Pendidikan Karakter dan Budaya Positif.
Pendidikan karakter adalah modal dasar dalam pengembangan dan pembentukan manusia seutuhnya. Sekolah merupakan lingkungan terbaik dalam upaya pembentukan tersebut. Lingkungan sangat esensial dalam kegiatan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lingkungan adalah semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia. Manurut Saroni dalam Febriani (2021:2) mengungkapkan bahwa, "lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan". Lingkungan ini mencakup dua hal utama yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Â Kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga murid merasa nyaman di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan atau keterpaksaan.
Jumrawarsi dan Suhaili (2020:51) mengemukakan bahwa, "Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan belajar di sekolah dalam suasana berlangsungnya interaksi pembelajaran". Situasi belajar yang kondusif ini perlu diciptakan dan dipertahankan agar pertumbuhan dan perkembangan murid efektif dan efisien, sehingga tujuan tercapai optimal. Situasi belajar mengajar yang kondusif ini penting dirancang dan diupayakan oleh guru sengaja agar dapat dihindarkan kondisi yang merugikan murid.
 Pendidikan Karakter harus dimulai dengan menciptakan lingkungan yang baik. Lingkungan belajar tidak hanya terbatas pada adanya interaksi antara guru dengan murid yang berupa proses belajar mengajar di kelas, tetapi meliputi semua proses belajar yang dialami oleh murid baik di lingkungan keluarga, lingkungan  masyarakat, dan juga lingkungan sekolah. Febriani (2021:3) menjelaskan bahwa, "salah satu lingkungan yang memiliki pengaruh bagi murid adalah lingkungan sekolah". Lingkungan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang sangat dekat. Aktivitas anak dilihat dari cara mengajar yang menyenangkan, relasi guru dengan murid yang sangat dekat, fasilitas murid yang mencukupi di sekolah,  sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran serta suasana lingkungan yang aman, dalam proses pembelajaran. Lingkungan sekolah memiliki peran penting dalam mensukseskan keberhasilan pembentukan karakter.Â
Dari uraian di atas, lingkungan sekolah merupakan lingkungan belajar yang efektif, bukan sekedar memenuhi prasyarat administrasi dalam proses pembelajaran, tetapi bagaimana peran sumber daya manusia, sumber daya alam, dan potensi yang ada akan memberi dampak positif terhadap pembelajaran. Upaya pembentukan karakter harus diawali dari guru dengan penerapan disiplin positif dan/atau budaya positif.
"Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Budaya positif yang diterapkan di sekolah adalah salah satu perwujudan dari visi guru yang mengandung nilai-nilai kebajikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dijabarkan dalam profil pelajar Pancasila.
Budaya positif dikembangkan dalam implementasi kurikulum merdeka sebagai salah satu strategi penguatan karakter baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Budaya Positif ini harus dimiliki oleh semua warga sekolah  tanpa terkecuali, karena sumber daya manusia merupakan objek dan subjek tercapainya pembentukan karakter di sekolah. Makanya penanaman budaya positif ini harus dimulai dari gurunya terlebih dahulu. Dalam kegiatan KKG dengan bentuk IHT guru diberikan materi budaya positif dan merancang berbagai bentuk kegiatan sebagai strategi penerapan budaya positif tersebut terhadap siswa.
Bagian dari pengembangan kurikulum budaya positif diantaranya disiplin positif. Disiplin Positif adalah suatu pendekatan untuk menerapkan disiplin dari dalam diri anak tanpa hukuman dan hadiah. Disiplin Positif perlu diterapkan baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Dengan menerapkan Disiplin Positif, diharapkan tindak kekerasan dapat dihindari.
Diana Gossen menyatakan bahwa kata disiplin berasal dari bahasa latin, disciplina yang berarti belajar. Kata disciplina juga berasal dari akar kata yang sama, yaitu disciple atau murid/pengikut. Diana juga menyatakan bahwa, disiplin juga berkonotasi dengan disiplin diri siswa. Disiplin diri dapat membuat seseorang menggali semua potensi dirinya untuk mencapai suatu tujuan, sesuatu yang dihargai dan bermakna.
Tujuan Disiplin Positif adalah untuk menanamkan motivasi kepada semua siswa kita, agar mereka menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Motivasi ini berasal dari diri siswa (Internal) sehingga akan berdampak jangka panjang dan tidak akan terpengaruh dengan adanya hukuman dan hadiah. Dari makna dan tujuan pembentukan disiplin positif maka penanaman budaya positif dan atau disiplin positif ini menjadi strategi pendidikan terbaik dalam pencapaian penguatan karakter di SDN Karyasari I.
Hasil Belajar