Jamaah Umrah dan Haji masih mengenakan sabuk dalam ukuran besar karena tujuan ini. Yakni menyimpan dokumen, passport, buku kecil kumpulan do'a, duit, mungkin juga gunting kecil dan guntingan kuku. Kadangkala permen juga masuk. Asyik kan?
Zaman modern ini kaum pria tidak sedikit yang memiliki koleksi ikat pinggang. Warna dominannya hitam dan cokelat. Bahan dasar yang umum dari kulit. Ada juga yang imitasi. Kalau untuk Haji dan Umrah biasanya dari kain tebal.
Pernah mendengar pepatah,: "Kencangkan ikat pinggang"? Itu menandakan betapa penting artinya ikat pinggang bagi hidup kita. Ikat pinggang ternyata bukan hanya untuk tujuan mempercantik diri. Namun juga bisa untuk tujuan berpuisi.
Sepatu
Ini pokok bahasan yang paling keren, sepatu. Saya punya beberapa sepatu. Untuk menghadiri acara resmi atau formal seperti ngantor, untuk olah raga dan untuk main. Saat ini, tiga kriteria ini menjadi kebutuhan. Saya kadang ditegur teman karena saat mengikuti acara formal hanya mengenakan Sandal. Ini bukti bahwa Sepatu telah mengubah cara pandang orang.
Tidak seperti kaum Hawa, koleksi sepatu, warna dan model kaum Adam tidak banyak. Kecuali untuk artis. Gak lucu juga kalau bertamu menemui Pak Presiden, bapak-bapak mengenakan sepatu warna merah ata kuning menyala kan?
Tujuannya jelas untuk melindungi kaki secara utuh. Kalau zaman kerajaan Sultan Iskandar Muda dan Sriwijaya dulu banyak model-model sepatu pria yang kayak Perahu kecil. Lancip di bagian ujung kaki. Ada pernik-pernik mengkilat, warna-warni. Sepatu model ini masih ada di India. Saya bisa lihat di film-film mereka. Tapi orang kita lebih simple. Kecuali sepatu olahraga memang lebih variatif, baik warna, model dan bahan dasarnya.
Mungkin karena pengaruh zaman dan pergaulan, sepatu menjadi kebutuhan utama dalam penampilan. Kedudukannya melebihi peran Dompet dan Ikat pinggang. Barangkali posisinya atau letaknya yang 'menyolok', sepatu dipercaya sebagai bagian dari gambaran tingkat social ekonomi seseorang.
Dari bahan, model, merek, serta warnanya, orang akan tahu 'level' kita ada di mana. Sekalipun ada orang-orang kalangan The Have yang tidak mengenakan sepatu, katakan hanya Sandal sebagai penggantinya, orang lain tahu levelnya ada di mana. Pernah lihat Gus Dur yang hanya mengenakan Sandal? Atau Bob Sadino?
Kesimpulan
Tidak ada kewajiban bagi kita berpakaian hanya karena demi menyenangkan mata orang lain agar terlihat sedap pemandangannya. Akan tetapi tidak ada salahnya memahami etika suasana. Karena orang yang dianggap pandai menyesuaikan diri adalah yang tahu 'adat berpakaian'. Di zaman modern ini, adat dan adab berpakaian tidak bisa kita mengelak perannya.