Ketika bicara kita menjadi konsumsi publik, ini yang akibatnya tidak baik. Bukan tidak mungkin, teknik yang serupa bakal ditiru oleh generasi kita ini. Generasi yang saat sekolah dididik untuk menjaga omongan, hati-hati dalam berbicara, namun hanya retorika.
Sesudah kuliah, ternyata yang ditemui di lapangan banyak orang-orang yang punya jabatan dan kedudukan malah tidak memberikan contoh bagaimana bicara dengan mengedepankan etika.
***
Anda boleh tidak setuju dengan pendapat saya. Tetapi omongan kotor, tetap omongan kotor, walaupun maksudnya baik. Hanya mereka yang berfikir yang bisa menata omongannya. Bukan orang yang hanya pernah sekolah atau punya jabatan atau yang merasa pintar.
Kalau hanya karena menghadapi koruptor lantas kita bisa seenaknya ngomong kotor, marah-marah sekenanya, hingga semua hewan yang ada di Kebun Binatang namanya kita sebut, lantas di mana sebetulnya perbedaan antara kita dengan para koruptor tadi?
Malang, 18 September 2020
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H