Mohon tunggu...
Rida Zuroidatul K
Rida Zuroidatul K Mohon Tunggu... -

Writing, Running, and Dancing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Palang Merah Remaja itu Bukan Keputrian

2 Maret 2013   07:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:27 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau dilihat dari paradigma anak-anak sekolah secara umum, PMR ini termasuk salah satu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang biasa saja. Dan malah terkadang biasanya sebagian besar anggotanya adalah perempuan. Mungkin karena itu terkadang ekstrakurikuler ini dianggap sebelah mata. Karena paling-paling hanya ada kegiatan keputriaan. Dan tidak dibutuhkan latihan-latihan fisik.

Namun, jika kita tahu benar apa itu PMR, maka pandangan itu sudah sepantasnya menghilang dari pikiran. Sebab, jika saya pikir saat ini, lebih baik lagi jika anggota PMR adalah para lelaki. Karena dilihat dari namanya saja PMR itu singkatan dari Palang Merah Remaja. Yang mana kegiatan bergerak dalam hal tolong menolong. Kalau bisa dibilang sih sebenarnya PMR itu latihan untuk menjadi KSR. Tapi, ngga harus juga sih.

Kita lihat saja tugasnya para anggota anggota PMR. Paling umum itu ya sebagai tim kesehatan ketika sedang berlangsung upacara di sekolahan. Sekarang coba kita pikir bersama saja. Yang namanya tim kesehatan pasti punya kewajiban untuk menolong jika ada yang sakit dengan ilmu yang sudah didapatnya. Nah sekarang, apabila ada yang pingsan, sudah seharusnya mereka juga yang harus menolong. Mulai dari awal sampai si korban kembali sadar. Dan pastinya perlu ada evakuasi juga kan. Masa iya, orang pingsan dibiarkan begitu saja di tengah lapangan. Pasti perlu untuk dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman dan nyaman. Dan, ngga mungkin seorang yang lemah bisa melakukannya. Nah di sini salah satu contoh kecil yang menggambarkan bahwa para anggota PMR haruslah bukan seorang yang lemah. Mereka harus kuat. Masa iya, mau nolong orang malah mereka sendiri yang jatuh jadi korban berikutnya. Belum lagi kalau mereka ditugaskan untuk membantu ketika ada kejadian bencana alam. Ya meskipun, mereka ngga akan melakukan hal-hal yang sangat berat seperti menolong para korban yang masih terjebak, tapi mereka tetap harus memiliki fisik, mental, dan jiwa yang kuat. Sebab di tempat seperti itu biasanya memang sangat berat.

Jadi, menjadi seorang PMR bukan hanya perlu memiliki jiwa penolong. Tidak hanya perlu menjadi orang yang baik. Tetapi, juga sangat perlu memiliki fisik yang kuat. Tetapi, jika hanya fisik yang kuat juga kurang sih. Begini, apa gunanya fisiknya kuat, tapi dia ngga punya jiwa kemanusiaan. Dia tega-tega aja melihat orang sakit. Buat apa coba ya?

Jadi intinya, jangan remehkan para teman perempuanmu yang menjadi anggota PMR. Sebab, sesungguhnya mereka itulah para perempuan kuat dan hebat.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun