Mohon tunggu...
Rida Fitria
Rida Fitria Mohon Tunggu... Freelancer - An author of several books; Sebongkah Tanah Retak, Bunga dan Duri, Paradesha, Jharan Kencak, dll.

Ketika kita berkata, "Selamatkan bumi!" Sejatinya kita sedang menyelamatkan diri sendiri dan anak cucu dari bencana dan kepunahan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akhirnya, Aku Memiliki Presiden Impianku Sendiri...

23 Oktober 2014   21:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:58 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti Iran yang memiliki Ahmadin-Nejad, Venezuela dengan Hugo Chavez, atau Kuba dan Fidel Castro-nya. Mereka semua adalah pemimpin yang dikenal sangat dekat dengan rakyatnya. Sebagai warga Republik Indonesia yang gagal faham tentang republik-nya Soeharto ( walaupun saat itu sudah mengikuti penataran P4 di SMA ), ada semacam kegelisahan dan ketidak puasan yang kemudian menjadi lubang hitam di dalam jiwa, yang lantas menyisakan begitu banyak pertanyaan atau gugatan. Bahkan ketika rezim orba tumbang, pencarian makna itu masih terus berlanjut, terutama ketika pengelola negara tidak hadir dalam persoalan-persoalan krusial yang terjadi di dalam masyarakat.

Meski ekspektasi yang 'ketinggian' bisa jadi merupakan sikap yang berlebihan, setidaknya kini kita memiliki presiden yang juga memiliki sejarah kedekatan yang baik dengan rakyat di bawah wewenang dan ayomannya sebelum beliau menduduki RI1. Ya, itulah dia, presiden terpilih pemilu 2014, bapak Ir. Joko Widodo. Wong Jowo yang sangat Njawani ini, sebagaimana pengakuan teman SMPnya, Prof. Sri Adiningsih, merupakan sosok yang santun, tekun, sederhana, dan mudah tergerak untuk menolong sesamanya. Menjadi sahabat seorang Jokowi, berarti pula menjadi saksi sejarah bagaimana seorang presiden dengan massa yang luar biasa itu dibentuk oleh latar belakangnya sebagai orang kebanyakan, yang mirip dengan kita semua, yang bukan berasal dari kalangan elit. Sungguh sebuah background yang kemudian mengasah seorang Jokowi menjadi sosok yang teguh dan setia pada cita-citanya, bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, entah sebagai pengusaha, walikota, gubernur, dan hari ini sebagai presiden.

Sebagaimana yang diceritakan Prof. Sri Adiningsih, ketika dia menanyakan resep sukses Jokowi memimpin Solo kala itu, yang dijawab dengan lugas: "Bekerja saja untuk kepentingan rakyat, bekerja keras dan sungguh-sungguh." Walhasil, warga Solo pun sedemikian mencintainya, dengan memberikan suara sebesar 90% dalam pilkada.

Rakyat Bukan Botol Kosong

Jadi, jangan pernah menganggap rakyat tidak tahu apa-apa. Lalu dicekoki dengan pencitraan, kampanye hitam, apalagi politik uang. Di dalam diam, kami rakyat Indonesia melihat dan mengawasi para pemimpin kami. Dan pemimpin yang santun, pekerja keras, dan tak neko-neko, tentu saja memiliki nilai lebih dalam pandangan dan hati kami.

Terpilihnya Jokowi-JK adalah bukti tentang keberhasilan sebuah gerakan rakyat, para relawan yang mumpuni, bersama puluhan juta pemilih yang percaya pada 'sang terpilih' karena kontribusi dari kerja-kerja nyata yang telah beliau wujudkan sebelumnya ketika masih sebagai walikota Solo ataupun gubernur DKI Jakarta.

Salam Indonesia Hebat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun