Tidak ada system registrasi sebelum test juga jadi pertanyaan. Seharusnya dengan menggunakan tanda pengenal resmi atau foto atau video sebagai konfirmasi. Bolong-bolong seperti ini memungkinkan pelaku test (yang mengerjakan) adalah orang lain, bukan peserta.
Perawat, akan kerja dunia keperawatan. Bukan mengerjakan aljabar, aritmatika dan pengetahuan umum. Bolong-bolong sistem seleksi test online ini adalah, mereka yang lolos, bisa jadi orang yang menguasai matematika tetapi tidak menguasai dunia kerjanya.
Sama-sama ilmu pengetahuan umum, mungkin Bahasa Inggris masih lebih baik dari pada matematika. Bagaimanapun RSSA ini adalah rumah sakit bertaraf internasional. Kalau perlu, test keperawatan dalam Bahasa Inggris, sehingga jelas sekali yang diterima bukan hanya pintar di keperawatan, tetapi memahami Bahasa Inggris yang membantu reputasi rumah sakit. Â
Test Wawancara
Test Wawancara yang bobotnya tinggi (60%) harusnya tidak dalam bentuk essay. Ini sangat subyektif. Mestinya, dilakukan pada hari kedua pada peserta yang lolos test tulis Online. Dengan demikian sistem penyaringannya akan lebih efektif.
Mengerjakan test wawancara dengan menjawab 2 pertanyaan tertulis saat pendaftaran adalah lubang seleksi yang memunginkan dilakukan oleh orang lain, bukan peserta.
Tidak adanya wawancara, tetapi hanya berupa essay, menimbulkan kecurigaan. Test Essay itu sangat subyektif. Kecuali dalam bentuk seperti jurnal internasional dari lembaga independen.
Ringkasnya, dua jenis test yag diselenggarakan oleh Pemda Jatim terkait seleksi Pegawai Tidak tetap Non-PNS RS Dr. Saiful Anwar Malang ini bisa dikerjakan oleh orang lain. Alias bukan yang bersangkutan.
Pengumuman Hasil Test
Pengumuman hasil test sangat cepat. Dilakukan pada esok hari sesudah online test. Ini sangat diapresiasi. Kami tidak mau menuduh. Tetapi asumsi bahwa bentuk penyelenggaraan Test seperti di atas, yang memungkinkan dilakukan oleh orang lain, bukan peserta, merupakan bentuk seleksi yang tidak jujur, tidak fair dan sarat akan KKN.
Di zaman modern seperti ini, di tengah keterbukaan di mana Presiden Jokowi sendiri sangat mendukung adanya transparansi seleksi pegawai di semua sektor, seharusnya lembaga sebesar RSSA yang terakreditasi bintang lima plus, menghindari terjadinya KKN lewat test penerimaan pegawai seperti ini, demi menjaga nama baik serta kualitas layanan dengan pegawai yang berkualitas dari sistem seleksi yang terbuka.