Ahhh aku kira aku sedang bermimpi. Beberapa tahun berselang, kehidupanku dan beberapa rekan pemulung dulu berubah drastis. Bukan hanya aku, merekapun sudah mampu memiliki salah satu kebutuhan utama dalam lini kehidupan kita yakni rumah yang layak, anak-anak bisa sekolah dengan nyaman, dan tidak perlu lagi mencari-cari sampah di jalanan. Aksi Pak Karno menjadi contoh bagi para "pemelihara" pemulung. Ia membuktikan bahwa dengan kemauan yang kuat, dukungan dari pemerintah dan swasta, kehidupan pemulung bisa lebih baik dan tujuan utamapun tercapai yakni pengelolaan sampah terpadu dari hulu ke hilir.
Benar saja dugaanku dulu, "Kehadiran pemulung adalah lambang ketidakbecusan pengelolaan sampah."
Pesan Moral
Cerita ini mengajarkan kita bahwa setiap orang berhak mendapatkan kehidupan yang layak. Termasuk hidup tidak tercemar oleh sampah. Dan memang benar pemulung bukanlah sampah masyarakat, tetapi mereka lahir dari tidak adanya pengelolaan sampah yang serius dari pemerintah bahkan swasta, semua hanya memikirkan Lembaga dan organisasinya masing-masing. Dan pemulung ini hanya satu bagian lapisan masyarakat yang "lahir tanpa ibu dan ayah". Begitu juga dengan Pak Ogah makin ke sini kian kesana. Belum lagi tukang parkir yang terkadang tidak bisa membaca atau "buta", sudah jelas ada tulisan di banyak minimarket "Parkir Gratis" tapi pengunjung bisa kena palak atau bahkan kena maki jika tidak mengeluarkan gocek, sudah kita keluarkan pun ternyata mereka punya tarif yang terkadang seenak jidatnya, "motor 2 ribu Pak, mobil 10 ribu".
Kita melalui wakil rakyat harus bisa mengubah paradigma terhadap kondisi sosial yang tidak diharapkan ini. Kita, wakil rakyat apalagi, harus bisa menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang. Utamakan Pendidikan karena lewat Pendidikan kita akan dapat menyingkap pintu-pintu yang sebenarnya bisa kita buka selama kita punya "kuncinya". Kuncinya ini bisa didapatkan di dunia Pendidikan. Dan dunia Pendidikan tidak semata Pendidikan formal atau hanya belajar hal-hal teknis, ada hal-hal softskill juga perlu ditingkatkan termasuk terkait "rasa", "kesadaran yang bertanggung jawab", dan kolaborasi yang adil."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI