Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadan, Waisak dan Pedagang Pisang di Pasar Besar Malang

7 Mei 2020   01:00 Diperbarui: 7 Mei 2020   00:58 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan Budha Shakyamuni yang hidup di India bagian tengah-utara dari tahun 566-485 Sebelum Masehi, pula mengajarkan hal yang sama. Pada saat ini, interaksi di mana umat Islam dan Budha hidup berdampingan di wilayah yang sama, ada di tujuh Negara: Bangladesh, Tibet, Ladakh, Thailand, Malaysia, Myanmar dan Indonesia (Arromadloni, Kolom, Detik News, 15 Sep. 2017).

*****

Sekitar 5 km dari tempat saya tinggal, ada kuil kecil indah, yang semula saya tidak tahu ini tempat apa. Maklumlah, kami orang Aceh tidak pernah melihat kuil di Tanah Rencong. 

Saya melihat Kuil, Klenteng, Pura sesudah keluar dari sana, saat ke Bali dan Pulau Jawa. Saya bertanya kepada seorang teman, tempat apa itu, dijawabnya tempat peribadatan orang Budha. 

Dari situ kemudian wawasan keragaman religi saya bertambah. Bahwa Indonesia ini sungguh besar dan kaya, bukan hanya keberagaman suku dan budaya, namun juga toleransi terhadap kebhinnekaanya.  

Tanggal 7 Mei 2020 ini merupakan hari Raya Waisak (Waisaka) yang juga dikenal dengan nama Visakah Puja di India, Vesak di Malaysia dan Singapore, dan Vesak di Srilanka, tentu sangat dirindukan oleh umat Budha. 

Sebagaimana umat Islam merindukan Ramadan serta menyambut Festival Idul Fitri. Sayangnya, dalam kondisi wabah Covid-19 seperti ini, kita tidak bisa berkumpul bersama, menunaikan ibadah di Kuil bagi umat Budha dan Tarawih seperti tahun-tahun silam bagi umat Islam selama Ramadan ini.

Namun demikian, saya pribadi meyakini kita memiliki kesamaan dalam hal optimisme. Baik selama Ramadan bagi umat Islam, maupun Hari Raya Waisak bagi umat Budha, bahwa hidup harus jalan terus. 

Kita bersama harus tetap memiliki semangat hidup dan memperjuangkan kehidupan meski berada di tengah wabah. Optimism ini harus kita jaga, baik yang berhubungan dengan kebersamaan antar umat beragama secara eksternal, maupun sesama agama secara internal. Optimisme inilah yang menuntun kita bersama mencapai tujuan. 

Terutama dalam situasi sulit saat ini di mana kita dihadapkan pada wabah yang bisa menurunkan semangat, yang pada glirannya bisa mengganggu kepentingan komunitas serta kebersamaan antar umat beragama.

Di tempat kami tinggal memang tidak ada umat yang beragama Budha. Meskipun demikian tidak menghalangi warga di tempat kami untuk tetap mengedepankan rasa saling menghargai antara umat beragama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun