Oleh sebab itu, bagi pegawai RS, pasien termasuk penunjung, diharapkan memiliki kesadaran terkait pentingnya menjaga diri sendiri, melindungi diri sendiri agar tidak terjadi penularan. Bagi petugas kesehatan khususnya, tentu sangat penting. Karena yang mereka kerjakan adalah bukan hanya demi kepentingan keselamatan dan kesehatan pasien dan keluarganya (jika ada).Â
Yang tidak kalah pentingnya adalah memelihara dan menjaga diri sendiri. Bukan karena kasus Covid-19 ini saja. Tetapi secara keseluruhan.
Di sinilah pentingnya disiplin diri sendiri. Bagi petugas kesehatan, menjaga diri tidak terbatas pada pada masker, sarung tangan dan cuci tangan saja. Lebih dari itu, mereka harus ekstra hati-hati. Bahkan kecuali sangat diperlukan perlu, hindari kontak langsung/menyentuh pasien.
Mengapa jumlah dokter yang terpapar dari angka statistic di atas lebih banyak dari pada perawat? Bisa  jadi mereka lupa. Saya melihat beratnya tugas dokter, terutama saat Corona ini selama 5 bulan terakhir. Terlebih beban kerja di Unit Gawat Darurat.
Senior saya yang bekerja di Gawat Darurat di sebuah RS besar rujukan di Malang mengatakan, bahwa kerja di Gadar bebannya meningkat lebih dari 100% sejak ada Covid-19 ini. Dalam kondisi seperti ini, ada hal-hal yang kemungkinan terjadi di luar control petugas kesehatan.
Dengan beban kerja yang tinggi, otomatis akan terjadi kelelahan, capek. Daya tahan menurun, emosi bisa labil. Maklumlah, petugas kesehatan manusia yang bisa lupa.
Terlebih, mereka juga mengenakan Alat Pelindung Diri (APD). Secara fisik, APD ini memberikan beban. Selain APD berat, panas serta rasa kurang nyaman. Dalam jangka panjang, sangat mengganggu konsentrasi kerja.
Sementara itu, tidak ada tambahan jumlah pekerja. Tentu saja ini berisiko. Bukan tidak mungkin di tengah-tengah kerja akan ada rasa gatal atau ingin membuka barang sebentar Face Shield (Penutup wajah). Â Pada saat inilah ada cela, virus masuk, antara bersentuhan langsung atau lewat hidung atau mulut. Sementara, bisa jadi daya taha tubuh (imun) menurun.
Dokter Lebih Banyak yang Terpapar
Meskipun frekuensi dan durasi ketemu pasien secara kuantitatif perawat lebih banyak dibandingkan dokter kenyataannya dokter lebih banyak terpapar dari pada perawat. Hal ini menarik untuk dikaji.