Setelah itu, dilakukan proses pembiusan dengan cara ikan dimasukkan dalam bak pembiusan kemudian suhu airnya diturunkan secara bertahap ataupun secara langsung hingga mencapai suhu yang diinginkan atau sesuai prosedur. Proses pemingsanan tersebut akan menyebabkan metabolisme dan aktivitas ikan menurun.Â
Setelah ikan dipingsankan, kemudian ikan dimasukkan kedalam kemasan contohnya kemasan yang telah diberi serbuk gergaji dingin dan ditutup kembali dengan serbuk gergaji tersebut hingga kemasan penuh.Â
Setelah dikemas, selanjutnya dilakukan transportasi sesuai dengan tujuan.
Transportasi ikan dapat dilakukan dengan kendaraan roda empat (mobil) yang telah dilengkapi sarana pengangkutan seperti alat pendingin untuk skala lokal maupun regional, sedangkan untuk tujuan ekspor dapat menggunakan pesawat yang telah dilengkapi sarana pengangkutan. Selama pengangkutan guncangan, getaran, dan benturan dihindarkan seminimal mungkin.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan ikan hidup
1)Â Â Â Kualitas Ikan
Kualitas ikan yang ditransportasikan harus dalam keadaan sehat dan baik. Ikan yang kualitasnya rendah memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dalam waktu pengangkutan yang lebih lama dibandingkan dengan ikan yang kondisinya sehat.
2) Â Â Oksigen
Jumlah O yang dikonsumsi ikan selalu tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O meningkat ikan akan mengkonsumsi O pada kondisi stabil dan ketika kadar O menurun konsumsi O oleh ikan lebih rendah dibandingkan konsumsi pada kondisi kadar O yang tinggi.
3) Â Â Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi ikan. Suhu optimum untuk transportasi ikan adalah 6 -- 8 untuk ikan yang hidup di daerah dingin dan suhu 15 -- 20 untuk ikan di daerah tropis.