Setapak demi setapak bertahan dengan pilihan.
Sungguh sebenarnya,
Masing-masing kita hanya sedang mendambakan kebahagiaan.
Hari-hari penuh tuntutan supaya berkawan bersama keadaan,
Perlahan didoktrin melepaskan harapan-harapan,
Takkan pernah ada jaminan terhadap perasaan dan kehilangan,
Hingga pada akhirnya serpihan harapan kebahagiaan tinggal kenangan.
Sebagian berdalih bahwa bahagia ialah hak segala umat manusia,
Sebagian lagi, sengaja membuat pupus harapan bahagia lainnya.
Mari saling menguatkan dekapan satu sama lain sampai penghujung jalan nanti.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!