Mohon tunggu...
Rida Fitriani
Rida Fitriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pertanian Universitas Jember

Faperta UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melonjaknya Harga Bawang Merah di Balik Meningkatnya Permintaan Bahan Pangan

20 Juni 2020   13:28 Diperbarui: 20 Juni 2020   13:30 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Menurut Lay dkk (2018), Permintaan suatu barang oleh konsumen disebabkan untuk memenuhi kebutuhannya.  Terutama jika harga barang tersebut turun maka permintaan akan semakin meningkat. 

Besarnya permintaan tersebut harus diimbangi dengan proses produksi yang tinggi. Terjadinya suatu permintaan oleh konsumen  dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, harga bawang merah, harga bawang putih, jumlah yang mengkonsumsi bawang merah, dan pendapatan konsumen. 

Pemerintah dan petani dituntut untuk menjaga agar hasil pertanian tetap stabil di tengah meningkatnya permintaan konsumen.  Bukan hanya komoditas pangan seperti padi yang terus ditingkatkan tetapi juga komoditas sayur-sayuran dan umbi-umbian juga harus diperhatikan. Kenaikan harga komoditas tersebut menyebabkan beberapa dari masyarakat meminta kebijakan untuk pemerintah menurunkan harga tersebut sehingga, mereka bisa tetap melengkapi kebutuhan pangan.

Menurut Susanawati dkk (2015), Meningkatnya permintaan konsumen akan bahan pangan mengakibat beberapa komoditas mengalami peningkatan harga, bahkan harga ditafsirkan dapat melonjak hampir dua kali lipat. 

Adanya transmisi dalam penyampaian informasi mengakibatkan harga beberapa komoditas akan mengalami perubahan secara bersamaan di beberapa daerah. Peningkatan harga tersebut tentu akan meresahkan masyarakat kalangan bawah, terutama ditengah pandemi saat ini dimana banyak pekerja terpaksa diberhentikan. Diprediksikan peningkatan harga komoditas akan terus melonjak seiring dengan tingginya permintaan ditambah ketersediaan dari produksi mulai berkurang. Mengenai permasalahan berkurangnya kegiatan produksi pemerintah memberikan kebijakan baru dengan adanya pembukaan lahan pertanian baru di atas tanah gambut. Pembukaan lahan pertanian baru tersebut dilakukan untuk menambah ketersediaan lahan petani, sehingga kegiatan produksi pertanian akan tetap berjalan meskipun banyak lahan yang sudah mulai beralih fungsi.

Salah satu komoditas umbi-umbian yang mendapat permintaan konsumen tinggi yaitu bawang merah. Bawang merah merupakan komoditas umbi-umbian yang digunakan masyarakat sebagai penyedap makanan.  Permintaan bawang merah ini semakin meningkat menjelang hari raya. Tidak semua kondisi sawah dapat menanam bawang merah sehingga,  hanya beberapa daerah tertentu yang dapat menanam bawang merah dan menjadi pemasok utama bawang merah saat ini. Kegiatan budidaya bawang merah biasanya dilakukan pada lahan kering, dan membutuhkan sistem irigasi yang baik. Sistem irigasi yang diberikan memiliki keunggulan efisiensi dalam penggunaan air sehingga dapat digunakan dalam kondisi lahan kering. Namun, dalam kondisi cuaca yang sudah memasuki musim penghujan kegiatan budidaya bawang merah juga sulit untuk dilakukan. Ketersediaan air yang berlebihan juga tidak baik bagi pertumbuhan tanaman bawang merah, hasil panen bawang merah akan basah dan sulit untuk dipasarkan sehingga, petani masih membutuhkan waktu untuk menjemur bawang merah dan akan semakin menghambat jalannya pemasaran bawang merah. Permasalahan ini masih sering terjadi di beberapa daerah penghasil komoditas bawang merah ( Fauziah dkk, 2016)

Pembahasan

Meningkatnya tingkat populasi di Indonesia membuat jumlah penduduk terus bertambah setiap tahunnya. Tingginya jumlah penduduk ini akan berpengaruh pada permintaan barang /jasa salah satunya yaitu permintaan terhadap bahan pangan. Besarnya kebutuhan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat tentu akan berdampak pada kegiatan produksi pertanian. Terbatasnya ketersediaan tenaga kerja dan lahan menjadi faktor utama hasil produksi pertanian masih belum optimal sehingga beberapa kebutuhan pangan masih harus mengimpor dari negara lain. Pengembangan produksi kebutuhan pangan di Indonesia sendiri tidak dapat dilakukan dengan cepat terutama dalam kondisi Indonesia saat ini. Virus covid-19 yang masih belum berhenti serta mendekati hari raya idul adha menyebabkan permintaan kebutuhan pangan terus meningkat di kalangan masyarakat. Meningkatnya kebutuhan pangan  saat ini menyebabkan beberapa harga bahan pangan ikut melonjak. Tingginya harga bahan pangan tentu akan memberatkan bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.

Menipisnya lahan pertanian masih menjadi masalah utama produksi pertanian menurun.  Banyak lahan yang sudah mulai beralih fungsi menjadi perusahaan, pabrik industri, dan pertokoan. Kondisi tersebut menimbulkan solusi baru untuk membuka lahan pertanian di tanah gambut. Seperti  yang diulas pada laman katadata.co.id (13/5/2020), pemerintah akan mencoba membuka persawahan di lahan gambut tepatnya di daerah Kalimarentan Tengah. Tujuan pemerintah dalam menciptakan lahan pertanian baru di tanah gambut yaitu,  menjaga agar ketahanan pangan selama pandemi covid-19 tetap terjaga sehingga permintaan masyarakat  akan komoditas pertanian dapat tetap terpenuhi. Bertambahnya lahan pertanian di Indonesia juga akan mengurangi jumlah impor bahan pangan dari luar negeri sehingga pemerintah dapat lebih fokus mengatasi permasalahan ekonomi lainnya dan memutuskan rantai penyebaran covid-19.

Banyaknya permintaan masyarakat terhadap komoditas pertanian salah satunya yaitu komoditas umbi-umbian seperti bawang merah. Bawang merah merupakan komoditas  pertanian yang memiliki banyak manfaat bagi konsumennya. Persediaan bawang merah sebelumnya cukup stabil,  namun setelah mendekati hari raya idul adha dan keberadaan virus covid-19 yang masih mewabah menjadikan persediaan bawang merah mulai menipis. Petani sudah berupaya untuk terus memenuhi permintaan pasar terhadap bawang merah namun,  nyatanya permintaan konsumen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil produksi.  Harga bawang    merah juga sudah mulai melebihi dari harga normal. Berdasarkan berita yang dilansir oleh liputan6.com (23/5/2020) harga bawang merah di Indonesia sudah mencapai angka Rp 70.000 bahkan harga tersebut sudah mencapai harga dua kali lipat dari harga sebelumnya.  Melonjaknya harga bawang merah membuat masyarakat meminta kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga bawang merah agar mereka bisa tetap memenuhi kebutuhannya. Berlakunya masa stay at home dan berkurangnya bekerja  di luar rumah menjadikan alasan  agar kebijakan tersebut  dapat direalisasikan.

Meledaknya permintaan pasar terhadap komoditas bawang merah, membuat pemerintah harus memutar otak, untuk mencari cara agar daerah utama pemasok bawang merah tetap dapat melakukan kegiatan produksi. Bantuan mesin-mesin modern dan bibit bawang merah siap panen akan segera diluncurkan. Namun, bukan hanya faktor peralatan pertanian yang menjadi permasalahan dalam menanam bawang merah, kondisi cuaca yang sudah memasuki musim hujan juga menjadi faktor penghambat dalam kegiatan budidaya bawang merah ini karena bawang merah dapat ditanam di lahan yang kering dan tidak membutuhkan terlalu banyak air. Kondisi inilah yang menyebabkan ketersediaan bawang merah semakin menipis.

Adanya faktor cuaca tersebut tidak mudah untuk ditangani, satu-satunya cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan mengimpor komoditas bawang merah dari negara lain.  Berdasarkan laman berita liputan6.com (24/5/2020), pemerintah akan segera mengimpor bawang merah sehingga ketersediaan bawang merah melimpah dan harga akan kembali normal. Namun sangat disayangkan kualitas bawang merah dalam negeri nyatanya  jauh lebih bagus daripada bawang merah hasil impor. Faktor tersebut yang membuat pemerintah untuk tetap mengusahakan produksi bawang merah di dalam negeri tetap berjalan optimal sehingga Indonesia tidak perlu lagi mengimpor bawang merah dari luar negeri.

Kesimpulan

Besarnya permintaan pasar terhadap kebutuhan pangan terus meningkat, peningkatan tersebut juga diikuti dengan tingginya kenaikan harga. Harga yang dipatok bahkan hampir dua kali lipat dari harga normal. Meningkatnya permintaan konsumen terhadap bahan pangan disebabkan karena tingginya kebutuhan yang harus dikonsumsi oleh mereka sehingga secara tidak langsung permintaan akan ikut meningkat. Peningkatan ini diprediksi akan terus berlanjut menjelang hari raya idul adha yang akan berlangsung beberapa minggu lagi. Adanya peningkatan permintaan konsumen menyebabkan ketersediaan bahan pangan semakin menipis, sementara kegiatan produksi belum berjalan optimal. Salah satu kebutuhan pangan yang mengalami peningkatan permintaan pasar yaitu komoditas bawang merah. Bawang merah memang sering mengalami peningkatan permintaan pasar, terutama ketika hari raya idul fitri kemarin dan hari raya idul adha yang akan segera datang. Peningkatan permintaan bawang merah tersebut nyatanya tidak seimbang dengan hasil produksi. Sedikitnya daerah penghasil bawang merah menjadikan pemerintah mengambil jalan keluar dengan cara mengimpor bawang merah.

Kualitas bawang merah impor dari negara lain nyatanya tidak sebaik hasil produksi negara sendiri. Hal tersebutlah yang menjadikan pemerintah untuk tetap mengusahakan membudidayakan bawang merah. Banyak cara yang sudah dilakukan oleh pemerintah salah satunya yaitu pembukaan lahan pertanian baru di daerah Kalimantan Tengah. Namun, lahan yang dibuka kali ini dilakukan di atas tanah gambut. Adanya pembukaan lahan pertanian baru diharapkan dapat menjaga kebutuhan pangan masyarakat Indonesia agar tetap optimal dan permintaan akan segera menurun sehingga harga dari komoditas pangan akan kembali ke harga normal. Selain didukung dengan adanya pembukaan lahan, pemerintah juga akan memberikan bantuan berupa alat-alat pertanian modern serta bibit bawang merah yang sudah siap tanam. Pemberian bantuan ini akan didistribusikan di beberapa daerah yang mayoritas nya pemasok komoditas bawang merah. Kegiatan beberapa produksi komoditas lainnya juga akan segera ditangani sehingga, tidak terjadi kekurangan di tengah meningkatnya permintaan pasar.

DAFTAR ISI

Susanawati, Jamhari, Masyhuri, dan Dwidjono. 2015. Integrasi Pasar Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk (PendekatanKointegrasi Engle-Granger). Agraris, 1(1): 43-51.

Fauziah, R., Susila A. D., dan Sulistyono E. 2016. Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Lahan Kering Menggunakan Irigasi Sprinkler pada berbagai Volume dan Frekuensi. J. Hort. Indonesia, 7(1): 1-8.

Lay, S. M. C., Kapa M. M. J., dan Nainiti S. P. N. 2018. Analisis Permintaan Komoditi Bawang Merah Di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Buletin Ilmiah IMPAS, 20(1): 32-40.

https://m.liputan6.com/bisnis/read/4261720/permintaan-melonjak-harga-bawang-merah-di-jakarta-sentuh-rp-70-ribu-per-kg

https://m.liputan6.com/bisnis/read/4262215/impor-bawang-merah-tak-mampu-jinakkan-harga-yang-melambung~

https://katadata.co.id/berita/2020/05/13/jokowi-terus-kebut-program-cetak-sawah-di-lahan-gambut-kalimantan


#EkonomiPertanian

#FakultasPertanianUniversitasJember

#TraditionOfExcellence

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun