Kapan itu saya pergi ke sebuah finansial senter, untuk bayar angsuran motor. Pembayaran sudah masuk tahun ke dua. Tidak seperti biasanya, kali ini ramai banget pengunjungnya. Saat saya tanyakan kepada Satpam mengapa, dijawabnya, orang-orang pada datang meminta keringanan penundaan bayar angusuran motor. Katanya ada peraturan dari Pemerintah terkait kemudahan ini.Â
Pantesan.....
Asumsi saya kemudian adalah, gejala ini menujukkan betapa dampak Covid-19 ini sudah merambah ke rana ekonomi publik. Masyarakat mulai resah, gelisah. Mereka tidak mampu menopang beban membayar kebutuhan. Termasuk melunasi hutang motor ini.
Dari pengalaman di atas, ada kiat tertentu dalam menyikapi hutang-piutang. Di antaranya: memiliki backing dana, hindari hedonisme, bersikap tegas, berikan semampunya dan yang tidak kalah pentingnya, sekiranya anda yang memberi hutang jagan diberi dalam jumlah besar kemudian ikhlaskan sekiranya tidak ada jalan lain yang terbaik. Â Â
Memiliki Backing Dana
Saya tidak mau munafik, pernah hutang. Tapi juga perhitungan. Perhitungan kita bisa tepat, bisa pula meleset. Oleh sebab itu, harus ada backing dana manakala perhitungan kita meleset.Â
Misalnya, saya ambil angsuran motor, akan saya pastikan bisa bayar per bulan. Maksimal 25% dari penghasilan. Jangan lebih dari itu. Jangan sampai kita kedodoran hanya karena cicilan motor terlalu besar porsinya.
Bukan hanya itu. Ada kemungkinan kita tidak mampu bayar angsuran. Alternative ini perlu difikirkan jalan keluarnya. Bagi saya, itulah backing namanya. Saya harus punya tabungan untuk bayar angusuran paling tidak 2-3 bulan ke depan.
Backing ke-3 adalah kita punya orang lain yang bisa bantu.Â
Namun kita juga harus memiliki jaminan, misalnya surat berharga (SHM tanah, rumah). Dengan demikian, kalau kita hutang ke orang lain, ada jaminan yag diberikan. Tidak asal hutang. Pasti repot jika suatu saat tidak mampu menepati janji pembayaran.
Hindari Hedonisme
Saya melihat generasi sekarang beda. Kita lebih suka dengan memburu kepemilikan materi sebagai bentuk kesenangan dan tujuan hidup. 'Hedon' berasal dari Bahaya Yunani yang berarti 'kesenangan'. Kita merasa senang apabila belanja dan menghambur-hamburkan uang yang berlebihan. Padahal, belum tentu kita punya dana. Itulah yang sering terjadi.