Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Drakor Itu Kayak Sayur Pare, Pahit pun Laku

20 Juni 2020   17:02 Diperbarui: 20 Juni 2020   17:03 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini tidak ada kaitan dengan kebanggaan sebagai warga negara lho ya? Film, kayak makanan, itu soal selera. Tapi kalau mau bandingkan dengan film-film nasional kita, memang beda dengan film Korea. Mulai dari acting, settings hingga design. Pokoknya, jauh lah.

Saya tidak habis mengerti, padahal usia kemerdekaan juga sama. Kayaknya kita kalah maju, termasuk di dunia perfilman. Orang Korea serius banget kalau main film. Terkesan tidak main-main. Kita kurang banyak belajar dunia perfilman.

Beberapa film Korea saya suka. Cuman bahasanya yang susah ngingatnya. Mungkin kalau logat, saya lebih milih Sunda atau Madura lah. Saya sempat lihat beberapa serial Korea yang alur ceritanya cukup bagus. Saya suka kisah-kisah kolosal, seperti Goo Family Book, Moon Lovers, atau Queen for Seven Days.

Kali ini agak beda, saya kasih contoh Memorist. Judulnya keren: Memorist. Artinya kurang lebih 'Pengingat'. Drama Korea (Drakor) ini tergolong  menarik. Ada 7 hal menarik dalam serial drama ini menurut  IDN Times. Pertama, tidak seperti biasanya, Yoo Seung Ho yang biasanya romance, kali ini  memilih drama yang genre nya Thriller. Kedua, ceritanya diangkat berdasarkan Webtoon, kisahnya menyegarkan. Ketiga, menjadi ajang reuni antara Yoo Seung Ho dan Lee Se Young sesudah 8 tahun tidak ketemu. Mereka pernah ketemu dalam KDrama berjudul I Miss You.

Sumber: DVD Cover. Personal Collection 
Sumber: DVD Cover. Personal Collection 

Keempat, kedua tokoh utama punya peribadian dan chemistry yang unik. Kelima, Memorist ini memiliki prospek sinematografis bagus karena digarap oleh tvN. Keenam, film ini memamekan deretan pemain pendukung yang ciamik. Yang terakhir, ketujuh, penggarapan sudah sampai tahap pembacaan naskah dan perilisan 'Teaser'.

Film ini sebetulnya tidak masuk akal. Anehnya, saya tonton sampai habis, 4 CD. Ketika Dong Baek sedang sekolah di SMP, tiba-tiba dia mendapatkan kekuatan super natural. Tidak masuk akal kan? Setiap kali dia sentuh seseorang, dia bisa membaca ingatkan orang itu.

Nah, berapa orang yang dia sentuh? Dong Baek sampaikan kemampuan tersebut pada orang lain, sehingga dia bisa kerja sebaga detektif. Dengan profesi tersebut, dia bisa ngungkapkan banyak kasus-kasus yang membantu pihak kepolisian.  Di antaranya pembunuhan misterius.

Begitulah kisah singkatnya. Saya akui, saya suka acting nya. Yoo Seung Ho, pemeran utama, dia pernah menyabet Best Young Actor Award. Main di banyak serial TV dan film sebagai anak dan remaja. Bintang berusia 26 tahun yang ganteng ini juga menggondol SBS Award for Excellent Acting.

Lee See Young juga demikian. Aktris cantik ini juga main di beberapa film. Pernah merebut Baeksang Arts Award, Best New Actress. Cho Seong Ha, pemeran senior lainnya dalam serial tersebut tidak kalah bagus mainnya. Aktor berusia 53 tahun ini dikenal dalam banyak film, di antaranya Helpless, Korea Peninsula dan The Yellow Sea.

Jujur saja, film ini tidak terlalu menarik sih. Tetapi film Korea mempunyai daya magis tersendiri. Misalnya budaya, saya suka melihat kekayaan tradisi yang beda. Cara hidup masyarakatnya yang teratur, bersih. Hormat dan santun pada orang lain. Disiplin. Pokoknya saya melihat mengapa orang Korea mampu menyaingi Jepang dan Negara maju lainnya karena tekun dan disiplin ini.

Melihat Drakor seolah melihat kehidupan Korea lebih dekat. Di saat wabah Corona ini, menyimak Drakor hemat saya seperti rekreasi. 

Namun asal tahu, saya tidak nonton, melotot satu seri Drakor dalam waktu singkat. Kadang saya butuh seminggu.  Habis, serialnya panjang banget. Bisa 8 jam total. Sementara saya punya kerjaan lain yang harus diselesaikan.

Drakor hanya rekreasi sampingan. However, Drakor tidak seperti Drakula. Bisa saya jadikan pilihan. Meskipun tidak semua serialnya masuk akal, rasanya ibarat sayur Pare. Pahit pun, tetap banyak penggemarnya. Ada saja pembelinya.

Malang, 20 June 2020
Ridha Afzal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun