Mohon tunggu...
Rico Regariyanto Putra
Rico Regariyanto Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mampukah Bertahan Sektor Pertanian dengan Munculnya Sektor Ekonomi Baru di Kabupaten Banyuwangi

20 November 2022   23:12 Diperbarui: 20 November 2022   23:15 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten dengan keunikan budaya yang ada di Provinsi Jawa Timur. Keunikan tersebut ditunjukkan melalui adanya suku osing yang ada pada wilayah tersebut. Dari adanya suku tersebut membuat kekentalan budaya masih ada di Kabupaten Banyuwangi. Perekonomian masyarakat Banyuwangi dapat dikategorikan dalam dua kategori yaitu pertanian dan perikanan. Hal ini didasari oleh kondisi topografi yang ada di kabupaten banyuwangi terdapat area pergunungan dan area pesisir. 

Namun kedua sektor tersebut hanya menjadi sektor andalan. Berdasarkan hasil analisis perekonomian dengan menghitung LQ (Location Quotient) dan DLQ. 

Menunjukkan bahwasanya sektor yang unggul meliputi sektor Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Konstruksi, Jasa Pendidikan, dan Jasa Lainnya. Adapun sektor yang unggul adalah Petanian, Kehutanan, dan Perikanan dan Transportasi dan Pergudangan. 

Dari hal tersebut menunjukkan bahwasanya pertanian dan perikanan belum menjadi sektor unggulan pada Kabupaten Banyuwangi. 

Salah satu sektor unggulan yaitu industri manufaktur. Dari hal tersebut menunjukkan bahwasanya pada pada kabupaten Banyuwangi telah masuk beberap industri manufaktur. Masuknya industri tersebut umumnya berada pada pinggiran wilayah kabupaten Banyuwangi. 

Dimana pada wilaayah pinggiran umunya masih banyak terdapat lahan pertanian. Jika semakin masifnya pembangunan industri manufaktur dapat berpengaruh terhadap lahan pertanian yang ada, sehingga dapat mengurangi kuantitas dari hasil produksi yang ada. Hal tersebut dapat menggangu dari sebagai sektor andalan menjadi sektor unggulan di bidang pertanian.

Salah satu unggulan dari sektor pertanian di Kabupaten Banyuwangi adalah cabai. Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu sentra produksi cabai terbesar di Jawa Timur. 

Dalam munujang hal tersebut pemerintah membuat program pengembangan untuk sentra tanaman cabai pada enam belas kecamatan pengembangan antara lain Srono, Cluring, Gambiran, Singojuruh, Songgon, Siliragung, Genteng, Sempu, Kalibaru, Wongsorejo, Purwoharjo Cluring, dan lain sebagainya (Wardono (S. Edwards) 2020). 

Dari program tersebut menunjukkan adanya peningkatan pertanian cabai di Banyuwangi sebagai sektor unggulan. Namun beberapa tahun kebelakang terjadi penurunan produksi pada cabai di Banyuwangi. Hal ini di akibatkan dari adanya pengurangan lahan. Pengurangan lahan tersebut dapat terjadi dari beberapa faktor yaitu alih fungsi lahan sebagai perumahan/permukiman dan industri . Jika dilihat berdasarkan sektor unggulan industri manufaktur masuk didalamnya. Sehingga dapat di perkirakan jika industri manufaktur yang menjadi penyebab alih fungsi lahan tersebut. 

Selain dari faktor tersebut terdapat faktor yang mempengaruhi yaitu harga jual cabai yang semakin menurun sehingga  banyak petani yang menunda penanaman dan panen cabai. Harga cabai tersebut berdasarkan dari mekanisme pasar dan kesepakatan bersama bagi petani yang bermitra dengan pedagang dan perusahaan industri pengolahan pangan (Wardono 2020). Dari hal tersebut menunjukkan bahwasanya kurangnya pengaturan harga cabai oleh pemerintah sehingga tidak adanya permainan harga di dalamnya.

Untuk menjadikan sektor unggulan dibutuhkan tinjauan dari dokumen-dokuemn perencanaan yang ada. hal ini dikarenakan dengan melihat dokumen-dokomen tersebut dapat menunjukkan apa yang akan di usung dalam perencanaan kedepannya. Dokumen perencanaan tersebut Dario tingkat provinsi maupun kabupaten. 

Dokumen perncanaan pertama yaitu RTRW Provinsi Jawa Timur berdasarkan dokumen tersebut menunjukkan bahwasannya arah perencanaan kedepannya akan menjadikan rovinsi Jawa Timur dengan berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global. 

Dari dokumen tersebut menunjukkan bahwasanya mendukung adanya peningkatan dalam sektor pertanian. Pada dokumen yang kedua adalah RTRW Kabupaten Banyuwangi. 

Dalam dokumen tersebut banyuwangi akan dikembangkan dalam sentra ekonomi unggulan yang berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata. Pada dokumen perencanaan kedua menunjukkan bahawa sektor pertanian menjadi peran utama selain sektor yang lainnya dalam sektor ekonomi unggulan. 

Pada dokumen ke tiga yaitu RPJMD Kabupaten Banyuwangi. Pada dokumen tersebut pada salah satu misi yang akan di rumuskan dalam menunjang visi yang ada yaitu Membangun Ekonomi Inklusif dan Pemerataan Infrastruktur yang mampu mengungkit produktifitas sektor unggulan dan menguatkan ketahanan lingkungan. 

Dari misi tersebut menunjukkan pemerataan infrastruktur yang bertujuan peningkatan produktifitas dari sektor unggulan yang ada. 

Berdasarkan analisis perekonomian menunjukkan bahwa sektor unggulan pada perekonomian banyuwangi terdapat sektor Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Konstruksi, Jasa Pendidikan, dan Jasa Lainnya. Adanya pemerataan infastruktur bagi industri manufaktur menjadikan berkembang pesatnya industri manufaktur di Kabupaten Banyuwangi. Jika hal tersebut terjadi akan mengurangi kuantitas dari hasil pertanian akibat alih fungsi lahan.

Upaya dalam peningkatan sektor pertanian terutama pada komoditas cabai harus terus ditingkatkan hal ini dikarenakan sesuai dengan visi yang dirancang pada dokumen-dokumen perencanaan menunjukkan adanya Gerakan dalam neningkatkan sektor pertanian. 

Dengan dijadikannya cabai menjadi sektor unggulan dapat menyuplai cabai di seluruh kabupaten di provinsi Jawa Timur. Program yang telah dirancang oleh pemerintah dengan menjadikan enam belas kecamatan sebagai pengembangan untuk sentra tanaman cabai. Namun perlu adanaya eksekusi yang kuat. 

Dalam menunjang hasil produksi secara kualitas dan kuantitas maka diperlukan beberapa inovasi pertanian dan penyediaan infrastruktur yang memadai. Dari hal tersebut akan menjadikan peningkatan perekonomian daerah pada sektor pertanian dan terwujudnya visi dari dokumen-dokumen perencanaan. Sektor pertanian harus terus di perhatikan agar tidak terkalahkan dari sektor lain seperti industri manufaktur.

Sumber Refrensi:

Wardono, Aditya., Indrawati, Y., Qori'ah, C. G., Nasir, M.A. 2020. Institutional Arrangement for Food Price Stabilization and Market Distribution System: Study of Chili Commodity in Banyuwangi Regency. Web Konferensi E3S142, 0506.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun