Mohon tunggu...
Nurychan
Nurychan Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi

Saya seorang ibu muda usia 25 tahun, pegiat literasi, dan guru TK

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Negeri yang Diberkahi, Perjanjian Neverland, dan Two Nation State

20 Januari 2025   08:27 Diperbarui: 20 Januari 2025   14:46 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Promised Neverland, manga Jepang bergenre Dark Fantasi dan Thriller ini merupakan karya dari Kaiu Shirai dan Posuka Demizu. Kisahnya berpusat pada anak bernama Emma, Norman, Ray, dan anak-anak lainnya yang tinggal di sebuah panti asuhan bernama Grace Field House. Biarpun yatim piatu, tapi Mereka saling menyayangi dan hidup bahagia setiap harinya. Namun suatu hari, Norman dan Emma secara tidak sengaja mengetahui bahwa tempat tinggal mereka rupanya bukanlah panti asuhan, melainkan sebuah peternakan manusia. Dimana setiap anak yang katanya diadopsi, ternyata dibunuh lalu 'dipanen'.

Hal itu menjadi titik balik hidup mereka, mereka menyusun rencana untuk melarikan diri dari peternakan tersebut, dan bertahan hidup di dunia luar. Dalam prosesnya, mereka menemukan sosok misterius bernama William Minerva, William Minerva adalah seseorang yang selalu meninggalkan kata-kata peringatan berbentuk sandi morse dalam buku-buku bacaan mereka. Yang diyakini, sosoknya lah yang bisa menjadi penyelamat mereka ketika mereka telah pergi ke dunia luar. Setelah melewati berbagai rintangan dan rasa sakit, akhirnya mereka berhasil melarikan diri, akan tetapi mereka dikejutkan dengan kondisi dunia yang berbeda jauh dari bayangan mereka. Lambat laun mereka mengetahui fakta tentang dunia tempat mereka hidup, juga fakta bahwa mereka adalah 'anak-anak yang ditinggalkan' dalam sebuah perjanjian bernama perjanjian Neverland. Perjanjian Neverland adalah perjanjian antara manusia dan ras lain untuk membagi dua dunia dengan syarat memberikan sebagian anak-anak manusia untuk diternak di Neverland ; dunia tempat ras lain tersebut hidup, sebagai cadangan makanan ras lain tersebut. Dengan keluarga Minerva lah yang diberi mandat sebagai penjaga perbatasan antara kedua dunia. Perjanjian mengerikan inilah yang menjadi awal dari segalanya berlangsung.

Biarpun The Promised Neverland hanyalah karya fiksi, namun ada benang merah yang menarik dari kisah ini. Yaitu bahwa anak-anak, dimana pun ia berada, berhak menjalani hidup. Dan bahwa manusia manapun tidak layak dikorbankan demi perjanjian damai semu apapun.

Dan pada faktanya, di belahan bumi lain saat ini, ada anak-anak yang mengalami hal yang sama seperti yang dialami Norman dan kawan-kawan. Dimana setiap harinya mereka terbunuh tanpa tahu apa-apa, tanpa mempunyai kesempatan untuk menjadi manusia dewasa, tanpa sempat bisa memikirkan mewujudkan cita-cita mulia mereka. Ya, mereka lah anak-anak yang hidup di negeri yang diberkahi, Palestina.

Ironisnya, persis seperti dalam The Promised Neverland, dunia saat ini pun menggaungkan penyelesaian penjajahan Palestina oleh Zionis bisa terselesaikan dengan Two Nation State, alias berdamai dengan cara membagi wilayah menjadi dua negara. Pun dengan keberadaan sosok penolong, William Minerva yang hanya bersifat perorangan, sulit untuk melawan sistem peternakan yang telah lama mengakar dan didukung oleh hukum yang ada. Sama seperti saat ini, umat islam hanya dapat membantu secara personal dan pemberian donasi. Yang mana akan sulit berefek besar karena melawan penjajahan yang ter support oleh sistem yang ada.

Tentu two nation state bukanlah solusi tuntas, itu hanya solusi yang dianggap mudah, yang pada dasarnya tidak menyelesaikan masalah apapun. Berpikir bahwa "solusi dua negara" bisa diterima rakyat Palestina dan entitas Yahudi Zion*s, hanyalah ilusi yang diada-adakan. Terlebih bagi rakyat Palestina dan umat Islam yang memahami hakikat persoalan, mengamini keberadaan negara bagi entitas Yahudi sama halnya dengan mengakui penjajahan dan kezaliman. Hal ini selain tidak masuk akal, juga menyalahi tuntunan syariat Islam. Begitu pula dengan perlawanan umat islam secara personal, itu tidak akan cukup untuk menghentikan genosida yang terus menerus dilancarkan kepada rakyat Palestina.

Beginilah apabila aturan dan problem solving diserahkan ke tangan manusia. Tidak akan pernah menemukan titik terang. Sebab manusia bersifat terbatas, lemah, dan serba kurang. Maka sudah pasti segala sesuatu yang diciptakan oleh makhluk yang terbatas akan memiliki keterbatasan pula. Apa lagi jika ia memiliki pemahaman yang salah, lebih parahnya jika pemahamannya salah tapi menganggap hanya dia yang benar sendiri.

Dengan demikian segala sesuatu yang terbatas ini, pasti diciptakan oleh sesuatu yang lain yaitu sesuatu yang tidak terbatas dan sesuatu yang bersifat azali. Yaitu sang Maha Pengatur.

Maka, dalam masalah Palestina pun, hanya aturan dari Sang Maha Pengatur lah yang mampu menyelesaikannya dengan tuntas.

Kaum muslim semestinya memahami hakikat persoalan Palestina dengan kacamata Islam. Dalam pandangan syariat, perampasan tanah hak milik umat, meskipun hanya sejengkal, tidak bisa dibiarkan. Terlebih status tanah Palestina adalah tanah wakaf yang pemiliknya adalah umat Islam dunia, terutama sejak perjanjian Umariyah ditetapkan hingga akhir zaman. Merebutnya kembali dari penjajah merupakan perjuangan yang disyariatkan.

Masalahnya, kita tidak bisa berharap umat Islam Palestina akan mampu melawan penjajahan sendirian. Kita juga tidak bisa berharap, para pemimpin Arab dan dunia, bahkan lembaga-lembaga internasional mau dan mampu menekan Zion*s dan mengusir mereka dari kawasan. Jadi , seluruh umat Islam dunia harus bersatu dengan landasan akidah Islam, dibawah panji kepemimpinan Negara Islam. Negara Islam akan memobilisasi seluruh potensi umat Islam, termasuk tentaranya untuk membangun kekuatan global. Dengan demikian, akan mampu mengalahkan entitas Zion*s beserta negara-negara kafir yang membekinginya. Dengan izin Allah, tentara-tentara muslim di bawah komando khalifah akan menghancurkan kekuatan kufur dengan mudah. Allah Swt telah menjanjikan masa kebangkitan ini.

 "Kiamat tidak terjadi hingga kaum muslimin memerangi Yahudi lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga orang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, batu atau pohon berkata, 'Hai Muslim, hai hamba Allah, ini orang Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia, ' kecuali pohon gharqad, ia adalah pohon Yahudi'." [HR Muslim]

"Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai; dan Dia sungguh akan mengubah (keadaan) mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Siapa yang kufur setelah (janji) tersebut, mereka itulah orang-orang fasik." {Qs. An-Nur : 55} .

Wallahu A'lam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun