Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Artikel Saya Tidak Ada yang Baca, Emangnya Sampah?

2 Juni 2020   17:19 Diperbarui: 2 Juni 2020   17:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bedanya, untuk berjualan, orang butuh dana. Jualan Ayam Goreng, jika tidak laku, dimasukkan Kulkas lama-lama juga tidak baik. Roti juga ada kadaluwarsanya. Juice, buah juga bisa busuk dalam beberapa hari. 

Tulisan, tidak perlu dana. Memang harus ada gadget, laptop atau komputer dan pulsa. Tapi tulisan tidak ada kadaluwarsanya. Tulisan juga tidak busuk atau masuk sampah. Hanya saja, tulisan tidak serta merta memiliki nilai bisnis seperti orang jualan kecuali kita tekuni profesi sebagai penulis untuk tujuan komersial. Yang ini beda lagi.

Saya nimbrung nulis di Kompasiana ini selama baru saja genap sebulan. Kalau soal produktivitas, kayaknya saya tergolong 'rajin'. Yeee...GR nih ye....! Bagaimana tidak? Selama Ramadan, tiap hari saya nulis. Kadang dua artikel. Seminggu terakhir, rata-rata saya tulis dua buah artikel. 

Jumlah tulisan saya di Kompasiana sebulan kurang tiga hari ini ada 61 buah. Ada 3 yang masuk Headline. Seneng juga memperoleh apresiasi dari Editor Kompasiana. Ada artikel yang dibaca oleh 1000 orang lebih. Ada yang hanya kurang dari 15 orang. What's wrong with it? Sebel juga kadang. Namanya juga manusia.

Tapi saya pingin jadi orang yang tidak mudah patah semangat. Saya ingin nulis, nulis dan nulis. Saya tidak peduli apakah tulisan saya dibaca sedikit atau banyak orang. Saya yakin kayak prinsip seorang Atlit. Berlatih terus tanpa menunggu tepuk tangan penonton. Kalau hanya untuk jadi juara tujuannya, sebaiknya jangan jadi atlit. Sepertinya menulis juga demikian. 

Kalau hanya untuk meraup jumlah Viewers, pembaca yang banyak, ketika yang dicapai sedikit, pasti akan kecewa atau sakit hati. Begitupun kalau nulis untuk tujuan cari duit. Mungkin yang sekelas J.K Rowling, Dan Brown atau Stephen King, yang sekali nulis hasilnya bisa dapat sejuta Dollar, bisa untuk beli rumah mewah di Beverly Hills.

Di Indonesia kita mengenal Andrea Hirata, Tere Liye, Dewi Lestari, Eka Kuniawan atau Pidi Baiq. Ada lagi penulis-penulis kondang lainnya yang karyanya menginspirasi, sehingga namanya begitu melejit, mampu bertengger begitu lama dalam posisi Best Seller bersama dengan penulis-penulis ternama lainnya.

Pelajaran yang saya petik adalah, jadi penulis kayaknya gampang-gampang susah. Gampang karena kita punya modal, minimal bisa baca dan bisa nulis. Susahnya, meraup minat dan kemauan pembaca, editor, fans dan penerbit, ternyata bukan persoalan mudah.

Sembilan putuh persen, saya percaya butuh waktu, ketekunan, keseriusan, ketelatenan, konsistensi, relasi, network hingga research. Sedangkan yang 10%, saya yakin, ada faktor keruntungan dan do'a.
Do you believe it?

Malang, 2 June 2020
Ridha Afzal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun