Mohon tunggu...
Rico Regariyanto Putra
Rico Regariyanto Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kegiatan Urbanisasi pada Kota Surabaya terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

1 November 2022   00:45 Diperbarui: 1 November 2022   00:56 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Peta perubahan tutupan lahan pada Kecamatan Waru dalam Beberapa Periode Sumber: Hasil Analisis 2022

Sehingga masyarakat tersebut memiliki rumah di Sidoarjo dan melakukan pekerjaan di Kota Surabaya. Jika dilihat berdasarkan analisis Gravitasi yang ditujukan untuk mengukur interaksi atau daya tarik menunjukkan hubungan antara Kabupaten Sidoarjo dengan Kota Surabaya memiliki interaksi yang kuat disbanding dengan daerah di sekitar Surabaya lainnya (Lahuddin, 2020). Dari hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara sidoarjo dan Surabaya.

Wilayah peri urban Sidoarjo yang menunjukkan karakteristik kekotaan lebih besar yaitu zona bingkai kota adalah Kecamatan Taman, Waru, Gedangan, Sukodono, Krian, Sidoarjo, Candi, dan Porong. Hal ini ditunjukkan dari presentase penggunaan lahan maupun mata pencaharian non pertanian lebih besar dibandingkan pertanian, kepadatan bangunan tergolong tinggi, serta kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan penduduk yang tergolong tinggi (Hapsari, 2018). 

Dari beberapa wilayah tersebut salah satu wilayah di yang berbatasan langsung dan berdampak dari segi ekonomi oleh Kota Surabaya adalah Kecxamatan Waru. Perkembangan Kecamatan Waru berdasarkan sejarah maupun struktur kota berkembang dengan pesat. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor industri yang berkembang. 

Adanya kawasan industri pada Kota Surabaya terletak di pinggiran kota Surabaya salah satunya Kecamatan Rungkut yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Waru. Pada Kecamatan Rungkut terdapat Kawasan Industri Rungkut (SIER) yang pada deliniasinya masuk Sebagian dari kecamatan Waru tepatnya pada desa Brebek. 

Dari hal tersebut Sebagian kawasan industri yang masuk dalam Kecamatan Waru disebut dengan Kawasn Industri Brebek. Mulai adanya industri tersebut menjadikan perkembangan industri semakin meningkat. Sejalan dari perkembangan industri maka lahan yang diperuntukkan sebagai permukiman juga akan meningkat.Adapun tutupan lahan dari beberapa periode dapat dilihat melalui gambar 1.

Gambar 1. Peta perubahan tutupan lahan pada Kecamatan Waru dalam Beberapa Periode Sumber: Hasil Analisis 2022
Gambar 1. Peta perubahan tutupan lahan pada Kecamatan Waru dalam Beberapa Periode Sumber: Hasil Analisis 2022

Perkembangan yang terjadi pada Kecamatan Waru hingga menyebabkan ketidak teraturan pada pola keruangan. Sehingga pada kecamatan tersebut memiliki karakteristik perkotaan. Hal ini diakibatkan adanya kegiatan masyarakat yang beragam dan tingkat kepadatan yang tinggi. Perkembangan urbanisasi pada kecamatan Waru memusat pada pusat kegiatan yang sedang berkembang. 

Hal ini sesuai dengan penelitihan sebelumnya yang mengatakan kawasan Gerbang Kerto Susila perkembangan urbanisasi cenderung memusat pada kegiatan yang telah berkembang seperti pada teori konsentrik dan konsentrik sektoral (Santoso,2016). Dalam proses keterbangunan atau perluasan area kekotaan yang ada pada kecamatan Waru cenderung munggunakan teori perembetan yang meloncat. 

Analisis pada teori ini didasari pada Kecamatan Waru terdapat dua titik perkembangan yaitu bagian barat karena adanya terminal yang besar yaitu terminal purwabaya dan jalan antar kota. Titik kedua terletak pada tengah wilayah Kecamatan Waru yang berakibat adanya kawasan industri Brebek. 

Selain dari kedua titik tersebut terdapat titik perkembangan baru yaitu wilayah bagian timur Kecamatan Waru hal ini dapat dilihat dari Gambar 1 terkait penggunaan lahan terbangun dari empat periode yang ada pada wilayah bagian timur. pada wilayah tersebut terdapat perubahan lahan sebagai lahan terbagun. Pada periode terbaru yaitu tahun 2022 perkembangan kawasan terbangun pada wilayah bagian timur masih jarang. 

Peristiwa tersebut timbul karena adanya perkembangan yang pesat pada kecamatan Rungkut bagian timur yang berakibat pada wilayah timur Kecamatan Waru. Pada teori perembetan yang meloncat dianggap paling merugikan dalam proses keterbangunan wilayah. Hal ini dikarenakan tidak efisien dalam arti ekonomi. Lahan terbangun akan terpencar dan tumbuh di tengah-tengah lahan pertanian sehingga menyulitkan pemerintah dalam membangun sarana dan prasarana yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun