Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pak Presiden, Negeri Ini (Tampak) Kaya

21 Maret 2021   07:57 Diperbarui: 21 Maret 2021   08:18 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Utang bukti belum sejahtera (Source: Pikiran Rakyat.com)

Kalau soal kekayaan, apa yang tidak ada di negeri ini? Ibaratnya, biji mangga dilempar saja akan tumbuh. Apa yang tidak kita miliki? Mulai dari emas, minyak, batubara, nikel, hingga sayuran Cabe dan Kangkung. Semuanya tersedia di Indonesia. Tetapi rakyat kecil seperti kami ini tidak mampu berfikir atau memahami, bagaimana mungkin kita bisa punya utang sebesar Rp. 6.233 Trilliun hingga Februari 2021 ini (Kompas, 26/2/2021)? 

Kita masuk dalam daftar 5 negara dengan jumlah utang terbesar di dunia sesudah India, Rusia, Meksiko dan Turki. Saya tidak bisa mencerna, sekalipun sejumlah alasan statistic dikemukakan bahwa kita utang itu untuk kepentingan: perbaikan derajat kesehatan, infrastruktur, ketahan pangan, pembangunan serta peningkatan indeks pembangunan manusia (Hubungan Internasional, 23.03.2020). Rakyat kecil kayak kami ini, memiliki defisini yang sangat sederhana. Bahwa rakyat sejahtera itu adalah yang tidak punya utang. Titik.

Pengemis Jalanan, Portret Kemiskinan (Source: Pikiran-Rakyat.com).
Pengemis Jalanan, Portret Kemiskinan (Source: Pikiran-Rakyat.com).

Dua tahun lalu, saat ada tamu dari India dan Arab yang main ke Malang, saya sempat menemani mereka jalan-jalan keliling kota dan plesir ke Kota Wisata Batu, sempat memuji 'keindahan' kota Malang da Batu. Mereka takjub dan sangat terkesan dengan bangunan infrastruktur yang ada.  Mereka tidak tahu, bahwa utang kita seambreg.

Sementara negara-negara maju berfikir bagaimana mendidik pelajar dan mahasiswa menemukan mesin dan perangkat canggih, Menteri Pendidikan kita mikir seragam dan pelajaran agama. Sementara negara lain mikir bagaimana menciptakan alat kesehatan baru, Menkes kita mikirin masker dan cuci tangan. Sementara negara lain berlomba memaksimalkan penemuan bahan pangan baru, Menteri Pertanian kita mikir ke mana lagi harus hutang beras dan gula. 

Sementara Menkeu negara lain mikir investasi, kita mikirin Asuransi Jiwa Seraya dan Bumiputera. Sementara parlemen negeri lain mikir bagaimana agar menjadi sebuah negara besar di dunia, parlemen negeri ini mikirin HRS, SBY, AHY, Moedoko hingga Puan Maharani. Demikian seterusnya yang membuat kita tidak habis pikir: kapan negeri ini akan sejahtera?

Dalam ruang lingkup keluarga, tidak lain Kepala Keluarga lah yang bertanggungjawab. Kepala Sekolah yang bertangggjawab atas maju tidaknya sekolah, Rektor lah yang paling tahu bagaimana kampus bisa maju. Dan untuk sebuah negara, tidak lain Presiden lah orang pertama yang ditanya rakyatnya, mengapa sebuah negara (tampak) kaya atau miskin.

Sayangnya, orang rendahan kayak kita bisa apa?

Makanya, dalam setiap do'a sesudah Salat, saya selalu memohon kepadaNya, untuk terhindar dari utang. Minimal untuk diri sendiri, karena saya tidak bisa berbuat banyak bagi negeri ini. Kecuali rajin bangun pagi, kerja dengan tulus, disiplin serta terhindar dari korupsi.

21 March 2021

Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun