Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Keterima di Perusahaan USA, Cita-citaku Butuh Transit

16 September 2020   20:44 Diperbarui: 16 September 2020   21:00 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beruntungnya, saya berada di tengah-tengah orang-orang yang selalu mendukung karir saya, sehingga saat rasa percaya diri ini 'down', mereka yang jadi penyemangat. Sementara, saya tidak ingin keluarga yang ada di Aceh sana mencemaskan keberadaan saya yang belum 'mapan' ini.

Ada kalanya saya 'tidak jujur' kepada keluarga di Aceh. Bukan karena apa-apa, akan tetapi agar mereka tidak terlalu memikirkan keberadaan saya di negeri orang. Saya selalu sampaikan bahwa "I am OK in Malang, Jawa Timur". 

Selama itu pula lantunan do'a saya tidak pernah terhenti untuk memohon kepadaNya, agar diberikan jalan terbaik bagi masa depan ini.

*****
Mungkin sudah lebih dari sepuluh kali interview yang saya jalani di berbagai perusahaan atau lembaga besar, baik dalam maupun luar negeri. Sebanyak itu pula saya belajar tentang aneka soft skills dan lain-lain pelatihan profesi, yang mewarnai perjalanan karir saya di atas kertas agar potensi profesionalitas ini makin tajam.  

Yang namanya keuntungan, nampaknya belum berpihak pada saya. Sebanyak lebih dari 10 kali interview itu pula saya tidak diterima atau tertunda (?). Saya harus menerimanya dengan ikhlas.

Jujur saja, dengan adanya tantanga seperti ini, saya merasa makin pintar dalam hal interview. Saking begitu seringnya, sampai hafal jika ada pertanyaaan A, bagaimana harus menjawabnya. 

Saya selalu tampil rapi saat interview dan berusaha menjawab dengan baik. Terutama jika dilakukan dalam Bahasa Inggris.

*****
Saya pernah suatu hari, sudah sangat berharap diterima di sebuah insitutusi milik orang Saudi Arabia yang kami  kenal saat bertemu di Lumajang, namun gagal. Pernah pula bertemu dengan orang yang juga asal Saudi, tetapi terkendala Corona ini. Sempat juga interview awal sebelum proses ke Jerman. Semuanya mandeg.

Padahal semuanya serasa ada di depan mata, sangat terang benderang tampak. Saya sangat optimis bisa masuk dan diterima. Saya merasa bisa tampil prima saat interview berlangsung. Saya juga merasa mampu meyakinkan interviewer bahwa saya adalah kandidat tepat yang mereka cari.

Inilah bagian dari rasa percaya diri, bukan bentuk kesombongan. Hemat saya, karakter calon karyawan seperti ini yang dikehendaki.

Akan tetapi seperti yang saya sebutkan di atas. Keberuntungan memang belum ada ada saya. Sepertinya saya tidak harus goyah dalam menghadapi tantangan ini. Saya berusaha untuk tetap: fokus, percaya diri bahwa akan ada masanya dapat diraih cita-cita ini, bersabar serta  harus optimis.  Empat hal inilah yang saya pegang erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun