Mohon tunggu...
Ridha Elfitra Hibaturrahma
Ridha Elfitra Hibaturrahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Sangat menyukai dan tertarik untuk berkecimpung di dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sudah Saatnya Anak Muda Berpartisipasi dalam Diplomacy Indonesia

7 Oktober 2022   19:58 Diperbarui: 7 Oktober 2022   20:06 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak sekali hal yang berubah dalam hidup kita apalagi ketika kita harus dipaksa beradaptasi dan bertransformasi digital, termasuk perubahan di praktik-praktik diplomasi. 

Praktik diplomasi bisa dilihat dari meningkatnya penggunaan platform digital. Bisa kita lihat juga dengan tercapainya tujuan-tujuan dari diplomasi yang sekarang bisa dilakukan melalui media sosial sehingga peran teknologi digital berpengaruh terhadap diplomasi ekonomi. 

Diplomasi ekonomi ini bisa dilihat dari kerjasama ekonomi yang semakin terbuka dan semakin luas tanpa batas karena dunia internet ini juga tidak terbatas letak geografis. Kita bisa melakukan diplomasi kemana saja dan dengan siapa saja. 

Dalam era teknologi ini anak muda memiliki peran yang sangat besar, karena dalam perkembangannya banyak sekali inovasi-inovasi baru yang dimotori oleh anak muda dikarenakan teknologi.

Digital Diplomacy ini merupakan kegiatan diplomatik yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, website, dan media sosial untuk mencapai tujuan luar negeri. Untuk itu terdapat pergeseran paradigma pada hubungan internasional akibat munculnya diplomasi ini di mana jumlah aktor dan kepentingan semakin beragam. 

Tidak seperti diplomasi tradisional, jangkauan Digital Diplomacy lebih luas dimana di dalamnya terdapat audiens internal pemerintah, domestik, dan asing. Ketika dulu warga biasa tidak tertarik dengan urusan luar negeri, kini semua orang sangat terpengaruh dan ingin berpartisipasi di dalamnya. 

Atas kehadiran Digital Diplomacy, batasan antara pemerintah dan warga negaranya menjadi semakin kabur. Negara memiliki instrumen yang lebih variatif untuk menyebarkan banyak informasi secara lebih efektif dan cepat sejalan dengan persepsi masyarakat yang semakin mudah untuk dipantau.

Selain itu, diplomasi ini dilihat lebih efektif dalam menjangkau kaum muda karena lebih terbuka dengan teknologi. Diplomasi ini memberikan peluang akan mekanisme baru seperti Kedutaan Besar Virtual dan Layanan Luar Negeri Virtual untuk generasi muda.

Selain itu, ketersediaan akses internet yang luas telah mengubah kebiasaan interaksi masyarakat. Masyarakat secara bertahap menjadi masyarakat jaringan atau berjejaring (networked society). Ada kelompok-kelompok dalam masyarakat yang mempengaruhi tingkat partisipasi dalam diplomasi antar negara. Salah satunya adalah kaum muda. 

Mereka adalah sekelompok orang yang menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan adalah warga negara Indonesia yang berusia 16 sampai dengan 30 tahun. Generasi muda ini merupakan bagian dari usia kerja yang membuka peluang bagi para diplomat digital Indonesia. Rata-rata generasi muda saat ini mengharapkan akses internet secara praktis terus-menerus. 

Generasi muda saat ini merupakan aset kunci dalam kemampuan suatu bangsa untuk melanjutkan diplomasi digitalnya karena hal tersebut. Dalam pidato peringatan hari sumpah pemuda tahun 2021 tahun lalu, telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bahwa bagi para pemuda agar menjadi pemimpin di era digital.

Para pemuda juga diminta untuk saling bantu satu sama lain untuk mewujudkan kemajuan bagi Indonesia. Diera digital Pemuda mempunyai peran sentral dan menjadi kekuatan terbesar bonus demografi bagi bangsa Indonesia, tumbuhnya startup yang sukses dan menjadi pemain dalam dunia global.

Sumber: Elysabeth Chrisye/d'Traveler
Sumber: Elysabeth Chrisye/d'Traveler

Selain itu, dengan banyaknya pulau di Indonesia, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan merupakan rumah bagi berbagai suku, serta warisan budaya yang kaya dan keindahan pemandangan yang melimpah, merupakan faktor kunci dalam meningkatkan reputasi negara di luar negeri. 

Tentu saja, sebagai orang Indonesia, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang luar biasa ini. Kemudian, untuk memahami peran generasi milenial dalam diplomasi digital, kita sebagai anak muda, yang sering disamakan dengan agen perubahan atau agent of change dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini. 

Secara tidak langsung dapat meningkatkan citra Indonesia melalui penciptaan konten kreatif yang menonjolkan keragaman budaya dan keindahan alam negara, yang disebut sebagai diplomasi digital. 

Kita juga bisa menggambarkan tanggung jawab seorang diplomat sebagai aktor diplomasi digital. Dengan aktif mempromosikan keberadaan Indonesia, baik dari sisi budaya maupun pariwisata, meninggalkan kesan positif dan meningkatkan martabat negara, seluruh masyarakat dapat terlibat dalam diplomasi digital. 

Digitalisasi ini mencerminkan masyarakat tanpa batas di mana setiap orang memiliki akses dan dapat berbagi berbagai pengetahuan untuk kebaikan orang-orang di sekitar mereka.

Fantastic Indonesia Kompleks di Muscat, Oman, telah secara efektif terpesona oleh branding global Kementerian Pariwisata.

Salah satu contoh diplomasi digital di Indonesia dapat kita amati melalui kampanye media sosial "Wonderful Indonesia" untuk memasarkan potensi pariwisata Indonesia ke luar negeri dan mendongkrak perekonomian negara. 

Pasalnya, salah satu tujuan utama Indonesia adalah meningkatkan perekonomiannya. Pesona keindahan alam dan keragaman budaya Indonesia dapat dibagikan melalui berbagai platform media sosial, antara lain Instagram, You Tube, Tik Tok, Twitter, dan sebagainya, sebagai salah satu cara untuk mempromosikan kampanye "Wonderful Indonesia". 

Diplomasi digital dan ekonomi Indonesia akan diuntungkan dengan daya cipta anak muda Indonesia dalam menghasilkan materi yang unik. Penyebarluasan materi seni tentang kekayaan alam Indonesia secara massal akan secara tidak langsung menumbuhkan rasa hormat terhadap potensi Indonesia di kalangan para pemimpin dunia. 

Meski yang sebelumnya tidak menyadari keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia, kini seluruh dunia menyadarinya berkat media sosial dan teknologi canggih. Oleh karena itu mereka berniat untuk melakukan perjalanan ke Indonesia di beberapa titik dan Indonesia kedepannya lebih banyak dikenal dengan citra positifnya.

Referensi: 

DigitalBisa. (2022, 9). Diplomasi digital: Generasi Milenial Mampu Berkretifitas! https://digitalbisa.id/artikel/diplomasi-digital-generasi-milenial-mampu-berkretifitas-WaPn2

Humas. (2018, October 26). Diplomasi masa Kini Harus Lebih Dekat dengan Generasi Milenial. Universitas Islam Indonesia. https://www.uii.ac.id/diplomasi-masa-kini-harus-lebih-dekat-dengan-generasi-milenial/

Indonesia.go.id - Politik digital Anak Muda. (n.d.). Laman Resmi Republik Indonesia * Portal Informasi Indonesia. https://www.indonesia.go.id/kategori/feature/2707/politik-digital-anak-muda

Pemuda Indonesia Mengawal Tranformasi digital Di masa Pandemi Covid 19 | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (n.d.). https://kemlu.go.id/portal/id/read/3150/berita/pemuda-indonesia-mengawal-tranformasi-digital-di-masa-pandemi-covid-19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun