"Kak nanti kalau sudah selesai acara ambilkan balon merah jambu itu ya jangan lupa, soalnya hanya ada dua." Pinta Salwa.
"Iya sayang, ini sebentar lagi kakak ambilkan." Ucapku sambil berjalan untuk mengambil balon merah jambu.
Aku melihat Clara memegang balon merah jambu, berarti tersisa satu. Aku terus mencarinya dan beruntung masih ada.
"Salwa ini balonnya." Ucapku sambil memberikan balon.
"Yee terima kasih banyak kak. Aku senang sekali, sudah lama aku tidak bermain dengan balon merah jambu. Terakhir aku bermain balon bersama ibu setahun yang lalu. Kalau main dengan balon merah jambu ini aku merasa sedang bersama ibu kak. Terima kasih banyak." Ucapnya sambil tersenyum dan berlari-lari.
"Iya Salwa sama-sama, hati-hati ya mainnya. Jangan lari-lari seperti itu takut jatuh." Ucapku.
"Tidak akan jatuh kak."
Baru saja aku mengatakan takut jatuh, Salwa benar-benar jatuh dan menabrak Clara. Aku langsung menghampiri Salwa. Balon Clara melayang dan meletus di atas. Dia menangis ingin balonnya kembali. Semua orang mencari lagi balon merah jambu itu namun tidak ada. Clara meminta balon Salwa dengan paksaan. Salwa langsung memelukku.
Aku merasa tidak enak jika mengambil balon itu dari Salwa dan memberikannya kepada Clara. Karena Salwa sudah sangat kegirangan tadi. Namun Clara itu tamu panti ini, tidak mungkin aku membiarkannya menangis. Aku berusaha memberi pengertian kepada Salwa.
"Tapi kak...." Ucap Salwa sangat memelas.
"Salwa berikan balon itu pada Clara. Clara itu tamu kita. Kita harus memperlakukannya dengan baik. Dia juga anak Calon Anggota Legislatif yang telah memberikan sumbangan besar untuk panti ini, untuk makanmu sehari-hari." Ucap ibu panti.