Halo teman, dewasa ini isu lingkungan begitu seksi loh, artinya lingkungan sudah semakin kotor dan parah. Bahkan ada banyak peraturan-peraturan mulai dari peraturan desa, peraturan kabupaten, propinsi, bahkan target nasional terkait penanganan pencemaran lingkungan. Lantas apa yang bisa kita lakukan? Apakah kita tinggal diam? Baca terus tips ini hingga habis, jangan di skip-skip. Karena ditulisan ini kita akan mendapatkan tips bagaimana mengubah mindset, pola hidup, yang menganggap limbah itu bau menjadi "Limbah itu EMAS".
Pertama, ijinkan saya memperkenalkan sahabat baru saya, yakni BSF (Black Soldier Fly). BSF yang sering disebut lalat hitam ini tidak membawa penyakit sebagaimana lalat rumah. Lalat hitam ini tidak makan hanya membutuhkan cairan untuk minum. Lalat ini memiliki siklus sempurna seperti siklus kupu-kupu. Lalat hitam dewasa akan bertelur sekitar 2-3 hari setelah kawin, telurnya menetas menjadi larva kecil yang kemudian disebut maggot setelah 2-4 hari, kemudian menjadi pre-pupa pada minggu ke-3, minggu ke-4 menjadi pupa, dan setelah seminggu menjadi pupa akan menetas menjadi lalat hitam kembali.
Setiap siklus dari lalat hitam ini sangat bernilai loh teman. Misalnya saja telur, telur kalau kita cari di onlineshop, paling murah 3.000 rupiah per gramnya. Setelah menetas berusia 2 minggu, maggot ini akan dihargai paling tidak 50.000 rupiah per-kilogramnya. Dan harga pre-pupa dan juga pupanya jauh lebih mahal dari harga maggot. Semua siklus berharga ya ternyata.
Selain itu, ada satu hal yang mencengangkan lagi dan baik untuk teman-teman pegiat pecinta lingkungan yakni posisi tawar lalat hitam di lingkungan sekitar. Fakta yang saya temui, setelah saya budidaya lalat ini, lalat hijau dan lalat lainnya yang suka dengan kotoran hampir sulit saya temukan disekitar penangkaran budidaya BSF. Artinya, dengan adanyanya lalat hitam ini, kita bisa mengusir lalat lain dari sekitar kita.
Nah kalau kita kembali ke judul, teman-teman akan mendapatkan tips mengubah limbah menjadi emas. Di mana tips-nya? Lanjut ya.
Dalam budidaya BSF ini, tidak semua siklus tidak membutuhkan makanan, karena pada siklus larva atau maggot kita justru harus memberikannya makan. Lantas, makanan apa yang harus kita berikan? Yak, benar sekali, limbah. Bisa limbah dapur sisa makanan, masakan, dan limbah organik lainnya. Bisa juga limbah pasar seperti sayuran dan buah sisa atau busuk.
Telur-telur yang sudah menetas kita berikan limbah tadi, saya sarankan setelah melewati pencucian dan pengeringan supaya tidak membawa telur-telur sumber penyakit limbah ini terlebih dahulu dicacah menjadi kecil (atau sebaliknya, dicacah dahulu kemudian dicuci lalu ditiriskan, sesuai selera saja). Kenapa harus dicacah? Supaya limbah ini cepat terurai oleh maggot dan tidak menimbulkan bau busuk apabila berlama-lama tidak terurai. Hindari pemberian limbah basah, karena limbah basah juga akan membuat aroma tidak sedap muncul.
Nah, saya rasa teman-teman sudah bisa menghubungkan antara judul dan isi bukan? Yup. Modal utama kita hanyalah limbah-limbah yang kita jadikan pakan maggot, setelah sudah menjadi maggot dan siklus seterusnya kita bisa jual dan hasil penjualannya ditabung untuk membeli emas. Hehe
Oh iya, manfaat lainnya ada juga loh. Maggot ini memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Jauh lebih tinggi dari tulang ikan. Sehingga sekarang ini banyak yang ingin tahu cara budidaya BSF kepada saya terutama yang memiliki ternak unggas dan perikanan. Maggot bisa menjadi makanan utama unggas dan ikan teman. Sejak 2018 saya sudah membuktikannya.
Selain itu, limbah bekas maggot juga masih bisa dimanfaatkan yakni sebagai pupuk bernutrisi baik untuk tanaman. Biasanya saya menanam sayuran seperti kangkung, sawi, kol, dan palawija lainnya itu hasilnya memuaskan.
Jadi, hanya dengan budidaya lalat hitam kita sudah bisa menghasilkan uang lebih dari satu jenis produk yang akan kita jual bukan? Semoga teman-teman tercerahkan dan terjawab sudah rasa penasarannya. Itu saja tips dari saya semoga pembaca terinspirasi untuk menemukan model usaha kecil-kecilan di rumah untuk mendulang emas berlian, hehe. Tips budidayanya, cara budidaya atau tutorialnya akan saya bagikan di tulisan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H