Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Inilah Perawat-perawat yang Dibayar Mahal

17 Juni 2020   06:56 Diperbarui: 7 April 2021   14:32 21602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santi K. Di USA. Sumber: Personal Collection

Tidak dipungkiri, salah satu tujuan hidup adalah bekerja dengan gaji mapan. Walaupun ada orang-orang yang puas dengan penghasilan seadanya, rata-rata orangtua menyekolahkan anaknya di kampus terkenal dengan jurusan favorit, agar masa depan mereka terjamin. Di antaranya mendapatkan kerja di tempat yang mapan, nyaman, dengan gaji besar.

Perawat, bagi yang belum paham tentang seluk beluk kehidupan dunia profesinya, dikira bayarannya sedikit. Sebetulnya tidak demikian. Profesi apapun ada yang kecil dan ada pula yang besar pendapatannya, tergantung bagaimana yang bersangkutan meramu kehidupan profesinya. 

Sama seperti pengusaha. Ada yang kecil, cukup membuat tempe kelas kecil di rumah, dijual di pertigaan kompleks perumahan. Ya memang tidak akan berkembang, jika tidak ada niat untuk mengembangkannya. Pemasukannya ya kecil, betapapun puluhan tahun menekuninya.

Seorang insinyur teknik jebolan kampus ternama, banyak yang tidak menekuni profesinya. Ada yang malah jadi sopir pribadi. Sarjana ekonomi, sebaliknya, ada yang menekuni bisnis real estate, ngurus bahan-bahan bangunan dan terlibat aktif dalam proyek perumahan. Gajinya tentu besar. Koq bisa?

Imelda Darius, karirnya melejit. Sumber: Personal Collection
Imelda Darius, karirnya melejit. Sumber: Personal Collection
Demikian pula kehidupan perawat. Lebih dari 40.000 perawat dihasilkan setiap tahun di negeri ini. Kemampuan Pemerintah untuk mengangkat menjadi PNS tidak lebih dari 15% nya. Sisanya, sekitar 30.000 orang lebih, harus pintar-pintar mencari peluang. Kejelian mencari peluang ini yang bakal menentukan berapa perawat pantas dibayar.

Secara umum, kriteria besar kecilnya penghasilan perawat bergantung pada: ijazah, pelatihan, spesialisasi, pengalaman kerja, institusi tempat kerja dan negara di mana di bekerja.

Pertama, ijazah. Saat ini, pendidikan profesi keperawatan mulai dari D3, S1, Profesi Ners, Pasca Sarjana dan tingkat S3 (doctoral). Mereka yang sarjana, tentu beda gajinya dengan yang D3. Yang profesi juga beda dengan yang hanya sarjana. Demikian seterusnya. Status registrasi saat ini juga menentukan. 

Sebagai contoh kerja di Homecare. Ada yayasan yang mempekerjakan perawat tanpa surat tanda registrasi (STR). Akan tetapi bagi yang memilikinya, beda penghasilan. Secara umum, ijazah ini sangat berpengaruh terhadap besarnya gaji, tetapi bukan satu-satunya factor. Karena ada perawat yang ijazahnya D3, gajinya melebihi S3.

Kedua, pelatihan. Pelatihan ini sangat menentukan karir seorang perawat. Saat ini, pelatihan yang sangat umum adalah Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS). Sertifikat nya banyak diminta di hampir semua jenis pekerjaan perawat. Namun ada juga pelatihan lain, misalnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Anestesi, Dialisis, Kamar Operasi, Rawat Luka, Hipnoterapi, Occupational Health Nursing, dll. 

Pelatihan akan menentukan berapa harga jual layanan jasa keperawatan. Demikian pula kemampuan Bahasa Inggris, kini mulai banyak diminta. Termasuk mengoperasikan computer.

Ketiga, spesialisasi. Beberapa spesialisasi keperawatan yang ada di Indonesia masih terbatas pada: keperawatan Manajemen, Jiwa, Anak, Komunitas, Maternitas, Gawat Darurat dan Medikal Bedah. Pendidikan spesialisasi ini levelnya Pasca Sarjana. Tentu saja akan berpengaruh  terhadap besarnya upah perawat. Biasanya mereka yang mengantongi spesialisasi ini dianggap sebagai perawat senior. 

Kkkkk

Bapak Asri zal, M.Kep. Perawat Luka senior. Sumber: Personal Collection
Bapak Asri zal, M.Kep. Perawat Luka senior. Sumber: Personal Collection
Pada umumnya seorang dosen keperawatan dituntut memiliki pendidikan minimal pasca sarjana ini. Dosen  yang jeli, akan memanfaatkan ijazahnya bukan hanya dengan mengajar, juga sambil buka praktik mandiri serta memberikan layanan keperawatan pada masyarakat. Ada pula yang merangkap mendirikan yayasan, jadi trainer dan juga pembicara di banyak event, seperti mbak Imelda Darius di Jakarta.

Keempat, pengalaman kerja. Fresh graduate umumnya masih dibayar murah. Ada juga yang malah 'gratisan', khususnya yang hanya magang misalnya selama tiga bulan, untuk sekedar mendapatkan pengalaman. Mereka ini dibayar murah sekali. Pengalaman Akhir Fahruddin misalnya, perawat asal Sumbawa yang pernah kerja di Saudi Arabia, kemudian balik ke Indonesia untuk melanjutkan kuliahnya, sempat dibayar hanya Rp 150.000 per bulan di sebuah Puskesmas di Sumbawa. 

Perawat yang dibayar seperti ini banyak jumlahnya, karena instansi tidak memiliki dana ekstra, letaknya di daerah terpencil dan tidak ada formasi.

Bagi perawat senior, memang otomatis beda gajinya. Perawat Homecare saja, seperti pengalaman Gurun, yang juga asal Sumbawa, sesudah 6 bulan kerja, yang semula dibayar Rp 4 juta, melonjak menjadi Rp 6-8 juta/bulan. Sesudah 1 tahun, bahkan ada yang dibayar Rp 10 juta lebih seperti yang dialami Azmul asal Aceh.

Kelima, institusi tempat kerja. Kerja di Puskesmas, akan beda gajinya dengan di klinik swasta, rumah sakit, industry serta Homecare. Penghasilan perawat di Puskesmas misalnya, sepanjang statusnya belum jadi PNS, memang kecil sekali gajinya. Kadang sesudah tiga bulan baru dibayar. 

Perawat RS sedikit lebih besar tapi tidak lebih dari UMR. Yang memberikan upah cukup baik biasanya di perusahaan, di lepas pantai atau pertambangan. Angkanya bisa fantastis. Mencapai di atas Rp 10 juta. Ada yang dibayar Rp 20 juta.

Perawat Homecare saat ini juga ada yang dibayar besar. Ada yang minimal Rp 500 ribu per hari, tergantung jenis penyakit/kasus serta layanannya. Biasanya perawat yang kerja di kalangan pengusaha besar, pejabat atau artis, dibayar besar banget untuk merawat salah satu anggota keluarganya. Tidak jarang mereka diajak ke luar negeri, tinggal di hotel mewah, seperti pengalaman Salahuddin perawat asal NTT yang saat ini sedang bekerja di Saudi Arabia. Kholis yang juga asal Sumbawa pernah diajak ke Australia, Malaysia dan Singapore. Beberapa perawat kita ada yang keliling Eropa.

Keenam, negara tempat kerja. Secara umum benar, perawat yang bekerja di luar negeri dibayar mahal. Tetapi tidak semuanya. Ada yang standard. Di luar negeripun tergantung instansi, spesialisasi, lama pengalaman kerja serta unit kerjanya. Sama-sama di Saudi Arabia, akan beda jika di klinik dan RS. Yang di RS pun tidak sama. Farouq, perawat asal Surabaya yang saat ini bekerja di Unit Dialisis di sebuah hospital di Saudi, meskipun belum tergolong lama, tetapi penghasilannya cuku besar, bisa di atas Rp 20 juta, free transport, apartemen, Wifi dan tiket.

Mbak Santi, asal Malang yang sudah lebih dari 15 tahun kerja di unit ICU di Kuwait, penghasilannya di atas Rp 50 juta. Itu belum terhitung kerja sampingannya. Makanya beliau bisa keliling dunia, Eropa dan USA. Kang Asep di Qatar Petroleum juga sama, penghasilan bisa mencapai Rp 70 juta lebih per bulan. Demikian pula rekan-rekan yang di Belanda, Australia dan USA.

Ada perawat-perawat yang tidak hanya kerja di RS atau klinik. Mereka sambil kerja, juga memiliki bisnis sambilan seperti Kang Zaenal di Belanda, Kang Gun Gun di Qatar, Kang Karjan di Kuwait. Mereka punya bisnis sampingan yang membuat pemasukannya berlipat karena jualan makanan kecil, Bakso, Gorengan serta aneka camilan. Mbak Santi yang kreatif pernah mendapatkan order makanan senilai Rp 40 juta pada sebuah event di Kedutaan Besar di Kuwait.

Perawat-perawat seperti Bapak Asrizal di Medan, selain dosen senior USU, juga menekuni dunia rawat luka sangat dikenal. Tentu saja omset bisnisnya besar. Demikian juga mbak Imelda di Jakarta yang selain menekuni spesialis Anak, juga Hipnoterapist. Pak Muhlis di Sulawesi Selatan juga menjalani bisnis yang sama. Beliau banyak diundang menjadi pembicara selain aktif sebagai Hipnoterapis.

Masih banyak perawat-perawat sukses lainnya di Tanah Air ini yang dengan mengedepankan profesi keperawatannya, dikombinasi dengan spesialisasi, jiwa kreatif dan inovasi, bukan hanya duit yang diperolehnya. Akan tetapi reputasi, network, pengalaman yang luas, hingga keliling dunia, pernah dicicipinya.

Itulah dunia perawat. Dunia kerja yang mulia di satu sisi, juga menjanjikan finansial di sisi lainnya. Zaman gini, hanyalah mereka yang belum paham akan liku-liku dunia keperawatan yang menyangka bahwa perawat itu dibayar murah. Sejatinya tidak demikian. Bisnis dan penghasilan profesi keperawatan itu fantastic asal tahu ilmu dan seninya.  

Malang, 17 June 2020
Ridha Afzal    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun