Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Plus Minus Perawat Homecare

26 Maret 2021   06:00 Diperbarui: 26 Maret 2021   08:32 1471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan Homecare bersama klien di Malang (Personal Collection)

Saya sebenarnya sedih banget membaca banyak keluhan perawat muda akhir-akhir ini tentang peluang kerja dan besarnya penghasilan mereka. Mereka bisanya kalau tidak menyalahkan Pemerintah, yang disalahkan ya...organisasi profesi.

Padahal mereka paham bahwa yang membuat mereka dibayar, apakah murah atau mahal adalah kerja keras. Kerja keras tidak pernah mengkhianati upah. Mereka yang bekerja keras otomatis akan mendapatkan penghasilan ganda. Sebaliknya yang malas bekerja tidak bakal mendapatkan upah.

Yang bijak adalah, tidak menyalahkan siapa-siapa saat kita dibayar murah. Karena jalan keluarnya jelas: ganti pekerjaan, pindah kerja atau mencari lagi peluangnya. Pasti ada dan terdapat di mana-mana.

Salah satu jalan keluar yang jitu untuk profesi seorang perawat adalah menjadi Homecare Nurse atau Caregiver. Bedanya, Homecare Nurse untuk posisi perawat yang sudah teregistrasi, sedangkan Caregiver tidak.

***** 

Jauh sebelum saya memperoleh kerja mapan, saya lakoni kerja sebagai Homecare Nurse. Menjalani pekerjaan ini, senang-senang susah. Senangnya, kita 'bebas' naruh harga berapa pantasnya dibayar. Business is business. Namanya juga pekerjaan. Seorang professional tahu harga. Justru jika tidak menaruh harga, itu tidak professional. Makanya, biasa saja menyikapi tentang harga. Murah dan mahal itu relatif.

Bagi pasien keluarga kaya, tidak mengenal istilah mahal. Mereka yang komentar mahal terhadap besarnya jasa seorang Homecare Nurse itu umumnya 'pelit'. Mereka tidak paham bagaimana kerja seorang Homecare Nurse.

Menjalani profesi ini, kita bisa nego bebas dengan pasien/klien atau anggota keluarganya. Kita tawarkan kriteria atau syarat-syaratnya. Keluarga yang akan memutuskan. Karena mereka punya pilihan, mau rumah sakit, panti jompo, kunjungan rumah (home visit) atau homecare. Semua ada harganya, kayak barang. Tidak ada yang gratis.

Kita berikan layanan yang baik, kita berikan secara tertulis apa yang harus mereka siapkan demi kelancaran layanan keperawatan. Kita juga tawarkan tugas, tanggungjawab serta hak-hak kita sebelum tercapai kesepakatan. Berapa jumlah jam kerja, apa saja layanan yang mereka minta, serta hak dan kewajiban, baik klien maupun perawatnya. Very simple. Sesudah itu diskusikan kapan ketemu pasien untuk dilakukan assessment.

Kalau soal berat ringannya pekerjaan, bergantung pada jenis, masalah serta keluhan yang dihadapi klien.

Saya pernah nonton sebuah film berjudul Fundamentals of Caring, sebuah portret yang bagus tentang seorang Caregiver, yang dibintangi oleh  Paul Rudd dan Craig Roberts. Perawatnya lulusan pendidikan Caregiver selama hanya 3 bulan kursus di USA. Pasien yang dirawatnya menderita gangguan keseimbangan, sehingga dia tidak mampu memenuhi kebuthan dasarnya. Karena itu dia butuh bantuan seorang Caregiver.

Pasien tersebut berasal dari keluarga biasa saja menurut rata-rata orang Amerika. Gaji Caregivernya $9 per jam atau sekitar Rp 126.000/jam. Sehari bisa mencapai Rp 3.000.000. sebulan bisa dapat Rp 100 jutaan. Bayangkan, itu Caregiver, bukan perawat. Makanya jangan heran di USA, perawat itu makmur dan masuk dalam daftar professional kelas atas.

Saya pernah bekerja paruh waktu sesuai permintaan keluarga pasien. Datang kerja selama 4 jam, pulang empat jam sesudahnya. Tidak pula setiap hari. Sesuai dengan kesepakatan. Semua peralatan disediakan oleh keluarga. Kita hanya bawa alat-alat untuk mengukur Tekanan Darah atau Suhu. Memang harus memiki keterampilan dasar perawat termasuk mengukur kadar Gula Darah atau Kolesterol atau Asam Urat atau fisioterapi, jika dibutuhkan. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Mengenal transcultural. Tahu bagaimana mengatasi gawat darurat jika suatu saat pasien tiba-tiba tidak bernafas. Memiliki pelatihan BLS atau BTCLS sangat membantu. Semua itu ada harganya. Jangan minta dibayar mahal, tetapi keterampilan minimal.

Kenangan Homecare bersama klien di Malang (Personal Collection)
Kenangan Homecare bersama klien di Malang (Personal Collection)

Memang tidak semua keluarga klien bisa mengerti atau bisa diajak kerjasama. Ada yang sangat ramah, ada yang rewel. Rewel itu wajar karena mereka ingin klien/pasien mendapatkan yang terbaik. Jika menghadapi keluarga seperti ini, kembalikan kepada kesepakatan. Biasa saja, tidak perlu upset. Itulah risiko jadi Homecare Nurse.

Jika ada konflik, kembalian kepada perjanjian yang tertulis. Makanya jangan lupa: mencatat apa yang kita lakukan dan melakukan apa yan kita catat. Itu prinsip dasar Homecare. Itu untuk bukti. Sangat penting dari sisi kerja.

Ongky, seorang perawat kita yang saat ini ada di Brunei Darussalam, perawat Homecare yang juga punya anak buah (Caregiver). Keren kan? Di kita, kadang Homecare itu diperlakuan seperti (maaf) ART. Jika seperti ini, perlu dikomunikasikan lagi terkait tugas dan tanggungjawab. Makanya selalu dan harus ada perjanjian tertulis apa yang dibutuhkan oleh klien dan apa yang menjadi tanggungjawab serta tugas perawat.

Ongky tentu saja dibayar mahal. Bisa 3 kali lipat perawat Homecare di Jakarta. Kerjanya tidak berat-berat amat. Apalagi ada pembantunya dua orang. Tapi jangan kaget, Ongky kerja di bawah CCTV kayak sebagian besar keluarga kaya di Jakara juga demikian.

Lain Ongky, lain Hambali yang pernah ikut orang Jepang di Lombok. Orang Jepang, biar 5 menit, dihitung kerjanya. Bahkan satu menit pun dlihat oleh mereka.  Etos kerja orang Jepang, Eropa, Arab dan Indonesia (Melayu) berbeda. Orang Arab rata-rata menganggap perawat Homecare tidak jauh beda dengan Caregiver bahkan ART. Memang tidak semuanya. Ini harus jelas di awal sebelum memulai kerja. Perawat juga harus paham dengan semua syarat administrasinya, jangan asal terima karena dibayar kemudian ternyata ada konflik di tengah-tengah kerja. Ini yang sering terjadi. Bahaya kan?

Orang Indonesia tergolong sangat fleksible. Tidak seperti Taiwan, Hongkong atau Jepang yang sangat kaku dan rinci banget. Orang Barat juga hitungan. Namun tidak sedikit mereka yang penuh pengertian. Hanya saja prosedur tetap prosedur. Jadi perawat harus paham tentang Don'ts dan Do's ini, apa yang boleh dan yang tidak boleh dikerjakan.

Jika memahami ini semua, kerja di Homecare sangat nyaman. Bisa digunakan sebagai Part time job atau Full Time jobs, tidak masalah. Keduanya bisa memberikan penghasilan yang menjanjikan. Khususnya bagi mereka yang belum memilikipekerjaan tetap, Homecare bisa jadi jawabannya.

Have a nice day.....

26 March 2021

Ridha Afzal   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun