Jangan lupa, libatkan perawat-perawat muda untuk mengelola kegiatan semacam ini.Â
Jangan hanya terpusat di Jakarta saja. Yang dari Aceh, NTT, Ambon atau Jayapura juga bisa jadi penyelenggara. Dengan demikian saya yakin, pengadaaan pembelajaran dengan model online ini akan memiliki daya tarik tersendiri. Jangan sampai ada kesan hanya selama Corona ini ini saja laris, atau karena SKP kita hadiri Zoom Conference. Ini merusak citra profesi.
Yang paling dikhawatirkan adalah, kalau peserta cuma daftar nama, kemudian dapat sertifikat. Namun kenyataannya, dia tidak mengikuti proses seminar yang makan waktu 2 jam, lantas bagaimana antisipasinya? Lagi pula, panitia mana yang sanggup meng-absen peserta yang ratusan jumlahnya lewat laptop yang kecil? Jangan-jangan peserta hanya numpang nama, tetapi kenyataannya dalam waktu 2 jam seminar, sang peserta lanjut kerja, Â cuci-cuci, mandi, siram-siram taman, ngobrol sama teman atau belanja. Jika ini yang terjadi, penyelenggaran seminar akan kecolongan. Bukan kualias profesi yang didapat, tetapi kehancuran reputasi.
By the way, apa seminar seperti ini hanya berjalan sementara atau sudah ada agenda jangka panjangnya dalam bisis organisasi profesi? I just want to know.
Malang, 14 Mei 2020.
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H