Dengan mata berkaca-kaca, Asma mengungkap bahwa Hermin adalah anak yang pintar. Ia bahkan juara umum di sekolahnya dulu. Soal mengaji dan solat tidak pernah ia tinggalkan. Bahkan tertidur di dalam mesjid menjadi rutinitas Hermin.
"Ia pintar mengaji. Ikut MTQ ke Jambi dapat juara 2. Entah karena kepikiran atau kenapa? Jadi begitu. Tapi dia memang pernah jatuh saat pulang ke Jambi itu. Kata dokter syarafnya rusak sedikit. 3 kali berobat tidak kunjung sembuh," ujarnya.
Asma pun pernah sekali membawa Hermin ke dukun. Namun hasilnya tidak juga menyenangkan. Diakui Asma ia tidak tega melihat kondisi sang buah hati. Namun ibu tiga anak ini mengaku tidak dapat berbuat banyak. Keadaan memaksanya mengurung anak yang diakuinya paling pintar itu di dalam kamar.
"Sudah 10 tahun mungkin lebih. Dia kalau lapar minta makan. Biasanya jam 5 subuh sama jam 4 sore. Dia panggil, mak mak begitu," katanya.
Ditegaskan Asma, ia bukan tidak mau anaknya sembuh. Namun ia khawatir anaknya lebih teraniaya jika dirawat orang lain. Diakuinya, anaknya memang sakit namun anaknya sudah tidak mengamuk lagi. Berbeda saat dulu, Hermin pernah meninju-ninju dinding.
"Dia tidur-tiduran saja. Saya tidak mau ia dibawa ke RSJ karena takut disakiti orang-orang di sana. Dia tidur itulah, takut diinjak orang di sana," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Asma pun mengkhawatirkan Hermin bisa mengamuk jika keinginannya tidak mau dituruti. Seperti meminta berbagai jenis makanan, sate contohnya.
Namun pihak RSJ tidak tinggal diam. Pendekatan pesuasif dilakukan. Terbilang lama membujuk Asma mau melepas anaknya itu. Rombongan RSJ seperti dokter, perawat hingga security bergantian meyakinkan Asma. Hingga akhirnya musyawarah keluarga Asma mengizinkan Hermin dibawa ke RSJ namun dengan syarat, seorang anggota keluarga turun mengantarkannya.
Tidak mau kehilangan kesempatan, serah terima pasien pun segara dilakukan. Asma pun menandatangani beberapa berkas serah terima pasien. Tanpa membuang waktu pihak RSJ pun segera memandikan Hermin dan memotong rambutnya yang gondrong.
Untungnya Hermin tidak menolak, apalagi berontak. Ia diam saja saat dicukur dan dimandikan. Tidak lupa ia pun diberi suntikan dua kali.
Mirisnya Hermin bukan sendirian mengalami gangguan jiwa dirumahnya. Kakak laki-lakinya, Heru (30) juga mengalami hal sama. Bedanya, Heru mengalami tuna daksa.