Itulah kenyataan yang sering kita temui dalam dunia maya ini. Kadang-kadang saya coba untuk mengerti, dan saya abaikan terkait etika ini. Namun terkadang juga rishi. Makanya saya coba untuk mengingatkan. Apakah dosa?
Ini bukti bahwa pembelajaran etika komunikasi dalam dunia maya sangat dibutuhkan dan perlu diajarkan saat sekolah. Saya berkesimpulan latar beakang terjadinya pelanggaran etika ini karena tidak adanya mata kuliah terkait ini selama masa pendidikan. Padahal, abad kita sudah beda. Di abad Revolusi Industri 4.0 ini, etika komunikasi Online, sangat penting dan menjadi kebutuhan.
Susahnya, jika kita menghadapi orang yang tidak mengerti. Diingatkan malah marah. Seolah kita yang ngingatkan punya hutang.
Komunikator, komunikan dan pesan semua ada aturannya. Persis seperti dalam kehidupan nyata. Bedanya dalam dunia maya, kita bisa kirim pesan setiap saat, tidak sama dengan bertamu yang harus diketahui waktu bertamunya. Bertamu pada jam Maghrib, jam makan, jam istirahat atau waktu orang sudah tidur misalnya, tidak dianjurkan. Tetapi kirim pesan di dunia maya setiap saat boleh.
Membaca pesan pun bisa kapan saja. Di tempat kerja kami dulu, diharapkan dalam waktu sehari, pesan sudah harus dijawab. Jadi etikanya, menjawab pesan pun, jangan berlama-lama untuk menghargai pengirim pesan.
Isi pesan pun harus diperhatikan. Ada pesan yang sifatnya umum, ada yang pribadi. Kayak kirim parcel, membungkusnya juga ada seninya. Barang-barang yang mudah pecah, harus dibungkus rapi. Pesan yang bisa menimbulkan konflik, rawan, atau sensitive, perlu hati-hati saat mengirimnya.
Singkatnya, jika belum tahu, pelajari. Ilmu komunikasi dunia maya saat ini sangat dibutuhkan guna menjaga reputasi kita. Jika tidak hati-hati, nama baik bis runyam hanya karena masalah sepele yang bisa menyebabkan salah pengertian.
Jangankan teman, saudara saja bisa rusak hanya karena Facebook, WhatsApp atau Instagram. Padahal, tadinya kita tidak sengaja.
Happy Weekend..... Â Â Â
28 March 2021
Ridha Afzal