Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dua Sisi Kehidupan Orang-orang Jawa di Aceh

21 September 2020   06:51 Diperbarui: 22 September 2020   02:06 3837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: travel.tribunnews.com)

Tiga dasa warsa silam, kehidupan masarakat di Gayo, yang kini terdiri dari 11 kampung, sangat sulit. Perlahan namun pasti, para pendatang asal Jawa ini kemudian membaur, kerja bahu-membahu dengan masayarakat setempat. 

Kini banyak yang berhasil. Bukan hanya Kopi terkenal yang mereka hasilkan, tetapi juga menebar benih Ikan Nila dan Lele di Telaga Lut Kucak Jagong.

*****

Di kota Banda Aceh, pendatang asal Jawa tergolong rajin, gigih dan tidak kenal gengsi. Ini yang membedakan dengan orang Aceh. Di Jawa, saya melihat apapun diakukan oleh orang-orang dalam berbisnis. Mereka tidak malu untuk berdagang sayur atau alat-alat dapur keliling dari satu kampung ke kampung lainnya dengan mengayuh sepeda atau motor.

Saya lihat banyak sekali di Malang orang-orang yang memodifikasi motornya untuk tujuan ini, yakni menjajakan dagangan sembako keliling dari pagi hingga malam. Bahkan ada orang-orang yang jualan perangkat rumah tangga yang jarang dilakukan oleh orang Aceh.

Penjual Bakso asal Jawa di Aceh misalnya umumnya berhasil. Pedagang yang nampaknya sepele dan kecil omset nya ini ternyata sukses di Aceh.

Menurut saya, mental pendatang memang beda. Bukan hanya orang Jawa saja. Tetapi juga pendatang dari daerah lain, termasuk warga kerturunan China, Arab atau India. Mereka memiliki motivasi yang berbeda. Para pendatang ini tidak pilih-pilih kalau berbisnis.

Kaum pendatang ini sadar, jika tidak bekerja keras, tidak ada orang lain yang bakal membantunya. Oleh sebab itu mereka giat, rajin dan ingin cepat menyesuaikan diri dengan penduduk lokal.

*****

Dulu, saat terjadi konflik, memang banyak orang yang takut bahkan ngeri kalau dengar kata Aceh atau GAM. Maklumlah, dulu juga orang Aceh tidak suka dengan orang Jawa yang dianggap 'mengkhianati' Aceh. Sejak zaman Presiden Soekarno yang menjanjikan Aceh sebagai daerah otonomi penuh, tetapi janji tersebut tidak dipenuhinya, malah Aceh dijadikan satu dengan Provinsi Sumatera Utara.

Demikian pula pada zaman Soeharto, Aceh juga diperlakukan beda. Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh, sempat membuat rakyat Aceh trauma. Tetapi itu dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun