Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanpa Etika di Dunia Maya, Reputasi Bisa Runyam

28 Maret 2021   07:48 Diperbarui: 28 Maret 2021   07:52 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekan lalu, tiba-tiba di WhatsApp saya muncul sebuah pesan dari orang yang tidak saya kenal, menanyakan apakah ada peluang kerja. Karena tidak ada salam, tidak ada 'ketuk pintu', tidak ada sapa serta perkenalan (dia hanya sebut saya "Bos", padahal saya bukan Bosnya), kontan saya bertanya: "Anda ini siapa, tanpa salam tanpa sapa, tiba-tiba bertanya.

Tetapi saya tetap berusaha untuk tetap bersikap baik dengan menjawab pertanyaannya. Eh..dianya marah. Kemudian diblocked pesan saya. Padahal, ini ibarat rumah, saya adalah tuan rumah, yang berhak tahu siapa 'tamu' saya.

Adabnya, tamu harus mengetuk pintu, memperkenakan diri jika belum kenal, baru kemudian menyampaikan tujuan jika bertandang ke rumah orang lain. Kalaupun ada 'pelanggaran' terhadap adab tersebut, mestinya yang 'marah' adalah tuan rumah, bukan sang tamu. Dalam kasus saya ini kebalik. Tamunya yang marah. Lho, gimana sih?

Itulah pentingnya mengetahui etika atau Adab dalam bertamu, berkomunikasi, atau apapun namanya. Mau di dunia nyata atau di dunia maya. Kalau dalam dunia nyata tidak sopan, dalam dunia mayapun sama, yakni tidak sopan pula.

Ini bisa dimaklumi terjadi, karena orang menggunakan gadget dan mengarungi dunia maya umumnya tanpa pelatihan, tanpa wokshop tanpa ilmu. Sehingga kesalahan umum seperti di atas dianggap biasa saja. Padahal, setiap aspek komunikasi, apakah itu pemberi pesan (komunikator), penerima pesan (komunikan) atau bentuk pesan (messages), semua ada aturannya.

Persis kayak kita berkomunikasi dalam dunia nyata. Ada etikanya. Melanggar salah satu aspek ini akibatnya bisa berbahaya, karena menyangkut nam baik. Kita bisa dianggap tidak sopan, tidak punya etika, kurang professional, dan lain-lain, hanya karena masalah yang sebetulnya sangat sepele.

*****

Sekiar 80% pesan yang masuk di WA atau FB saya, dari orang yang tidak saya kenal, melakukan pelanggaran ini. Artinya, mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, tentang etika dalam dunia maya ini. Atas nama waktu, atas nama memperpendek pesan atau atas nama lainnya, mereka sampaikan pesan tanpa introduction. Siapapun orangnya pasti tidak suka. Kecuali saling mengenal. Padahal, yang sudah saling kenal saja, saat bertamu tetap mengedepankan etika, adat istiadat serta sopn santun.

Bayangkan, jika Anda terima tamu, katakanlah teman dekat, tiba-tiba nyelonong, masuk rumah, tanpa ngebel, tanpa salam, kemudian menyapa: "Ridha.......boleh aku pinjam uang?"

Lho, emangnya saya ini Bank?  Betapapun dia sahabat saya, pasti tidak demikian cara bersikap. Anehnya, teman-teman banyak yang tidak paham akan hal ini. Kalau diingatkan, malah marah.

Pada kasus saya diatas, dia malah bilang "saya blocked". Aneh kan? Yang salah yang ngebloked. Mestinya yang marah dan ngebloked dia itu saya, tuan rumah, bukan sang tamu.

Itulah kenyataan yang sering kita temui dalam dunia maya ini. Kadang-kadang saya coba untuk mengerti, dan saya abaikan terkait etika ini. Namun terkadang juga rishi. Makanya saya coba untuk mengingatkan. Apakah dosa?

Ini bukti bahwa pembelajaran etika komunikasi dalam dunia maya sangat dibutuhkan dan perlu diajarkan saat sekolah. Saya berkesimpulan latar beakang terjadinya pelanggaran etika ini karena tidak adanya mata kuliah terkait ini selama masa pendidikan. Padahal, abad kita sudah beda. Di abad Revolusi Industri 4.0 ini, etika komunikasi Online, sangat penting dan menjadi kebutuhan.

Susahnya, jika kita menghadapi orang yang tidak mengerti. Diingatkan malah marah. Seolah kita yang ngingatkan punya hutang.

Komunikator, komunikan dan pesan semua ada aturannya. Persis seperti dalam kehidupan nyata. Bedanya dalam dunia maya, kita bisa kirim pesan setiap saat, tidak sama dengan bertamu yang harus diketahui waktu bertamunya. Bertamu pada jam Maghrib, jam makan, jam istirahat atau waktu orang sudah tidur misalnya, tidak dianjurkan. Tetapi kirim pesan di dunia maya setiap saat boleh.

Membaca pesan pun bisa kapan saja. Di tempat kerja kami dulu, diharapkan dalam waktu sehari, pesan sudah harus dijawab. Jadi etikanya, menjawab pesan pun, jangan berlama-lama untuk menghargai pengirim pesan.

Isi pesan pun harus diperhatikan. Ada pesan yang sifatnya umum, ada yang pribadi. Kayak kirim parcel, membungkusnya juga ada seninya. Barang-barang yang mudah pecah, harus dibungkus rapi. Pesan yang bisa menimbulkan konflik, rawan, atau sensitive, perlu hati-hati saat mengirimnya.

Singkatnya, jika belum tahu, pelajari. Ilmu komunikasi dunia maya saat ini sangat dibutuhkan guna menjaga reputasi kita. Jika tidak hati-hati, nama baik bis runyam hanya karena masalah sepele yang bisa menyebabkan salah pengertian.

Jangankan teman, saudara saja bisa rusak hanya karena Facebook, WhatsApp atau Instagram. Padahal, tadinya kita tidak sengaja.

Happy Weekend.....     

28 March 2021

Ridha Afzal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun