Diduga Orang Lain, Nyaris Gorong Leher Ayah Kandung
Meskipun kondisinya sudah lebih 18 tahun dipasung, Fahmi (58) tampak berbeda dari korban pasung lainnya. Ia sudah tak bisa berdiri. Kakinya tidak bisa lagi diluruskan. Namun Tim Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Daerah Jambi urung menjemputnya. Kenapa?
Masih di Desa Semabu Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo tim RSJ bersama Saya mendatangi rumah korban pasung lainnya di RT 01 No 61. Memasuki rumah panggung ini, tim langsung disambut sebuah tempat tidur yang seharusnya adalah ruang tamu.
Rumah ini memang tampak mulai reot. Tidak banyak perabot didalamnya. Hanya peralatan rumah tangga seadanya. Dengan beberapa baju tersusun rapi di sebuah meja. Lantai kayu tampak sudah mulai rapuh. Beberapa sudah diganti namun disisi masih ada yang lapuk dan bergetar saat diinjak. Begitupun gentengnya. Cahaya matahari menembus beberapa celah yang tak tertutupi genteng.
Pemilik rumah, Salma membawa tim RSJ dan Saya menuju dapurnya. Tempat dimana Fahmi menghabiskan sisa usianya.
"Di sinilah dia. Tidak mengganggu," katanya menunjuk sebuah ruangan disudut dapur berukuran sekitar 2,5 x 1,5 meter.
Disebutkan Salma, Fahmi baru menempati biliknya itu sekitar 2 bulan. Sebelumnya, kakak pertama Salma itu dipasung didapur rumah.
"Sekitar 15 tahun lebih badannya diikat pakai rantai di sini (dapur). Dulu bukan saya yang tinggal disini, kakak yang lain. Dia pindah makanya saya yang gantikan. Ini rantai bekas ingatnya kemarin," katanya sambil menunjukan sebuah rantai yang berada diatas lemari di dekat bilik Fahmi.
Keputusan untuk tidak lagi merantai Fahmi bukan tanpa sebab. Diungkapkan Salma, itu karena sang kakak sudah tidak bisa lagi berdiri. Kakinya tidak bisa diluruskan. Terus bertekuk lutut.
"Dulu saat dirantai pinggangnya, bisalah berdiri atau jalan di sini. Sekarang sudah tidak lagi. Makanya dilepas rantainya," sebut Salma.
Meskipun masih sakit Fahmi sudah bisa diajak komunikasi. Iapun berbeda dengan korban pasung lainnya yang berada ditempat kotor dan bau. Meskipun biliknya sempit, namun tidak berbau pesing. Dirinya pun tampak bersih dengan rambut yang sudah digundul.
"Dia orangnya memang pembersih. Dak mau kotor-kotor. Dia penurut. Disuruh mandi mau, gosok gigi mau. Dia anak laki-laki satu-satunya dikeluarga kami," ungkap Salma.
Sementara itu, kepada Saya Salma mengungkapkan alasan kakaknya tersebut dipasung oleh keluarga. Kejadian bermula saat Fahmi nyaris ingin menggorok bapaknya sendiri.
"Dia mengira itu bukan bapaknya. Dulu ceritanya dia kan punya warung dipasar. Ada orang mau pinjam duit. Dia ini agak pelit nah disitulah mungkin kenanya," ungkap Salma.
Keluarga tidak tinggal diam atas sakit Fahmi ini. Diakui Salma sudah banyak harta benda yang dijual. Namun abang tercintanya itu tidak kunjung sembuh dan terpaksa harus dipasung hingga belasan tahun.
Kini tim RSJ pun urung menjemputnya. Tim RSJ hanya memberikannya obat untuk syaraf juga vitamin untuk mengobati kakinya. Tim memberikan obat untuk stok selama satu bulan. Salma pun diminta untuk mengecek kesehatan Fahmi pada puskesmas terdekat.
Singgih Jarot Santoso selaku Kasi Pelayanan Jiwa, Umum, dan Narkoba RSJ Jambi mengatakan kondisi Fahmi cukup baik untuk dirawat sendiri.
"Tidak perlu dibawa. Dia sudah bisa diajak komunikasi. Nanti puskesmas yang akan mengontrolnya," jelasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H