PROGRAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SISWA SIGAP CEDERA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN FIRST RESPONDER COMMUNITY KAWASAN RURAL DI SMPN 1 KALISAT
Cedera pada anak-anak usia remaja sering terjadi karena aktivitas yang dilakukan. Masa remaja adalah salah satu tahap perkembangan manusia. Masa remaja adalah transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Selama waktu ini, berbagai perubahan terjadi, termasuk perubahan hormon, fisik, psikologis, dan sosial. Ada perubahan cepat dalam waktu transisi. Pendidikan adalah proses memodifikasi sikap sehingga peserta didik memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk dirinya dan masyarakat. Pendidikan kesehatan yang ditujukan sebagai pembentukan (inisiasi) siswa siap tanggap cedera merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan dari siswa SMP dalam memberikan pertolongan pertama pada kasus cedera yang sering dialami anak-anak. Cedera yang sering terjadi pada anak-anak antara lain luka berdarah, terkilir, dan luka bakar. Sesuai dengan kasus tersebut maka tim dosen dari Universitas dr. Soebandi yaitu ketua pengususl Eky Madyaning Nastiti, S.Kep., Ns., M.Kep. melakukan kegiatan program pengabdian masyarakat dengan tema Inisisasi Siswa Siap Tanggap Cedera di SMPN 1 Kalisat. Program Pengabdian kepada Masyarakat ini merupakan Hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat,  Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan pendanaan pada tahun 2024. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2024 bertempat di SMPN 1 Kalisat, Selama kegiatan berlangsung, Siswa-siswa sangat antusias menyambut demonstrasi yang dilakukan apabila terdapat cedera. Kegiatan  tersebut juga dihadiri oleh perwakilan anggota OSIS. Sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di kawasan rural yang dilakukan merupakan upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam memberikan pertolongan pertama cedera. Sebelum kegiatan demonstrasi dan edukasi menggunakan media film pendek pertolongan pertama pada kasus cedera menggunakan bahasa daerah, kami memberikan kuesioner untuk mengkaji pengetahuan dasar siswa. Setelah kegiatan demonstrasi dan penayangan film pendek pertolongan pertama kasus cedera menggunakan bahasa daerah , siswa-siswi juga diberikan kuesioner untuk memastikan apakah terdapat peningkatan pengetahuan pada siswa. Dan hasilnya sebanyak 98% pengetahuan siswa-siswi tentang memberikan pertolongan pertama kasus cedera mengalami peningkatan daripada sebelum diberikan edukasi dan demonstrasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H