Kemampuan menjual yang dibungkus dalam sampul good communication skills bakal mendongkrak reputasi profesi. Jangan lupa, selling skills ini harus diperkuat dengan kemampuan merajut jaringan atau Networking.
Tiga rumusan di atas adalah langkah konkrit dalam penataan Entrepreneurship di era New Normal Life. Namun, Entrepreneur yang fokusnya ke mana?
Entrepreneur Masa Depan
Profesi apapun tidak bisa menolak perkembangan zaman dan tuntutan global anggotanya. Jika tidak diajarkan di bangku kuliah, anggota profesi apapun akan mengalami kesulitan dalam mencari peluang kerja. Di pihak lain tuntutan dalam berbisnis tidak bisa dihambat. Mernjalarnya tuntutan kebebasan ini tidak mungkin terbendung. Ini fitrah manusia.
Kita mungkin bisa membuat aturan bahwa ada batasan bisnis dalam berprofesi. Kita juga bisa bikin aturan njlimet dengan syarat ketat untuk mendefinisikan makna professional handal. Namun kita harus sadari, bahwa ide individual tidak bisa dikekang.
Tantangan besar selama wabah Corona menjadi pelajaran sangat berharga bagi kita untuk menyadari betapa penting makna entrepreneurship. Cepat atau lambat, masyarakat Indonesia akan beda gerakannya dalam berbisnis. Pergerakan yang tidak mungkin dikendalikan oleh regulasi yang sempit.
Masalahnya, fokus entrepreneur mana yang menjanjikan pekerjaan kita agar aman? Melihat jenis pekerjaan yang diurai di atas, terlepas dari ada tidaknya Corona, yang paling menjanjikan dan selalu menjadi kebutuhan di masa depan adalah industry atau pekerjaan yang ada hubungan dengan: makanan, minuman, kesehatan, konstruksi bangunan, finance, jasa kurir serta teknologi informasi (IT).Â
Delapan lapangan kerja ini tidak pernah meleset dan selalu dibutuhkan.
Malang, 16 Juli 2020
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H