Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Tiga Asesori Wajib Kaum Pria yang Bikin Keren

27 Juli 2020   07:55 Diperbarui: 27 Juli 2020   08:08 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga hari lalu, saat ke Kantor Pos, tepatnya ke bagian Western Union, saya diminta fotokopi KTP. Saya tidak punya. Kerepotan juga. Saya harus ke luar, berjalan sekitar 100 meter hanya untuk mencari toko yang menyediakan fasilitas fotokopi. Untungnya, di pusat kota kecamatan. Sehingga tidak sulit mencarinya. Saya perhatikan bukan saya saja yang diminta KTP.

Sebenarnya masalahnya bukan karena harus berjalan sepanjang 200 meter pulang pergi. Tetapi ini contoh aktivitas yang sia-sia. Saya harus buang waktu dan tenaga percuma hanya untuk sesuatu yang sangat sederhana.

Saya lihat untuk ambil duit kiriman pun, juga diminta KTP. Kirim barang pula tidak ketinggalan. Belum lagi urusan bayar pajak, memperpanjang STNK, SIM, dan urusan lain di hamper semua kantor pemerintah. tidak terkecuali kalau ditilang. Ternyata, fotokopi KTP sangat penting. Lembaran kertas kecil berukuran 7x9 cm ini sepertinya harus selalu ada ke manapun kita pergi.

Masalahnya, tidak ada tempat yang paling praktis bagi seorang pria di man menyimpannya, kecuali di dompet. Tidak mungkin KTP dan fotokopinya ditaruh di saku baju atau celana.

Asesori Wajib Pria
Zaman Fashion sekarang ini (maaf saya lebih suka menulis sesuai aslinya, "Fashion" daripada "Fesyen" diindonesiakan yang terkesan 'membajak'), asesori pakaian, bukan hanya monopoli kaum wanita. Kaum pria pun bisa kedodoran jika tidak memilikinya.

Penampilan zaman kini berpakaian 'modis' menjadi bagian dari kebutuhan. Maklumlah, terlalu banyak etika yang dituntut oleh masyarakat, seiring dengan perkembagan zaman. Etika email, berkomunikasi, etika duduk, telepon, bertamu, berpakaian, hingga cara berjalanpun, saat ini sudah ada kursus dan pelajarannya.

Takut akan sebutan kurang gaul, para designer tidak kalah ide. Sebetulnya, bukan hanya ada pada zaman sekarang saja. Sejak era Majapahit dulu pun, kaum pria sudah memilikinya. Kalau kita lihat Patung-patung Gajahmada misalnya, di mana-mana dia selalu mengenakan ikat pinggang, dompet dan sepatu. Hanya saja, bentuk dan modelnya yang berbeda.

Ikat pinggang nya sebagai contoh dilengkapi sedikit bagian terbuka untuk menyisipkan asesori lain seperti Belati, Pisau atau Pedang.

Di pelosok Kabupaten Ponorogo, desa-desa di perkampungan Madura, hingga Aceh, kaum pria usia tua, selalu mengenakan sabuk (ikat pinggang) berukuran besar karena dompet juga ada di sana. Built in Dompet barangkali istilah kerennya. 

Sepatu pun Gajahmana punya model yang tidak kalah keren. Seperti sepatu-sepatu pada zaman Mesir Kuno atau Romawi. Modelnya terbuka. Selain alas kaki, dilengkapi dengan dua pasang tali yang mengikat antara jari-jari kaki dengan tungkai.

Bahan dasar ikat pinggang, dompet dan sepatu orang-orang kuno ini, umumnya kulit. Mereka bangga mengenakannya. Ini bisa kita lihat pada foto-foto pada zaman dulu atau buku-buku sejarah. Ternyata, kaum pria kuno juga mengenal fashion.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun