Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tantangan Terbesar Menang Pemilu 2024 bagi Megawati: Berjilbab

14 Agustus 2020   07:35 Diperbarui: 14 Agustus 2020   07:33 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Beritabali.com

Sebagai seorang Raja, sekaligus tamu negara, kita sebagai Tuan Rumah sudah semestinya harus bisa menampatkan diri. Jangan sampai bersikap kurang atau tidak sesuai denga norma, budaya serta adat sang tamu. Karena hal ini bisa mencoreng nama baik sebagai sebuah bangsa besar.

Namun Raja Salman bukanlah orang 'kecil' yang tidak tahu bagaimana harus memahami situasi dan kondisi tuan rumah. 

Maka, ketika Ibu Mega dan Puterinya, Puan Maharani menemui beliau tanpa jilbab, hanya mengenakan Kerudung, Sang Raja Saudi Arabia ini 'memaklumi' sebagai bagian dari 'keberagaman'. Raja Salman tetap berjiwa besar. Skenario seperti ini tidak pernah dan tidak akan pernah terjadi di negerinya.  

Jilbab bagi Politisi

Jilbab selalu menarik dibicarakan. Jilbab tidak selalu identic dengan ilia moral. Jilbab ternyata juga memiliki nilai bisnis. Bukan hanya dari segi perolehan Rupiah. Pula untuk popularitas, reputasi hingga sebagai alat penyedot perolehan suara saat Pemilu.

Lihat saja, betapa banyak politisi kita yang tiba-tiba berubah wajahnya, dengan mengenakan jilbab, terutama saat mengunjungi daerah-daerah tertentu yang berbasis muslim, di mana kaum Hawa nya banyak mengenakan jilbab.

Praktik seperti ini tidak ada yang salah. Undang-undang tidak pernah melarang dan tidak pula ada yang mengatur tentang semua ini. Mengenakan jilbab meskipun sementara dan guna kepentingan perolehan suara, tidak dianggap sebagai 'penipuan' oleh regulasi pemerintah. Jadi, sah-sah saja.

Demikian pula seandainya ada yang 'melepas' jilbab ketika berkunjung ke daerah-daerah non-muslim, di mana jilbab tidak populer. Guna meraih 'simpati' sebagai bentuk 'demokrasi' ada orang-orang yang rela 'melepas' identitas religinya, hanya karena nilai politik.

Dari sini jelas, bahwa demi politik, politisi sering menggadaikan segalanya. Politik diangapnya memiliki kepentingan abadi.  

Persepsi Masyarakat

Berperan sebagai tokoh masyarakat itu tidak mudah. Setiap saat akan menjadi sorotan. Ibaratnya, jangankan bagi politisi besar sekelas Megawati yang misalnya nanti memutuskan untuk mengenakan jilbab di sisa-sisa hidupnya. Mengisi mobilnya dengan jirigen saja, wajahnya bisa 'masuk' Koran esok harinya dan viral pada saat itu juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun