Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saran Berbisnis Sambil Ngajar bagi Dosen di Era New Normal

16 Juli 2020   09:10 Diperbarui: 16 Juli 2020   10:35 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentangan kedua adalah teknik mengajar harus berubah. Dosen harus memiliki 'mini lab' di rumah. Minimal harus punya papan tulis sendiri, white board atau semacamnya. Ditambah Spidol (Board Maker). Ini juga butuh dana. Bahkan kepemilikan Projector mungkin pula disarankan.

Intinya, dosen masa depan harus punya sarana dan prasarana mendukung jika ingin proses pengajarannya berkualitas dan laris.

Peluangnya, ini bisa jadi ajang bisnis menarik dilirik yang belum banyak dijajagi oleh dosen-dosen tradisional di Indonesia. Kita memiliki kampus kurang lebih 4000 buah. Dengan mahasiswa sekitar 20 juta. Sebuah pasar yang sangat besar. Jika anda mengajar Bahasa Inggris misalnya, atau mata kuliah lain yang umum, maka semua kampus membutuhkan mata kuliah anda.

Saat ini kampus sangat membutuhkan dosen-dosen inovatif yang pandai mengajar secara online. Ruang Guru merupakan salah satu contoh forum di mana guru-guru diundang untuk mengajar Online dan videonya akan mereka beli untuk dijual, per mata pelajaran, per semester. Sangat menguntungkan dan menjanjikan.

Kebutuhan kampus tidak beda. Kampus saat ini belum memiliki forum sebagaimana Ruang Guru. Artinya, peluang masih sangat luas. Dosen bisa memanfaatkan ini sebagai lahan bisnis baru. Saat mengajar, sebaiknya sekalian direkam, divideo. Jangan hanya lewat Zoom, kemudian hilang lenyap tidak berbekas. Sayang kan?

Upayakan cara mengajar jadi lebih interaktif. Gunakan media yang menarik dalam mengajar online. Pastikan kualitas suara yang bagus. Sertakan gambar atau film pendukung, gunakan Power Point yang atraktf. Semua ini bisa didapat gratis dari Mbah Google. Dengan demikian sajian dosen tidak hanya professional. Namun sangat menarik dari sudut pandang bisnis untuk dijual.

Hasilnya, bisa dimarketkan. Artinya, jangan disimpan untuk diri sendiri. Setiap kali mengajar, rekam. Lambat laun, bisa jadi paket. Jadi, jangan mengajar dengan pola tradisional lagi. Susun Design Instructional yang baru. Modifikasi desain pengajaran yang lama. Hasilnya pasti menarik.

Guna mencapai tujuan ini, sebetulnya tidak repot-repot banget. Masalahnya, dosen-dosen ini mau atau tidak. Yang dibutuhkan di sini adanya minat atau tidak. Kalau soal sarana dan prasarana, rata-rata dosen kita pasti sudah memiliki guna memenuhi kebutuhan video making ini.

Memang, harus ada orang yang membantu. Kecuali jika dosen bisa melakukan sendiri. Dosen pada tahap awal, butuh orang yang ambil video (lebih bagus digunakan Tripod agar gambar tidak goyah). Juga butuh orang yang bisa video editing. Tidak sulit kalau mau belajar.

Inilah keterampilan tahap awal yang harus dimiliki oleh dosen dalam pembuatan video.

Tahap kedua, pasarkan. Dosen pasti punya network luas. Umumkan bahwa anda punya video terkait mata kuliah Bahasa Inggris misalnya, satu paket, satu semester. Pasti akan ada respon. Kalaupun belum ada saat ini, anggap aja belum rejeki anda. Namun hasil video anda bukan berarti tidak bermanfaat. Anda tetap bisa gunakan sebagai bahan ajar. Anda tidak perlu setia saat mengajar Online. Cukup putar videonya, nanti tinggal Questions and Answer nya.  Sangat bagus!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun