Setelah alam telah sangat rusak, manusia pun mulai menuai hasil dari perbuatan mereka. Bukit-bukit yang dulu gagah dan kokoh longsor dan menimbun rumah mereka, karena tak ada lagi pohon-pohon besar yang memaku bukit-bukit. Semua jadi korban, tua, muda, kaya, miskin.
Sungai-sungai, tiap kali datang hujan, meluap dan membanjiri kota, karena tak ada lagi pepohonan yang menyerap air-air hujan itu. Rumah-rumah tenggelam, manusia terserang penyakit, hewan-hewan peliharaan mati.
Setelah mengalami bencana yang datang silih berganti, mereka pun sadar bahwa tempat yang mereka tinggali, Indonesia, bukanlah diwariskan kepada mereka. Mereka bertanggungjawab untuk menyediakan tempat yang lebih baik untuk generasi yang akan datang. Cucu-cucu mereka.
Mereka juga telah berutang kepada anak cucu karena telah menyebabkan punahnya beberapa macam binatang yang hanya ada di Indonesia. Sejak itu, mereka mulai memperbaiki hutan yang rusak sedikit demi sedikit. Mereka sadar, bahwa negeri yang indah ini, surga yang jatuh ke bumi ini, dengan segala kekayaannya adalah anugerah dan bukan bencana.
Tak lama setelah hutan ditumbuhi tunas-tunas baru, burung-burung mulai berkicau setiap pagi. Sungai bersih dan jernih, ikan-ikan berenang kesana dan kesini. Dan orang-orang tua, sebelum anak-anak mereka tidur, selalu mengisahkan bahwa dulu pernah hidup si raja rimba yang gagah perkasa dari pulau Jawa dan Bali, ketika hutan masih ada. Agar anak dan cucu mereka kelak senantiasa mengingatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI