Produk lokal lain yang banyak dikenal adalah Apel. Sebetulnya jarak antara Tutur dan Batu, tidak terlalu jauh. Kota Batu juga memproduksi Apel. Katanya sih, apel Batu lebih nikmat. Saya kurang tahu persis. Apel Tutur banyak juga dijual di kota Lawang. Pedagang Tutur menjajakan jualannya ke pasar terdekat di Purwodadi atau Lawang.
Sepertinya Tutur menyediakan lengkap bahan-bahan makan untuk keperluan rumah tangga. Rawon dan Baksonya juga nikmat. Apalagi di suasana dingin seperti Tutur. Orang sangat suka makan Bakso di sana.
Bagaimanapun di tengah wabah Covid-19 ini, ada yang unik di Tutur.
Dari 25 kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan, 6 di antaranya statusnya Hijau. Bebas dari kasus Virus Corona. Enam kecamatan tersebut adalah: Wonorejo, Pohjentrek, Kejayan, Winongan, Pasrepan dan Tutur. Makanya, pendatang yang ke Tutur heran.Â
Di sana nyaris sulit menemukan orang yang mengenakan Masker pada mukanya. Kalaupun ada, dipastikan bukan orang asli sana, tetapi pendatang atau beberapa pengendara sepeda motor yang sudah terbiasa mengenakan masker.
Penduduk Tutur jarang yang pendatang. Menurut data BPS tahun 2017, jumlah penduduk Tutur mencapai 68.764 orang. matapencaharian rata-rata petani dan peternak.
Tutur, sebuah mini town di puncak bukit, memiliki sejuta pesona dan panorama alam yang menakjubkan. Masih banyak orang yang belum tahu Tutur lantaran lokasinya. Sebetulnya tempatnya keren banget.Â
Di antara sekian yang terkenal adalah: Kebun Apel Khrisna, Outbond Bhakti Alam, Bukit Flora, Air Terjun Sumber Nyonya, Coban Cemoro Gading dan Coban Waru. Selain itu, di tengah-tengah udara yang segar, Tutur juga menawarkan kuliner yang luar biasa nikmatnya. Tutur is a town without mask.
Malang, 25 June 2020
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H