Mohon tunggu...
Rida Fahima
Rida Fahima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penghujung Jalan

28 September 2022   08:05 Diperbarui: 28 September 2022   08:15 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rengkuhan angin malam,

Pikiranku telah berkelana mengelilingi lima benua dan tujuh samudra,

Namun tetap saja tubuhku diselimuti kejenuhan,

Jiwaku masih nanar dipeluk kesendirian.

Tiada satu perasaan pun yang dapat diwakilkan,

Realitanya segala perasaan bagian dari tanggungjawab masing-masing kita.

Beberapa pilihan terdengar menyedihkan,

Betapa gelisah kerap berkunjung semaunya,

Beginilah kehidupan,

Selalu ada saat harus belajar menerima,

Setapak demi setapak bertahan dengan pilihan.

Sungguh sebenarnya,

Masing-masing kita hanya sedang mendambakan kebahagiaan.

Hari-hari penuh tuntutan supaya berkawan bersama keadaan,

Perlahan didoktrin melepaskan harapan-harapan,

Takkan pernah ada jaminan terhadap perasaan dan kehilangan,

Hingga pada akhirnya serpihan harapan kebahagiaan tinggal kenangan.

Sebagian berdalih bahwa bahagia ialah hak segala umat manusia,

Sebagian lagi, sengaja membuat pupus harapan bahagia lainnya.

Mari saling menguatkan dekapan satu sama lain sampai penghujung jalan nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun