Merebaknya virus Covid-19 sejak Desember 2019 hingga sampai saat ini mengharuskan banyak kegiatan masyarakat sementara waktu dilakukan di rumah. Mulai dari bekerja, berdagang, belajar, ataupun aktifitas lain yang biasanya dilakukan diluar rumah. Hal ini dilakukan karena instruksi pemerintah, dan juga dengan alasan untuk mencegah penyebaran virus covid-19 (Pendidikan & Indonesia, 2020; (Limbong, M., Ali, S., Rabbani, R., & Syafitri, 2020).
Dengan adanya virus COVID-19 di Indonesia saat ini berdampak bagi seluruh masyarakat. Menurut kompas, 28/03/2020 yang dikutip dalam jurnal Dewi (2020), dampak virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Kemudian berdasarkan Surat Edaran (SE) yang ditetapkan dan dikeluarkan oleh pemerintah pada 18 Maret 2020, dikatakan dalam surat edaran tersebut bahwa segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan. Dan pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, seluruh sekolah di Indonesia baik dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring.
Pembelajaran daring dilakukan dengan disesuaikan kemampuan masing-maisng sekolah. Belajar daring (online) dapat menggunakan teknologi digital seperti google classroom, rumah belajar, zoom, video converence, telepon atau live chat dan lainnya. Namun yang pasti harus dilakukan adalah pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan oleh guru melalui whatsapp grup sehingga anak betul-betul belajar. Kemudian guruguru juga bekerja dari rumah dengan berkoordinasi dengan orang tua, bisa melalui video call maupun foto kegiatan belajar anak dirumah untuk memastikan adanya interaksi antara guru dengan orang tua. Beberapa sekolah yang belum dapat menyelenggarakan KBM daring dapat mengembangkan kreativitas guru untuk memanfaatkan media belajar alternatif selama peserta didik belajar di rumah. Mereka dapat menggunakan sumber belajar yang ada yaitu buku siswa sesuai dengan tema-tema yang diajarkan sesuai jadwal yang telah dibuat sebelumnya.
Oleh karena itu, peran guru khususnya dalam pembelajaran daring di masa yang cukup sulit seperti saat Pandemi ini yang sangat penting, terutama pada jenjang pendidikan dasar, disamping fungsi transfer of knowledge (mengajarkan pengetahuan), guru juga harus dapat menjadi contoh dari apa yang disampaikan. Dalam pembentukan sikap juga perlu adanya pembiasaan melalui penerapan program sekolah. Dan dengan situasi seperti saat ini, peran guru dan sekolah sebagai dalam pendidikan karakter anak belum dapat tergantikan, meskipun perkembangan keberadaan teknologi di dunia pendidikan semakin canggih. Pembelajaran Daring ini bukanlah sebagai pengganti dari pembelajaran tatap muka secara sempurna, terutama di tingkat pendidikan dasar. Melainkan sebagai usaha yang tetap harus dilakukan untuk memberikan pembelajaran dan pendidikan kepada peserta didik. Untuk itu perlu peran aktif orang tua dalam mendampingi anak saat pembelajaran Daring (Dalam jaringan) atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) berlangsung. Namun lagi-lagi, tidak semua orang tua paham dan sadar peran pentingnya ini. Banyak orang tua yang merasa kerepotan dalam mengajarkan anak agar paham materi pembelajaran yang diajarkan. Bekal parenting education jarang dimiliki oleh orang tua. Tidak sedikit orang tua yang stress dalam mendidik anaknya dan bahkan berujung pada tindak kekerasan. Sebagaimana kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri saat anak mengalami kesulitan belajar dalam pembelajaran Daring (Sun'iyah, 2020)
Melalui sinergitas antara orangtua dan guru, akan dengan mudah untuk memperoleh hasil yang maksimal. Serta dengan baiknya sinergitas guru dan orangtua ini pula, berbagai macam kesulitan yang dihadapi oleh guru disekolah dalam mendidik anak mereka, tanpa terkecuali orang tua juga mengetahui dan turut serta dalam menyelesaikannya, berbagai kendala yang dihadapi guru ketika disekolah, membuat orang tua juga dapat ikut dalam mencari solusinya. Kemudian dengan kerjasama ini pula orang tua juga mendapatkan informasi berkaitan dengan kondisi-kondisi anakanaknya dalam proses pembelajaran, dan bagaimana etikanya dalam pergaulan anaknya selama disekolah.
Sebaliknya guru juga mendapatkan informasi-informasi berkaitan dengan kondisi kejiwaan siswa/anak yang dipengaruhi oleh orang tuanya masing-masing, dan guru juga mengetahui berkaitan dengan kehidupan siswa dalam bermasyarakat dan sebagainya.(Mu’azzomi, 2014; Aprison, 2021). Kerjasama guru dan orang tua akan menghasilkan siswa yang berkualitas, karena selain siswa mendapatkan pengembangan ilmu pengetahuan disekolah oleh guru, siswa juga mendapatkan kontrol dari orang tua dirumah masing-masing. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Selanjutnya orang tua sebagai pelaksanaan dan bertanggungjawab pendidikan anak dirumah atau keluarga dan guru pelaksana dan bertanggungjawab pendidikan siswa di lingkungan sekolah dan antara keduanya saling berkerjasama dalam mewujudkan tujuan bersama. Maka dari itu kerjasama guru dan orang tua baik itu dalam proses pembelajaran disekolah berupa program-program yang ditawarkan oleh sekolah maupun usulan dari orang tua perlu dimusyawarahkan secara bersama demi mewujudkan tujuan yang diinginkan tersebut tercapai.Â
Seperti halnya yang telah banyak dilakukan oleh guru di SD Negeri 2 Kasugengan Kidul, sinergitas antara guru dan orangtua peserta didik sangat intens untuk dilakukan. Baik di kategori kelas rendah, maupun di kelas tinggi. Berbagai macam persoalan yang dialami oleh peserta didik selama melakukan pembelajaran di rumah, ataupun kendala pada saat melakukan tugas di rumah, peran guru dan orangtua peserta didik dalam membimbing anak dapat dikatakan baik. Tentu, dengan optimalnya peran orangtua dan guru ini dalam mendampingi anaknya ketika melaksanakan pembelajaran daring, dapat memotivasi sang anak dalam belajar dan giat dalam mengerjakan kewajibannya dalam belajar. Â
Demikian artikel berita yang dapat disampaikan, semoga ada manfaat yang bisa didapat oleh pembaca. Dan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan artikel berita ini.Â
Salam.
Terimakasih.
Referensi
Aprison, W. (2021). EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Research & Learning in Education Kerjasama Guru PAI dan Orang Tua dalam Menghadapi Pembelajaran selama Covid-19. 3(5), 2319–2335.
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55–61. https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89
Limbong, M., Ali, S., Rabbani, R., & Syafitri, E. (2020). POLA INTERAKSI GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGENDALIKAN EMOSIONAL SISWA SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI MTS ISLAMIYAH MEDAN. POLA INTERAKSI GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGENDALIKAN EMOSIONAL SISWA SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI MTS ISLAMIYAH MEDAN, 44–55. https://doi.org/https://doi.org/10.47971/tjpi.v3i1.226
Sun’iyah, S. L. (2020). Sinergi Peran Guru Dan Orang Tua Dalam Mewujudkan Keberhasilan Pembelajaran Pai Tingkat Pendidikan Dasar Di Era Pandemi Covid-19. DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan Humaniora, 7(2), 1–16.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H