pengalaman lain yang menarik lainnya adalah sesudah wisuda, di mana saya diminta untuk menjadi seorang trainer Hypnotherapy basic. Ini bagi saya merupakan tantangan luar biasa. Bagaimana tidak? Pesertanya senior, ada yang jabatannya sebagai dosen, kepala ruangan, supervisor dan lain-lain. Kayaknya saya merupakan yang termuda. 

Untungnya, saya mendapatkan dukungan sebelum melakukannya. Alhamdulillah pelatihan perdana ini berlangsung dengan lancar. Berawal dari sinilah kemudian saya bisa melakukan pelatihan-pelatihan berikutnya dengan percaya diri. Bukan karena saya piawai, terlebih ini semua merupakan bagian dari sebuah tantangan yang selalu menghadang di depan mata.

Puncak tantangan terbesar yang pernah saya hadapi adalah ketika mendapatkan tawaran kerja yang saya tidak punya pengalaman di dalamnya. 

Yang saya lakukan adalah mempersiapkan CV dengan baik, mengidentifikasi daftar pertanyaan yang kemungkinan muncul, menyusun jawaban serta berlatih menjawab interviewnya. Empat langkah ini saya lakukan. 

Hasilnya luar biasa hasilnya......sepertinya pihak HRD terkesan. Guna kepentingan ini memang butuh campur tangan, bimbingan serta arahan senior yang berpengalaman. Ini semua saya lakukan. Alhamdulilah saya lolos............

Di tempat kerja, I will never say 'NO!' terhadap semua bentuk penugasan yang ditawarkan, sekalipun itu sifatnya voluntarily, sekarela. Tidak tahu, tanya. Tidak mampu, minta tolong. Itu saja. Ada kesalahan, itu biasa. Kita bisa menyempurkanan tugas karena pernah berbuat salah.

Setiap kegiatan pada dasarnya adalah pengalaman baru yang sangat berharga selama proses pembelajaran. Baik sebagai individu, profesi maupun karyawan perusahaan. 

Setiap tantangan baru tidak ubahnya ilmu yang tidak semua orang mendapatkannya secara gratis. Sebaliknya, sikap menolak adalah bentuk ketidakmampuan diri yang pada gilirannya membuat orang lain tidak bakal memberikan lagi kesempatan pada kita di masa mendatang.   

Pelajaran yang ingin saya bagikan kepada teman-teman, khususnya yunior adalah, tidak perlu merasa malu, minder atau rendah diri hanya karena merasa ada kekurangan yang kita miliki. 

Untuk melakukan pekerjaan yang sulitpun, selalu ada solusinya. Jangan tolak. Tanyakan kepada senior atau orang lain yang berpengalaman, mintalah bantuannya. Mungkin ada yang menolak. Santai saja. The incredible is, tidak jarang mereka akan dengan senang hati mengulurkan tangan guna membantu kita.

Intinya, setiap peluang dalam hidup ini sayang sekali jika dilewatkan hanya karena kita merasa tidak mampu melakukanya.....Take it!

Aceh, 27 October 2021
Ridha Afzal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun