Mohon tunggu...
Rida Fitria
Rida Fitria Mohon Tunggu... Freelancer - An author of several books; Sebongkah Tanah Retak, Bunga dan Duri, Paradesha, Jharan Kencak, dll.

Ketika kita berkata, "Selamatkan bumi!" Sejatinya kita sedang menyelamatkan diri sendiri dan anak cucu dari bencana dan kepunahan.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Semangat Menyambut Hari Bumi

20 April 2012   01:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:24 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitulah sikap anak-anak saya beberapa hari ini. Karena mereka sudah tahu bagaimana asyiknya berkemah bersama anak-anak lain diantara keseriusan orang dewasa dalam acara multikultural green camp, terutama bungsu dan si tengah begitu tak sabar menunggu pelaksanaan Jambore Keadilan Iklim yang diikuti seluruh pencinta alam dan pengabdi lingkungan dari seluruh penjuru kota kami Lumajang - Jawa Timur. Jambore ini diadakan selama dua hari, tanggal 21 dan 22 besok. Bungsu saya dari jauh hari sudah menyiapkan ransel, berisi baju ganti dan snack. Sementara kakak perempuannya lebih memilih menyimpan uang jajannya untuk dibelanjakan pada hari H. Hanya abang mereka yang terlihat adem ayem, santai diciprati snack oleh si adik seraya menonton film spiderman dengan mulut yang tak berhenti mengunyah. [caption id="attachment_175743" align="alignnone" width="300" caption="si sulung dan bungsu sedang akur, seringnya sih pada jahil2an."][/caption] Tak jauh dari keduanya, si tengah sedang asyik membaca sekilas-kilas term of reference-nya Jambore Keadilan Iklim sembil bertanya ini itu pada ayahnya. "Pesertanya seratus orang ya, Yah?"  si Ayah mengangguk, tak berhenti dari pekerjaannya mendata para peserta yang telah melakukan konfirmasi baik via sms maupun email. Seratus orang itu undangan dari luar, belum termasuk anggota komunitas dan masyarakat pinggir hutan yang telah bersama kami sejak bertahun-tahun lalu melakukan aktivitas konservasi di gunung Lemongan. Dan sangat menyenangkan karena setiap kali mengadakan sebuah acara selalu ramai apresiasi, baik dilihat dari jumlah yang hadir maupun pemberitaan di media massa maupun elektronik. Setidaknya dengan begini, kampanye lingkungan sebagai bagian dari proses penyadaran akan lebih mudah tersebar di seluruh lapisan masyarakat. Orang yang tidak tahu menjadi faham, dan yang acuh menjadi peduli. Anak-anak pun terbiasa belajar dengan cara melihat. Bahwa untuk menyelamatkan alam harus dimulai dari rumah, lalu melangkah ke wilayah yang lebih luas di sekitar kita, yaitu hutan kita. Dari rumah mereka belajar bagaimana orang dewasa mengumpulkan bibit lalu menyemai, saat tumbuh besar akan dipindah ke dalam hutan yang tandus akibat keserakahan manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. [caption id="attachment_175744" align="alignnone" width="300" caption="sejak dini ikut menanam di hutan sekaligus menjaganya"]

13348857282011331520
13348857282011331520
[/caption] [caption id="attachment_175749" align="alignnone" width="300" caption="Dan para orang tua yang tak lelah mendampingi"]
13348859201361720075
13348859201361720075
[/caption] Terlibat dalam kerja-kerja nyata seperti ini sejak dini akan menumbuhkan kepedulian anak dengan sendirinya terhadap alam sekaligus bergaul dengan sesama dari berbagai lapisan kelas sosial seraya memahami keragaman di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Inilah saya kira yang paling hakikat dari kepedulian kita terhadap bumi. Bukan hanya bekerja bagaimana supaya hutan kembali ijo royo-royo, namun bagaimana supaya generasi mendatang bisa mengambil manfaat dan hikmah dari apa yang kita lakukan hari ini. Yah, optimisme di Hari Bumi. Supaya hari-hari yang panjang selanjutnya tak melupakan kita pada apa yang kita yakini, terus berkontribusi menuju dunia yang lebih baik. Selamat jelang Hari Bumi. Save our earth!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun