Dalam rengkuhan angin malam,
Pikiranku telah berkelana mengelilingi lima benua dan tujuh samudra,
Namun tetap saja tubuhku diselimuti kejenuhan,
Jiwaku masih nanar dipeluk kesendirian.
Tiada satu perasaan pun yang dapat diwakilkan,
Realitanya segala perasaan bagian dari tanggungjawab masing-masing kita.
Beberapa pilihan terdengar menyedihkan,
Betapa gelisah kerap berkunjung semaunya,
Beginilah kehidupan,
Selalu ada saat harus belajar menerima,
Setapak demi setapak bertahan dengan pilihan.
Sungguh sebenarnya,
Masing-masing kita hanya sedang mendambakan kebahagiaan.
Hari-hari penuh tuntutan supaya berkawan bersama keadaan,
Perlahan didoktrin melepaskan harapan-harapan,
Takkan pernah ada jaminan terhadap perasaan dan kehilangan,
Hingga pada akhirnya serpihan harapan kebahagiaan tinggal kenangan.
Sebagian berdalih bahwa bahagia ialah hak segala umat manusia,
Sebagian lagi, sengaja membuat pupus harapan bahagia lainnya.
Mari saling menguatkan dekapan satu sama lain sampai penghujung jalan nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H