Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

[Blog Competition] Hemat di Tengah Ketidakpastian: Saya Pilih Jadi WTS

4 Mei 2020   08:37 Diperbarui: 4 Mei 2020   08:49 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Di luar dugaan, hal itu terjadi, walaupun saya tidak begitu terkejut karena saya siap. Siap dengan segala keadaan yang membuat saya harus jatuh bangun dalam merintis bisnis ini. Saya pernah bangkrut, dalam artian ludes semua tabungan. Alhamulillah saya siap dengan tantangan ini. Bagi saya untuk kuliahpun harus bayar, maka dalam membangun bisnis, kebangkrutan inilah konsekuensinya. Saya harus siap dengan kerugian. Kerugian yang harus saya bayar sebagaimana kuliah tidak harus gratis."

"Saya tidak menyerah karenanya. Selama hidup penuh kekuranga itu pula saya hidup serba hemat. Tetapi hemat tidak berarti pelit. Penerapan hidup hemat ini lantaran income tidak seperti saat di luar negeri. Misalnya dolan ke India hanya sekali dalam tiga tahun. Rekreasi di Tanah Air nyaris tidak pernah. Toh hampir setiap diundang ke kampur-kampus, pada saat yang sama saya juga rekreasi. Beli pakaian boleh saya katakan tidak pernah selama 3 tahun pertama sesudah pulang dari luar negeri. Beli sepatu juga sesudah empat tahun. Itupun bukan sepatu mahal. Beli laptop untuk kepentingan kantor hanya yang murah, selama 5 tahun terahir. Sementara HP dan laptop saya sudah jadul."

"Puncak cobaan yang saya hadapi, namun Alhamdulillah saya tidak begitu merasakan perbedaan adalah ketika wabah Corona menghantam dunia bisnis di dunia termasuk Indonesia. Jujur saja, saya tidak begitu merasakan dampaknya, karena bisnis saya biasa-biasa saja. Bisa saya kendalikan dari dalam rumah. Saya tidak ngantor. Saya juga kerja tidak tergantung pada hari dan waktu tertentu. Saya bisa melayani jasa tanpa harus duduk di belakang meja formal, diatur oleh regulasi."

"Akan halnya makna hemat di tengah ketidakpastian, kami sudah terbiasa hidup dalam suasana kemiskinan. Jangakan hemat, untuk hidup sehari-hari saja, kami sangat kurang. Oleh karena itu, ketika ramai dibicarakan orang tentang hidup harus hemat dalam ketidakpastian, bagi saya pribadi itu tidak terlalu menjadi masalah. Saya sudah terlatih hidup dalam suasana serba kekurangan, jauh dari kategori hemat. Masa kecil hingga dewasa muda, saya biasa beli baju hanya saat lebaran. Itupun yang murah dengan kualitas rendah. Status sosial ekonomi kami berangsur membaik ketika saya bekerja di luar negeri. Jadi, mengantisipasi bagaimana berprinsip hemat dalam situasi yang tidak menentu sebagaimana yang kita hadapi saat ini, berpulang kepada kesiapan mental serta kebiasaan kita. Jika mental tidak siap, akan terasa sulit menghadipinya. Demikian pula halnya dengan kebiasaan. Jika terbiasa hidup manja dengan berbagai fasilitas, jangankan untuk hemat. Tidak bisa keluar rumah sehari saja, rasanya bisa tersiksa. Oleh sebab itu, penting sekali menyiapkan diri untuk menghadapi kejadian yang tidak pernah kita duga. Supaya hidup tidak terlalu menderita manakala kita dihadapkan kepada kejadian luar biasa, yang 180 derajat berlawanan dengan eskpektasi kita."

"Singkatnya, dengan berprofesi sebagai WTS ini, saya bisa hidup hemat, berperilaku cerdas. Cukup dengan menggunakan gadget, bisa bekerja secara efektif dan efisien. Kerja di rumah, hemat transport, ruang, waktu dan hemat energi. Dan yang lebih penting lagi, saya hanya belanja untuk memenuhi kebutuhan. Bukan menuruti keinginan. Dengan demikian stabilitas keuangan otomatis akan terjaga."

Sebagaimana yang dikisahkan oleh SYAIFOEL HARDY, Diaspora Award Winner, Kategori Social Activism, Los Angeles, 2012, Writer, Trainer, Speaker, Manajer Indonesian Nursing Trainers, Perawat Senior, Mantan Occ Health Lead Nurse-Qatar Petroleum, kepada Penulis.

Malang, 4 Mei 2020.
Ridha Afzal
WA: 0823-6815-5600

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun