Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pak Fachrul, Inilah Daftar Artis Good Looking Aceh yang "Radikal"

5 September 2020   20:21 Diperbarui: 5 September 2020   20:28 2195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang Aceh dalam sejarahnya sangat gigih menentang penjajah. Lihat saja Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nya' Dien, dan lain-lain. Kami yang rajin belajar A Quran, bukan lantas jadi orang-orang seperti yang Pak Menteri sebutkan. Radikal dalam artian negatif, mengkhianati NKRI.  

Daftar Artis Aceh yang Good Looking

Menyebut bahwa kaum radikal yang masuk masjid itu adalah mereka yang good looking, radikal konotasinya 'negatif', itu sekali lagi, tendensius.  

Orang Aceh juga cakep-cakep. Yang saya tahu ada 10 artis cantik dan menawan berdarah Aceh. Bisa dipastikan mereka bisa baca Al Quran, walaupun mungkin tidak Hafiz. Asha Shara, Cut Beby Tsabina, Cut Syifa,Cut Meyriska, Risty Tagor, Enzy Storia, Cut Memey, Cut Mini, Cut Keke dan Nova Eliza (IDNTimes, 28/3/2020). 

Artis cowoknya juga ada yang cakep: Teuko Wisnu, Tengku Firmansyah, Teuko Rassya, Syakir Daulay, Teuky Zacky, Tompi, Teuku Ryan, Zikri Daulay dan Teuku Reza Pahlevi (IDN Times, 16/6/2020).    

Kalau mereka masuk masjid, apa mesti dicurigai, karena good looking? Dulu, mereka yang celana cingkrang dicurigai. Kemudian yang berjenggot. Sekarang yang klimis, cakep, pintar Bahasa Arab.

Yang benar lha pak Menteri.....

Sertifikasi Ulama Bersertifikat

Saya tidak menolak kemungkinan diterapkannya syarat Ulama Bersertifikat. Kalau tujuannya bagus, untuk peningkatan kualitas pembinaan umat, OK lah, tetapi bukan untuk mencurigai. Saya lihat tidak ada negara-negara di Timur Tengah yang melabel ulama melalui sertifikat, padahal di sana gudangnya ulama.

Saya setuju, ulama memang harus cerdas, pandai, baik budi pekertinya, serta sejumah predikat mulia lainnya sebagaimana yang disandang oleh ulama-ulama Islam terdahulu. Standar ini, mungkin tidak tertulis, tetapi sudah disepakati. Mereka yang tidak baik, otomatis ditolak oleh masyarakat, khususnya di Aceh yang secara budaya tergolong 'eksklusif'.

Saya kuatir, penentuan syarat ulama bersertifikat ini terkesan mengada-ada. Ujungnya adalah, bisa jadi Boomerang buat pak Menteri sendiri. Jangan sampai nanti para ulama 'menyerang' reputasi Kemenag yang kurang pandai 'menaungi' Ulama yang mestinya sebagai partner dalam bekerja dalam pembinaan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun