Mestinya aparat jangan hanya menonton. Kalau hal ini terjadi di Jepang atau Korea, pejabat atau Kepala Kejaksaan Agung akan diminta untuk mempertanggungjawabkannya.Â
Di Jepang, seorang jaksa, Hiromu Kurokawa, mundur setelah adanya penyebaran virus Corona, hanya karena diketahui main Game Mahjong. Konon yang dilakukan bisa membuat malu Perdana Menteri Shinzo Abe. Ini bukan kantornya yang kebakaran lho! Di kita, boro-boro malu. Malah nonton bareng-bareng kebakarannya di depan gedung.
Kita Bisanya Hanya Menyalahkan
Kita hanya bisa menyalahkan. Ya...ini karena sistem tidak jalan. Kita rakyat kecil bisanya bayar pajak dan melihat apa yang para pejabat atau kepala kanor-kantor pemerintahan lakukan di lembaga tempat mereka bekerja. Â
Tetapi kita bisa memberi masukan. Ke depan Quality Assurance harus diutamakan. Jika tidak paham, gunakan konsultan. Indonesia ini kaya orang pintar yang tidak digunakan. Sehingga kebakaran seperti ini sangat disesalkan.
Berapa kali kita alami jumlah kebakaran di pasar? Orang mungkin tidak peduli sekalipun menelan kerugian trilyunan Rupiah. Mengapa? Karena kerugian materi bisa dicari. Di pasar, hitungan kerugian  banyak yang milik individual.
Yang ini, kantor Kejaksaan Agung milik negara. Milik kita semua. Masak hanya menonton? Kejagung Terbakar di Ibukota Negara adalah aib di depan mata dunia yang terbuka bagi seluruh bangsa Indonesia.
Â
Malang, 24 August 2020
Ridha Afzal
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H