Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tutur, Kecamatan Tanpa Masker

25 Juni 2020   16:28 Diperbarui: 25 Juni 2020   16:51 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Full of flowers. Personal Collection 

Dari 30 kota kabupaten dan kotamadya yang ada di Jawa Timur, hanya ada 7 yang saya belum menginjakkan kaki di sana. Ketujuh kota tersebut adalah: Pacitan, Ponorogo, Lamongan, Gresik, Bondowoso, Jember dan Banyuwangi.  

Semula saya kira di Jawa ini susah cari pemandangan indah, karena terlalu padat penduduknya. Nyatanya tidak. Masih banyak juga hutan lindung, sungai, lembah, bukit dan gunung. Beruntung saya bisa ke Jawa Timur, rekreasi ke 75% wilayahnya. Salah satu destinasi yang sangat digandrungi orang adalah kota Malang. 

Saya sangat bersyukur bisa 'nyasar' ke kota Malang dan mengunjungi banyak tempat. Di Malang, tempat wisatanya segudang. Tidak harus ngantongi duit banyak untuk berwisata. Tidak sedikit yang murah sekali hingga gratisan. Pokoknya, happy lah.....

Sekitar 22 kilometer sebelum masuk kota Malang dari arah arah Surabaya, di sebuah kota kecil, Kecamatan Purwodadi, ada pertigaan, belok kiri. Terpapang jelas pada papan di pertigaan jalan raya dengan arah panah menuju Tutur dan Bromo, sebuah destinasi wisata nasional yang terkenal indah. Tadinya saya belum tahu dan belum pernah dengar apa itu Bromo. Kini sudah tahu. Pernah sekali berfoto ria di dekatnya.

Dua kali saya ke Tutur. Berada di wilayah Kabupaten Pasuruan di bagia selatan. Sekitar 70 km dari Surabaya. Sebuah kota kecamatan yang indah. Untuk ke sana, melewati jalan berkelok, berbukit, sejuk dengan pemandangan alam fantastic. Saya pernah ke sana dua kali, yang pertama bertepatan masih dalam suasana Lebaran. Diajak main ke kediaman seorang kerabat. Di kota kecamatan Tutur, 18 km naik dari jalan raya Surabaya-Malang ke arah Bromo.

Penduduk asli Tutur ini saya lihat typical banget. Beda dengan orang-orang kota Malang yang biasa saya lihat. Mungkin karena di daerah dingin, kulitnya coklat agak gelap. Posturnya kecil, namun gesit. Suka mengenakan sarung, dililitkan pada leher. Kala sore hari, ditutupkan mulai dari kepala hingga tubuh. Mereka juga suka mengenakan kopiah hitam.

Klik

Full of flowers. Personal Collection 
Full of flowers. Personal Collection 

Di sana sini saya melihat banyak orang bertanam, buah dan sayur-sayuran, Cokelat, cabe, bunga, apel, hingga durian. Di mana mata jauh memandang, di sana selalu dipenuhi aneka buah dan sayur ini. Bulan ini belum masanya musim Apel. Masih keci-kecil. Namun sayur seperti Kubis, Wortel, Sela dan Sawi luar biasa. Itu yang paling banyak ditemui di pinggir jalan, siap diangkut. Dijual ke Malang, Surabaya hingga Jakarta.

Butuh antara 30-40 menit dari jalan raya besar menuju pusat kota kecamatan Tutur. Selain sejuk, indah, rapi, kotanya lumayan bersih dibanding rata-rata kota setingkat kecataman yang saya tahu. Pusat kotanya tidak terlalu besar. Bangunan yang nampak menyolok adalah Masjid, Koperasi dan beberapa kantor pemerintahan serta sekolah.  

Dari singosari kami naik motor. Parkir di depan Koperasi Susu. Tutur sangat terkenal akan susu sapinya. Barangkali kalau soal harga, sama saja dengan yang biasa kami beli di toko-toko di Lawang, Singosari atau Malang kota. Namun rasanya tentu saja beda. Entah kenapa, tetapi di Tutur lebih fresh. Juga factor udara mungkin sekali berpengaruh.

Saya minum susu hangat segelas, rasa Ori. Pusat koperasi susu di Tutur ini merupakan pusat layanan penjualan susu dari masyarakat kemudian didistribusikan ke kota-kota lain. Ada yang dalam kemasan botol kecil, sedang hingga yang besar. Juga dijual berupa kemasan Yoghurt.

Produk lokal lain yang banyak dikenal adalah Apel. Sebetulnya jarak antara Tutur dan Batu, tidak terlalu jauh. Kota Batu juga memproduksi Apel. Katanya sih, apel Batu lebih nikmat. Saya kurang tahu persis. Apel Tutur banyak juga dijual di kota Lawang. Pedagang Tutur menjajakan jualannya ke pasar terdekat di Purwodadi atau Lawang.

Sepertinya Tutur menyediakan lengkap bahan-bahan makan untuk keperluan rumah tangga. Rawon dan Baksonya juga nikmat. Apalagi di suasana dingin seperti Tutur. Orang sangat suka makan Bakso di sana.

Bagaimanapun di tengah wabah Covid-19 ini, ada yang unik di Tutur.

Dari 25 kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan, 6 di antaranya statusnya Hijau. Bebas dari kasus Virus Corona. Enam kecamatan tersebut adalah: Wonorejo, Pohjentrek, Kejayan, Winongan, Pasrepan dan Tutur. Makanya, pendatang yang ke Tutur heran. 

Di sana nyaris sulit menemukan orang yang mengenakan Masker pada mukanya. Kalaupun ada, dipastikan bukan orang asli sana, tetapi pendatang atau beberapa pengendara sepeda motor yang sudah terbiasa mengenakan masker.

Penduduk Tutur jarang yang pendatang. Menurut data BPS tahun 2017, jumlah penduduk Tutur mencapai 68.764 orang. matapencaharian rata-rata petani dan peternak.

Tutur, sebuah mini town di puncak bukit, memiliki sejuta pesona dan panorama alam yang menakjubkan. Masih banyak orang yang belum tahu Tutur lantaran lokasinya. Sebetulnya tempatnya keren banget. 

Di antara sekian yang terkenal adalah: Kebun Apel Khrisna, Outbond Bhakti Alam, Bukit Flora, Air Terjun Sumber Nyonya, Coban Cemoro Gading dan Coban Waru. Selain itu, di tengah-tengah udara yang segar, Tutur juga menawarkan kuliner yang luar biasa nikmatnya. Tutur is a town without mask.

Malang, 25 June 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun