Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ulang Tahun Dr Terawan dan Sisa-sisa Praktik Feodal di Sektor Kesehatan

6 Agustus 2020   21:17 Diperbarui: 6 Agustus 2020   21:17 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut bang Dede, rekan saya di Cianjur, praktik seperti yang saya sebut di atas juga masih berlangsung Perawat mengambilkan stethoscope, pulpen dan jas dokter yang mestinya tidak perlu.  

Monopoli

Pak Menteri pasti tahu, sampai dengan era 80-an dunia kedokteran sangat mendominasi praktik kesehatan. Semua kepala lembaga/instansi dari tingkat Puskesmas hingga Menteri, dijabat oleh dokter. Seolah dokter tahu segalanya. Kepala laboratorium, radiologi, gizi, keperawatan, kesehatan lingkungan, kepegawaian, pelayanan medis, bahkan kepala sekolah perawat, Akper, fakultas keperawatan. Dominasi kedokteran sangat kuat.

Sejak tahun 2000-an mulai berubah. Di Papua misalnya menurut Dr. Isak Tukayo, ketua PPNI DPW Papua, sudah mulai banyak perawat yang menjabat sebagai Kepala Puskesmas, Kadinkes serta Direktur Poltekkes atau kampus keperawatan lain.

Fenomena ini bisa dimaklumi karena 40 tahun lalu tingkat pendidikan keperawatan, kesehatan lingkungan, laboratorium, fisioterapi dan profesi kesehatan lain masih rendah, setingkat diploma paling tinggi. Ketika jenjang pendidikan mereka ke pasca sarjana, otomatis pangkat dan golongan mereka berubah.

Dari situlah kemudian profesi lain ini menampakkan keberanian mendobrak tradisi colonial yang bernama dominasi ini. Mereka berpacu, berkompetisi dengan profesi kedokteran untuk meraih jenjang kepangkatan dan jabatan yang selama ini didominasi oleh dokter.

Kini, era sudah berubah. Sudah mulai terlihat tanda-tandanya terjadinya pergeseran golongan dan jabatan ini. Barangkali yang belum tersentuh adalah posisi kepala RS masih rata-rata dijabat oleh dokter. Juga Menteri Kesehatan.  

Sumber: klikdokter.com
Sumber: klikdokter.com
Serakah

Serakah adalah sifat kolonial. Praktik kedokteran di banyak tempat (RS dan klinik) misalnya itu adalah bagian dari keserakahan profesi. Memang sudah ada aturan bahwa dokter tidak boleh praktik lebih dari 3 tempat praktik (UU No. 29 Th 2004 tentang Praktik Kedokteran).
Hemat saya ini berlebihan. Seolah-olah Indonesia kurang dokter. 

Di Timur Tengah, dokter disuruh milih, jadi dokter pemerintah atau swasta. Hanya satu tempat praktik agar fokus dan berkualitas. Di kita, bagaimana mungki satu orang membagi kerja di 3 tempat dalam 24 jam? Inilah salah satu yang menyebabkan kualitas pelayanan kedokteran menurun.

Inilah salah satu penyebab mengapa dokter-dokter muda tidak kebagian tempat praktik. Karena diborong oleh para senior yang mendominasi praktik di beberapa tempat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun