Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pilih Jadi Single atau Multi-skills Professional?

26 Juni 2020   07:40 Diperbarui: 28 Juni 2020   15:16 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: servicefuture.com

Kapan itu kompor di rumah kami ganti. Kurang lebih ukuran dan modelnya sama. Hanya saja tidak semua orang bisa memasangnya. Butuh tenaga terampil, karena harus 'ditanam'. Oleh pak Satpam disarankan memanggil seorang tukang di kompleks perumahan, namanya Jansen.

Saya kenal, karena beliau pernah kami minta juga untuk membuat kamar mandi baru dibagian luar rumah. Juga pernah kami minta untuk memperbaiki atap rumah.

Ternyata pak Jansen, selain piawai di bangunan, bisa juga diminta untuk memperbaiki dan atau memasang kompor jenis tanam ini. Pak Jansen cukup padat jadwalnya. Kami dapat giliran malam hari sesudah jam 6 sore. Pagi hingga sore orangnya ada pekerjaan lain.

Sumber: servicefuture.com
Sumber: servicefuture.com
Di lain waktu, ketika kami butuh mengecat dinding dapur, ada seorang teman yang menawarkan Pak Nan yang spesialisasinya khusus mengecat dinding.

Katanya jadwal orangnya cukup padat. Kerjanya bagus dan berkualitas. Saya pun menghubunginya. Orangnya datang, melihat dan merinci daftar kebutuhan layaknya seorang yang professional di bidangnya.

Dari kedua jenis pekerja di atas, terlihat bahwa memiliki keterampilan saat ini sangat dibutuhkan masyarakat. Terutama yang ada kaitannya dengan kebutuhan sehari-hari di rumah, bangunan dan pemeliharaan alat-alat rumah tangga. Pekerja harian seperti ini hemat saya sangat laris. Sayangnya jarang diminati oleh generasi muda yang lebih menyukai pekerjaan 'ringan' dan kantoran.

Namun begitu, baik pekerjaan yang ditekuni oleh Pak Jansen maupun Pak Nan, kedua tukang di atas, kedua-duanya ternyata tidak gampang. Keduanya sudah senior di bidangnya dan sudah menekuninya bertahun-tahun. Ini berarti bahwa keterampilan, apapun jenisya membutuhkan ketekunan dan keseriusan. Bekal inilah yang digunakan untuk memberikan kepercayaan pada pelanggan.

Saat ini sudah ada berbagai jenis pendidikan mulai dari tingkat SMK hingga perguruan tinggi yang menawarkan berbagai jenis kerja yang terkait keterampilan sebagaimana yang digeluti oleh Pak Jansen dan Pak Nan.

Di SMKN Singosari-Malang misalnya, menawarkan berbagai jurusan seperti Teknik Bangunan, Teknik Survei dan Pemetaan (Geomatika), Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, Teknik Otomotif dan Teknik Alat Berat. Pendidikan ini tentu saja formal sifatnya.

Sementara yang dilakukan oleh Pak Jansen dan Pak Nan keterampilan yang diperolehnya berasal dari pengalaman alias pendidikan non formal. Di lapangan, masyarakat tidak membutuhkan ijazah atau asal sekolah, kecuali profesi tertentu seperti kesehatan. Atau apabila kita menginginkan menjadi pekerja formal di instansi maupun perusahaan.

Pada dasarnya, memiliki keterampilan, tunggal (single) ataupun campuran (multiple), butuh kiat-kiat tertentu. Memiliki keterampilan tunggal atau lebih, ada untung ruginya. Di bawah ini adalah kelebihan dan kekurangan bila menjadi karyawan antara yang single skill atau multi skill.

Single-Skilled Labor
Menurut Expert360.com, dalam artikel yang berjudul 7 Advantages of the Highly Skilled Contingent Workforce Strategy, keuntungan perusahaan yang mempekerjakan single-skilled workforce antara lain: pertama, perusahaan yang memiliki karyawan berketerampilan tunggal ini berifat spesialis. 

Seorang spesialis biasanya mampu menyelesaikan pekerjaan yang kompleks karena hanya satu bidang yang ditekuni. Umumnya jenis perusahaannya besar seperti elektronik, automobiles atau pertambangan.

Kedua, keterampilan jenis ini pelatihannya di tempat kerja memakan waktu singkat, karena karyawan sudah memiliki dasar skill yang kuat. Sehingga tidak perlu waktu lama dalam sosialisasinya. Ketiga, cost effective. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan fokus kepada kepentingan satu produk, sehingga tidak terlalu besar.

Keempat, keuntungan inovasi hanya pada satu bidang. Sehingga lebih mudah jika ada perubahan atau inovasi produk. Kuntungan kelima, mudah dalam menjaga atau mempertahankan kualitas. Dengan demikian jika memperoleh pembeli akan bisa memiliki potensi jadi pelanggan tetap.

Keuntungan keenam, perusahaan seperti ini lebih mudah meningkatkan efisiensi kerja serta mendongkrak profile perusahaan. Keuntungan ketujuh, karyawan biasanya seorang yang predikatnya speasialis, sudah memperoleh pendidikan khusus dengan ijazah atau sertifikat khusus. 

Oleh sebab itu fokus kerja hanya tertuju pada satu bidang yang tidak terlalu memberatkan konsentrasi kerja. Ini berpengaruh terhadap kepuasan dan kualitas produk.

Namun memiliki keterampilan tunggal ini, juga ada kerugiannya. Di antaranya adalah, persaingan bisnis. Jika pindah kerja harus mencari pekerjaan yang sesuai denga spesialisasinya, update pelatihan tidak gampang atau selalu tersedia. Bila ada perubaan teknologi umumnya disertai perubahan penggunaan alat yang membutuhkan biaya mahal.

Personal Collection
Personal Collection
Multi-Skilled Labor
Dalam sebuah website business 'Chron' (smallbusiness.chron.com), dengan artikel yang berjudul 'The Advantages of Multi-Skilled Labor' (Keuntungan Pekerja Berketerampilan Ganda) disusun oleh Luanne Kelchner, disebutkan ada empat keuntungan perusahaan yang mempekerjakan multi-skilled wokers.

Pertama flexibility. Artinya, perusahaan yang mempekerjakan karyawan yang memiliki keterampilan ganda ini memiliki kemampuan keterampilan yang fleksibel untuk menjadwal atau mengatur sedemikian rupa kebutuhan kerja. 

Karyawan dapat pula menggantikan posisi pekerjaan karyawan lainnya jika absen. Dengan demikian, pemilik bisnis bisa menjaga tingkat produksi dalam berbagai keadaan di mana karyawan mungkin saja tidak bekerja atau keuntungannya menurun.

Biasanya keterampilan jenis ini dimiliki oleh usaha skala kecil dan menengah mempekerjakan karyawan multi skill. Misalnya pabrik kulit, karyawannya juga bisa membuat sepatu, tas, ikat pinggang dan dompet. Selain itu, karyawan juga dituntut memiliki keterampilan bukan hanya bagian produksi, namun juga pengepakan, pengiriman barang hingga pelayanan pelanggan.

Keuntungan kedua, decreased labor cost (mengurangi biaya kerja). Perusahaan yang memiliki karyawam multi skill dapat mengoperasikan berbagai pekerjaan. Optimalisasi karyawan ini dianggap bisa mengurangi jumlah karyawan guna menjalankan sebuah bisnis. Sementara jika mempekerjakan single-skilled worker, bisa saja akan 'menganggur' sampai pekerjaan ada. 

Perusahaan yang karyawannya memiliki keterampilan ganda akan terhindar dari kondisi seperti ini. Dengan demikian akan mengurangi beban biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha.

Keuntungan ketiga, efficiency in planning (efisiensi dalam perencaan). Perusahaan dengan karyawan berketerampilan ganda dapat memenuhi permintaan pelanggan misalnya agar lebih cepat atau memodifikasi produk, karena semua karyawan mampu melakukan. 

Semua karyawan bisa fokus pada berbagai kebutuhan pelanggan. Misalnya perusahaan mebel, di mana pekerjanya bukan hanya mampu mengolah kayu, tetapi juga merangkap design, hingga membuat berbagai kebutuhan furniture alat-alat rumah tangga.

Keuntungan keempat, karyawan yang memiliki keterampilan ganda umumnya tidak kuatir dengan adanya persaingan atau munculnya teknologi baru.

Umumnya karyawan model begini bisa dengan cepat menyesuaikan diri dengan skill baru secara konsisten, selain gampang menyesuaikan diri juga jika ada perubahan. Inilah yang menjadikan kepuasan kerja yang dengan sendirinya juga akan meningkatkan produktivitas kerja.

Namun demikian, menurut Service Management (servicefuture.com) ada beberapa kerugian perusahaan yang mempekerjakan karyawan multi skill ini. Di antaranya adalah, tidak atau kurang fokus, biaya pelatihan akan lebih dan memakan waktu lama dan hasil produksinya tidak maksimal dan adanya risiko terhadap kontrak.

Beberapa karyawan yang memiliki single keterampilan bisa kehilangan kerja, adanya role conflict, serta ketidak-mampuan menyelesaikan jenis pekerjaan baru karena masih butuh waktu penyesuaian terhadap multi tasking job ini.

Kesimpulannya, kedua jenis keterampilan di atas baik dan masing-masing memiliki keuntungan dan kelebihan. Jika ingin bekerja, tidak ada jenis keterampilan yang bersifat absolute.

Orang Barat biasanya memiliki keterampilan ganda yang bahkan untuk urusan masak pun, cowok banyak yang bisa. Demikian pula di bidang pertukangan. 

Mereka ada yang memiliki gudang pertukangan lengkap, padahal bukan tukang. Ini bukan hanya karena biaya tukang sangat mahal di sana, namun memperkaya diri dengan aneka keterampilan sangat menguntungkan diri sendiri serta menyehatkan ekonomi keluarga.

Terlepas dari untung ruginya, baik bagi diri sendiri atau kepentingan perusahaan, kepemilikan keterampilan tunggal atau ganda menjadi syarat utama dalam perolehan kerja. Bila ingin menjadi seorang profesional, kuasai pekerjaan. The choice is yours.
Malang, 26 June 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun