Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Melamar Kerja? Ini Tips Tolak Honor Jika Tidak Sesuai

4 Juli 2020   21:35 Diperbarui: 5 Juli 2020   09:57 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi wawancara kerja (unsplash.com/Tim Gouw)

Saat kuliah, sedikit ada gambaran tentang dunia kerja beserta berapa besar penghasilan kami nanti. Yang saya tahu ada pedoman yang paling mudah, yakni standard yang diterapkan oleh Pemerintah.

Misalnya Golongan yang paling umum adalah IIA untuk lulusan SMA/SMK dan untuk Sarjana Golongan IIIA. Besaran honornya memang tidak sama antara swasta dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Minimal, saat ini ada yang namanya UMR (Upah Minimum Regional).

UMR ini digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di lingkungan usaha. Ada beberapa istilah upah minimum yang berbeda untuk setiap daerah. Selain UMR, ada Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK), serta Upah Minimum Provinsi (UMP).

UMR ditetapkan oleh menteri atas usulan Komisi Penelitian Pengupahan dan Jaminan Sosial Dewan Ketenagakerjaan Daerah setelah mendapat rekomendasi gubernur. 

Sedangkan UMP dan UMK ditetapkan oleh gubernur, berdasarkan kebutuhan hidup layak dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Untuk mendapatkan penghasilan sebesar UMR saat ini tidak mudah. Selain harus kerja di perusahaan besar yang mapan, kadang pengaruh 'Orang Dalam', juga penting. Kecuali, kita punya 'Tenaga Dalam'.

Yang jadi masalah kedua, bukan besarnya UMR atau UMP. Tetapi mau kerja di mana dan kerja sebagai apa. Itu yang banyak difikirkan oleh generasi muda. Ini juga tidak gampang.

Anyway, begini teman-teman muda......

Pengalaman saya, mencari kerja itu sebetulnya gampang, asal kita, ada kemauan, tidak milih-milih tentang apa yang akan kita kerjakan, di mana serta kapan. Anak-anak muda mengalami kesulitan mencari kerja biasanya karena terlalu pilih-pilih kalau mau kerja. 

Apalagi belum apa-apa sudah pasang harga. Jika dihadapkan pada tipe anak muda kayak gini, jangankan menggaji, pekerjaan gratisan saja, kadang pengusaha tidak mau ketempatan karena mereka belum tahu bagaimana kinerja kita.

Tidak sedikit teman-teman saya kuliah yang saat ini 'nganggur'. Bukan karena apa-apa, tetapi ya karena itu tadi, yang saya sebut: pilih-pilih jenis kerjaan, tempat kerja serta waktunya. Belum lagi masalah honor. Ini yang paling penting yang akan saya bahas dalam tulisan ini.  

Kapan kita bisa menentukan besarnya honor? Berikut ini saya mau sharing tentang tahapan-tahapan kapan kita bisa menolak honor jika tidak sesuai.

Tahap pertama, harus tahu diri. Untuk menentukan honor pada tahap awal, kita harus tahu diri: siapa kita, lulusan apa, bisa kerja apa, kinerja kita bagaimana, disiplin kita serta loyal tidaknya terhadap kerjaan.

Maksud saya gini lho, jangankan nolak honor. Kita mungkin lulusan Sarjana, atau katakanlah pasca sarjana. Tetapi kalau fresh graduate, bisa apa sih? Ibaratnya lokasi toilet saja, pasti masih akan tanya. Kalaupun pintar computer, itu banyak orang pintar computer dan bayarannya murah. 

Jadi, tahu diri yang dimaksud di sini bisa menempatkan diri. Kita harus tahu sebatas mana kemampuan diri ini. Kalau sadar sebagai Newbie, ya...jangan pasang tariff tinggi, gak bakal laku lah. Apalagi nolak kerjaan. Malu ah.....!!!.

Tahapan kedua, jangan pasang tarif dulu. Prinsip ini penting. Kita memang butuh uang, itu semua orang tahu. Tapi kalau belum apa-apa kita sudah pasang tarif, itu tidak sopan. Pengusaha apapun pasti tahu kualitas kita jika masih statusnya 'anak kemarin sore'. Jika belum apa-apa kita sudah pasang tariff, saya jamin tidak ada orang yang tertarik meng-hire anda.

Orang yang berani pasang tarif itu biasanya kelas professional menengah ke atas pengalaman kerjanya. Minimal 3 tahunlah sebelum itu, ikut ajalah apa kata senior. Yakinlah, tidak akan dijerumuskan koq.

Makanya, kalau sudah tahu bahwa status masih junior, tidak baik banyak tingkah dulu. Biar aman. Manut saja sama bos! Pasti enak. Untuk apa protes, ntar dipecat atau tidak disukai oleh senior atau supervisor. Orang mau naik tangga itu pasti dari bawah. Kalau dari atas, itu namanya terjun paying!

Tahapan ketiga, kalau mau pasang tarif, honor yang pantas, belajar kerja yang rajin dulu. Tambah keterampilan, tunjukkan loyal pada tempat kerja, yang rajin dan disiplin, serta pertajam kemampuan berkomunikasi.

Senior, supervisor atau pengusaha biasanya paham siapa kita dari cara kita berkomunikasi. Pintar berkomunikasi ini tidak sama dengan doyan omong. Orang doyan omong itu biacaranya tidak ngarah. Sedangkan yang pintar berkomunikasi itu mengedepankan teknik komunikasi, jelas arah dan tujuan, mudah dimengerti, enak diajak bicara.

Orang yang pandai berkomunikasi biasanya pandai pula negosiasi. Nampak banget mereka yang memiliki keterampilan seperti ini dalam interview. Pihak HRD biasanya tertarik meskipun harus bayar mahal, mereka siap. Kemampuan anda berkomunikasi merupakan asset organisasi. Orang yang pandai berkomunikasi beda dengan yang pandai bekerja. 

Yang pandai bicara ini cocok jadi manajer. Sedangkan yang pandai kerja cocoknya, jadi pekerja. Kalau anda pandai bicara, tolong disertai pandai kerja, terampil dan suka akan pekerjaan. Jangan hanya banyak ngomong, kerjaanya kosong.

Tahap keempat, ketahui tempat kerja. Anda pasti tahu tempat anda akan kerja, termasuk potensi finansialnya. Kalau kerja di perusahaan kontraktor kecil, meskipun Oil and Gas, kita tidak bisa seenaknya pasang harga. 

Sebaliknya, di supermarket pun yang kelihatan kecil, tetapi karena franchise dan ternama, mereka pasti punya duit banyak, selain UMR juga peluang kita untuk nego minta honor, besar.

Anda akan bisa bicara leluasa untuk meminta honor ini sesudah punya pengalaman kerja lima tahun ke atas. Sebelum masa itu, kalau kita minta honor besar, bisa diketawakan oleh yang menginterview kita. 

Mengapa? Untuk bikin Stadard Operating Procedure saja, paling banter kita masih copy & paste. Artinya, kita belum sampai pada tingkatan menguasai pekerjaan, sebagaimana harapan mereka. Tapi bisa nego, tidak apa-apa.

Umumnya, teman-teman yang pengalaman kerjanya 5-10 tahun ini masih 'malu-malu' kalau untuk urusan nego honor ini. Cowok lebih berani taruh harga ketimbang cewek. 

Cewek lebih bersifat 'pasrah'. Kalau tidak setuju, tidak diambil. Tetapi cowok beda. Tidak setuju, dia akan bilang. Terutama orang-orang teknik dan perhotelan, sangat lihai dalam negosiasi soal ini.

Tahapan terakhir, kelima, tahap expert. Anda akan berada pada tahapan puncak. Tahapan ini diraih sesudah pengalaman anda lebih dari 10 tahun. Kelasnya manajer. Meskipun bukan manajer, tetapi anda akan punya kapasitas untuk pasang harga dan mereka pun tahu berapa harga anda, jika sudah bekerja 10 tahun lebih.

Umumnya, jika melihat CV anda saja, mereka tahu berapa anda pantas dibayar. Mereka akan bilang bahkan di awal, dari ijazah, pelatihan serta lama pengalaman, perusahaan tempat anda akan kerja umumnya sudah bisa menprediksi berapa kira-kira anda akan minta. Makanya biasanya mereka bicara duluan. Misalnya, jika tidak mampu membayar mahal.

Kalau anda sudah berapa di posisi ini, berarti anda sudah mapan. Anda tidak perlu repot mencari kerja. Sebaliknya, justru pekerjaan yang mencari anda. Anda juga tidak perlu bingung jika tidak mendapatkan kerjaan secara formal. Karena anda mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.

Nah, pengalaman saya bagaimana?

Saya melalui dari tahap awal. Kerja apa saja, yang penting halal dan menghasilkan. Network dan pengalaman itu nomer satu. Sesudah itu, duit akan datang dengan sendirinya. Saya mengalaminya. Saya bisa mendapatkan penghasilan tambahan karena network di tempat kerja. Bukan dari tempat kerja itu sendiri.

Jadi, tidak masalah pada tahap awal jika dibayar murah. Yang penting menyukai pekerjaan dulu. Loyal terhadap tempat kerja itu very imporant. Jujur dan disiplin juga demikian. Besarnya upah, menurut saya, akan datang dengan sendirinya.

By the way, yang mengajar saya untuk pasang tariff, anda mungkin tidak percaya, justru supervisor saya sendiri. "Kalau kamu mau pindah kerja, begini caranya. Dan begini pula cara kalau mau minta berapa honor yang pantas kamu terima." Katanya.

Sekarang anda tahu kapan harus menolak honor yang tidak sesuai. Siap pindah kerja?

Malang, 4 July 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun