Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pak Kyai Ma'ruf Amin, ke Mana Saja?

12 Agustus 2020   19:46 Diperbarui: 12 Agustus 2020   19:53 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita terakhir yang ditulis oleh Kompas, kegiatan Wakil Presiden RI, Bapak Ma'ruf Amin tertanggal 11 Juli 2020. Berarti, sebulan lalu. Tajuk beritanya tentang keterangan resmi mobil Mercy Wapres yang diisi bensin dengan gunakan jerigen.

Sebelum itu, Pak Haji Ma'ruf diberitakan pada bulan Juni, muncul di Kompas tepatnya tanggal 20 Juni 2020 terkait tatanan Normal Baru. Sedangkan pada tanggal 19 Mei 2020, Pak Wapres mengingatkan tentang pentingnya memanfaatkan teknologi saat silaturahim.

Sementara, berita yang sangat santer beredar, setiap hari, yang mengisi media massa, kecuali Pak Jokowi adalah Mas Nadiem, Pak Anies Baswedan, Ibu Sri Muyani, Pak Prabowo dan sesekali Om Ahok.

Koq Pak Wapres kalah pemberitaan dengan orang-orang yang jauh 'dibawah' beliau? Emangnya Pak Haji ini ke mana aja?

Harapan Rakyat

Frankly to tell you, saya dulu tidak memilih beliau. Bukan karena tidak suka. Sama sekali tidak! Saya sangat menghormati beliau sebagai sosok Ulama, salah satu tokoh umat Islam di negeri ini. Tetapi bukan untuk di posisi sebagai Wakil Presiden.
Bukan apa-apa sih. Namanya juga orang, hanya melihat luarnya saja.Hanya penampilan fisik yang kami lihat pada diri Pak Haji Ma'ruf.

Saya bukan dokter. Saya Perawat. Namun sama-sama profesi kesehatan, kami tahu bagaimana cara melakukan patient assessment. Ada aspek obyektif ada subyektif.

Aspek subyektif yang saya nilai mengapa tidak memilih beliau adalah karena alasan kesehatan. Mungkin lebih tepatnya 'kompetensi' Pak Haji. Sehingga wajar, sebagai warga negara, kami mengkhawatirkan kondisi beliau.

Jangan-jangan Pak Haji nanti hanya 'dimanfaatkan', untuk perolehan suara. Saya pribadi kuatir, beliau digunakan sebagai 'alat', bukannya pejabat tinggi negara. Kasihan kan?

Pers Salah Liput

Dari beberapa referensi yang saya baca, tugas Wapres itu antara lain: Mendampingi presiden, bila presiden menjalankan tugas-tugas kenegaraan. Membantu dan mewakili tugas presiden di bidang kenegaraan dan pemerintahan serta membantu presiden dalam mengoordinasikan, menjalankan, dan mengevaluasi program kerja kabinet.

Nah, selama 3 bulan terakhir, kalau yang diekspose oleh media massa tugas Pak Wapres sebagaimana yang kita lihat di Kompas, sangat jauh dari harapan rakyat.

Bukan su'udzon sih. Tapi apa benar Pak Wapres tidak melakukan kegiatan apa-apa? Gak mungkin lah!

Bisa saja Pers salah liput. Atau ada 'kesengajaan' diperlakukan 'diskriminatif', sehingga kegiatan beliau yang 'positif' tidak dimuat alias tidak tampak di mata masyarakat.

Jika ini benar, Pak Wapres kalah sama Manteri dan Gubernur popularitasnya.

Kalau Berhalangan, Siapa yang Gantikan?

Ada satu rumor yang saya baca di sebuah harian online. Dengar-dengar, beliau akan digantikan. Namanya saja rumor, banyak melesetnya. Kalaupun benar, lantas siapa yang bakal menggantikan? Pak Luhut, Pak Prabowo atau puterinya ibu Mega?

Anda milih siapa?

Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu seperti ini, pertumbuhan ekonomi kita sampai minus 5.32% pada kwartal dua, pasti Pak Jokowi butuh pendamping yang tepat. Pak Presiden pasti mikir-mikir jika harus memilih pengganti Pak Haji. Kandidatnya bukan hanya yang tahu soal ekonomi, tetapi lebih dari itu.

Pak Luhut misalnya, seorang jenderal yang dikenal sangat dekat dengan Pak Jokowi ini selalu ada dalam lingkaran kemaritiman dan investasi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini banyak menuai kontroversial dan kritikan terutama soal rencana pemindahan ibukota. Ia dianggap piawai dalam hal komunikasi. Sebaliknya, kalau pilih Prabowo, bukannya mulus tanpa tantangan.  

Kelebihan Pak Luhut sangat diakui oleh Pak Jokowi. Tetapi bukan serta merta dipilih langsung tanpa hambatan jika harus menggantikan Pak Haji. Pak Jokowi pasti akan membanding-bandingkan dengan Prabowo.

Tentang Prabowo, saya tidak perlu jabarkan apa kelebihannya, karena orang-orang sudah banyak yang sudah tahu. Kecuali yang tidak suka pada Prabowo.

Sumber: Eramuslim.com
Sumber: Eramuslim.com
Siapa yang Sakit Hati?

Kalau Pak Haji mundur atau 'dimundurkan' siapa yang rugi? Terpilihnya Pak Haji mendampingi Pak Jokowi merupakan keputusan konstitusional. Kinerja beliau adalah demi kepentingan bersama, seluruh rakyat Indonesia. Tidak ada lagi main kubu-kubuan.

Apakah nanti Pak Haji mundur atau 'dimundurkan', harus diterima dengan lapang dada, 'legowo'.  Tidak ada prasangka negative dann tidak ada sakit hati. Demikianlah seharusnya kita menyikapi. Apakah NU atau kaum Nadhiyin akan marah misalnya digantikan posisinya oleh Luhut atau Prabowo? Tidak juga.

Orang NU pasti mengerti bagaimana kondisi Pak Kyai saat ini. Kiprah beliau setahun ini sudah crystal clear, tampak jelas bagaimana. Kecuali ada yang ditutup-tutupi oleh media. Tapi untuk apa menutupi aktivitas seorang Wakil Presiden?

Pak Kyai Ma'ruf memang tidak sepopuler Adam Malik, BJ Habibie atau  Hamengkubuwono pada zamannya. Bagaimanapun beliau telah berusaha memberikan yang terbaik bagi Indonesia.

Kalau saat ini belum dipopulerkan oleh media, mungkin belum saatnya. Atau, memang demikian kenyataan yang harus diterima.

Jadi Wakil Presiden memang tidak mudah, sekalipun hanya karena masalah kehabisan bensin saja, Wapres bisa viral. Karena itu, wajar, jika Wapres lama tidak muncul, rakyat jadi tanda tanya. "Ke mana aja Pak?"

Malang, 12 August 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun